Bangkitkan Aksi Pemuda Global, UKM English Club UNUSIDA Gelar Seminar Bersama Native Speaker Emory Otto di Kampoeng Sinaoe 1

Bangkitkan Aksi Pemuda Global, UKM English Club UNUSIDA Gelar Seminar Bersama Native Speaker Emory Otto di Kampoeng Sinaoe

Sidoarjo, 16 Juni 2025 — UKM English Club Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menggelar seminar dan sesi berbagi (sharing session) bersama native speaker asal Amerika Serikat, Emory Otto, di Kampoeng Sinaoe, Sidoarjo, pada Senin, 16 Juni 2025. Acara yang bertajuk “The Power of Youth in Creating Changes through Environmental and Literacy Movements in a Global Society” ini menghadirkan perspektif global tentang peran strategis generasi muda dalam menciptakan perubahan melalui gerakan lingkungan dan literasi. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat kemampuan bahasa Inggris mahasiswa sekaligus memperluas wawasan lintas budaya.

Acara berlangsung di lingkungan terbuka Kampoeng Sinaoe yang asri dan edukatif, serta diikuti oleh kurang lebih 20 peserta yang terdiri dari anggota UKM ENGLISH CLUB UNUSIDA, Kegiatan dimulai pukul 08:00 dengan sambutan dari panitia UKM English Club dan tuan rumah Kampoeng Sinaoe. Emory Otto, selaku pemateri utama, menyampaikan materi dalam bahasa Inggris yang interaktif dan diselingi dengan diskusi kelompok serta praktik berbicara langsung dengan peserta. Suasana hangat, santai, namun bermakna menjadi ciri khas sepanjang seminar berlangsung.

Dalam sambutan pembuka, perwakilan Kampoeng Sinaoe, yang akrab disapa Bu Ida, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Ia menekankan pentingnya wadah edukatif seperti ini bagi pemuda di era global. “Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari kegiatan luar biasa ini. Di Kampoeng Sinaoe, kami percaya bahwa perubahan itu dimulai dari lingkungan kecil. Dan ketika anak muda memiliki semangat, literasi, dan kesadaran terhadap lingkungan, maka dampaknya akan luar biasa,” ujarnya. Bu Ida juga menambahkan bahwa kehadiran Emory Otto sebagai volunteer internasional menjadi semangat tersendiri bagi anak-anak binaan Kampoeng Sinaoe dan peserta seminar.

Baca juga:  RAKER 2 ORMAWA UNUSIDA: Perkuat Sinergi, Optimalkan Kinerja Organisasi

Sementara itu, Emory Otto, yang merupakan relawan asal Amerika Serikat, menyampaikan bahwa dirinya sangat terkesan dengan semangat anak muda di Indonesia, khususnya para mahasiswa UNUSIDA yang aktif berdiskusi dan terbuka terhadap isu-isu global. Dalam pemaparannya, Emory menekankan bahwa anak muda saat ini adalah agen perubahan yang punya tanggung jawab sosial, bukan hanya di lingkungan terdekat tetapi juga secara global. “You don’t have to be famous or rich to change the world. You just need to start—start reading, start cleaning your street, start teaching a child to read,” katanya dengan penuh semangat. Ia mengajak peserta untuk tidak takut memulai langkah kecil karena dari situlah dampak besar bisa tercipta.

Lebih lanjut, Emory menjelaskan bahwa gerakan literasi dan pelestarian lingkungan tidak bisa dipisahkan. Literasi membuka pikiran, dan kepedulian lingkungan menjaga masa depan. Menurutnya, pemuda Indonesia memiliki potensi besar karena budaya gotong royong yang kuat bisa menjadi motor perubahan sosial. Dalam sesi tanya jawab, banyak peserta antusias bertanya mengenai pengalaman Emory dalam menjadi relawan lintas negara, serta bagaimana mengatasi tantangan komunikasi lintas budaya. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi para peserta, khususnya mahasiswa yang tergabung dalam UKM English Club. Melalui pertemuan dengan narasumber internasional dan isu-isu aktual, peserta tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka, tetapi juga membangun kesadaran sosial dan lingkungan yang lebih luas.

Ketua UKM English Club, Siti Aulia, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Global Awareness Series yang akan terus digelar. “Kami ingin agar mahasiswa UNUSIDA punya pandangan global, percaya diri berkomunikasi dengan siapa saja, dan tidak tertinggal dalam isu-isu besar seperti lingkungan dan literasi,” ujarnya. Menutup sesi kegiatan, seluruh peserta diminta menuliskan satu komitmen kecil untuk memulai aksi perubahan di lingkungannya masing-masing, seperti memulai klub baca, mengadakan kegiatan daur ulang, atau mengajar anak-anak kurang mampu. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan kepada Emory Otto. Melalui sinergi antara kampus, komunitas, dan relawan internasional, UKM English Club UNUSIDA membuktikan bahwa perubahan tidak harus menunggu. Dari ruang-ruang kecil seperti Kampoeng Sinaoe, semangat besar pemuda Indonesia untuk menjadi bagian dari warga dunia yang  aktif dan peduli mulai digerakkan. Dan dari acara ini, harapannya semakin banyak pemuda yang berani melangkah, melawan ketidakpedulian dengan tindakan nyata—karena dari satu langkah kecil, masa depan bisa berubah.