Kartini Terinspirasi Albaqarah: 257

Kebanyakan kita mengenal RA. Kartini sebagai bagian kaum ningrat Jawa. Menarik untuk menelisik perjuangannya melalui ungkapan “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang merupakan judul buku terjemahan dari buku kumpulan tulisan RA Kartini Door Duisternis Toot Licht  oleh Armin Pane.

Terjemah harfiyah mestinya “Melalui Gelap Menuju Cahaya”. Kata-kata ini memiliki asbabulwurud yang bisa dilacak dari perjalanan intelektual dan spiritual RA Kartini.

Menurut penuturan Bu Nyai Fadlilah Sholeh yang merupakan Cucu dari Kiai Sholeh Darat Semarang, RA. Kartini merupakan murid Kiai Sholeh Darat. Kiai Sholeh Darat sendiri merupakan guru dari Hadlratus Syeikh Hasyim Asyari, KH A. Dahlan dan beberapa ulama nusantara terkemuka.

Diceritakan masa itu agama Islam di lingkup istana hanya diajarkan baca dan hafalan Alquran tanpa pemaknaan. Belanda melarang penerjemahan Alquran. Kuatir umat Islam bangkit.

RA Kartini galau. Ingin mengerti agama, tapi hanya diajari hafalan dan bacaan tanpa makna. Takdir mempertemukan RA Kartini dengan Kyai Sholeh Darat ketika mengisi pengajian di rumah Adipati Demak Pangeran Ario Diningrat, paman RA. Kartini.

Uraian makna surat Alfatihah saat pengajian memukau RA. Kartini. Hasrat tinggi muncul untuk memahami makna surat lainnya. Diantar sang paman, RA. Kartini sowan Kiai dan mohon agar berkenan menerjemahkan Alquran keseluruhan.

Permohonan disanggupi di bawah ancaman larangan Belanda. Kiai Sholeh Darat mulai menulis terjemah Alquran dalam bentuk Pegon (huruf hijaiyah berbunyi Jawa). Jadilah kitab Faidhur Rohman. Kitab terjemah Alquran dalam bahasa jawa pertama di Nusantara.

Kitab ini dihadiahkan Kiai Sholeh Darat kepada RA. Kartini ketika menikah dengan RM. Joyoningrat Bupati Rembang. RA. Kartini sangat bahagia menerima hadiah ini dan mengatakan:

Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tidak mengerti sedikitpun maknanya. Tapi sejak hari ini ia menjadi terang benderang sampai kepada makna tersiratnya. Romo Kiai Sholeh Darat telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya mengerti.

Kitab Faidhurrohman hanya sampai surat ke-14 (Surat Ibrohim). Kiai Sholeh Darat keburu dipanggil Allah SWT. Melalui terjemahan Kiai Sholeh Darat itulah RA. Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya yaitu:

Orang-orang beriman dibimbing Allah dari gelap menuju cahaya (Q.S. Albaqarah : 257)

Dari sinilah ungkapan Door Duisternis Toot Licht muncul.

RA. Kartini banyak belajar dari Kiai Sholeh tentang kungkungan penjajah Belanda hingga muncul sikap minder (inferioritas) dikalangan pribumi. Makin mantap semangat melangkah mengubah tatanan social kaum perempuan dan bangsa secara keseluruhan. Kesadaran melangkah dari inspirasi Alquran hasil didikan Kiai. Itulah ciri seorang Santri Sejati.

Selamat Hari Kartini 2020. Mulialah Perempuan Indonesia. Makmur sejahteralah Bangsa Indonesia. Amin.

Kecerdasan Sosial di Antara Pandemik Covid 19

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo mengeluarkan surat edaran nomor: 087/U9.1/SE/2020 tentang pelaksanaan pembelajaran daring selama masa Pandemic Covid-19. Hal ini dilakukan dalam menyikapi kewajiban pelayanan akademik.

Pelayanan harus tetap berjalan dengan berbagai alternative, dan di sinilah kemudian diperlukan kecerdasan social bagi para akademisi termasuk para dosen. Kecerdasan sosial (intelegensi interpersonal) yaitu orang yang mampu memahami, berinteraksi, dan berhubungan baik dengan orang lain.

Intelegensi interpersonal ini meliputi memahami orang lain, kemampuan sosial, dan keterampilan menjalin hubungan (Alder, 2001). Selanjutnya Albrecht (2006) mengemukakan kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk bergaul dan mengajak orang lain untuk bekerja sama.

Jadi definisi kecerdasan sosial secara teoritis adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau di sekitarnya.

Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi ia mampu memahami siapa dirinya, dimana tempatnya, dan bagaimana posisinya di dalam masyarakat serta mampu hidup dengan harmonis dan selaras dengan lingkungannya.

Artinya kemampuan berinteraksi yang baik dengan tetap melakukan physical distancing di saat pandemic corona ini adalah salah satu dari kecerdasan sosial.

Kecerdasan sosial adalah parameter dari kurikulum di sebuah lembaga itu berjalan baik ataukah belum. Kurikulum mempunyai dua sisi yaitu kurikulum by design dan hiden kurikulum.

Karakter dan kecerdasan sosial banyak terbentuk dari hiden kurikulum. Kurikulum tersembunyi (the hidden curriculum) adalah kurikulum yang tidak direncanakan.

Hilda Taba mengatakan “curriculum is a plan for learning”, yakni aktivitas dan pengalaman harus direncanakan agar menjadi kurikulum. Ada juga yang berpendapat bahwa kurikulum sebenarnya mencakup pengalaman yang direncanakan dan juga yang tidak direncanakan, yang disebut kurikulum tersembunyi.

Pengalaman saat ini  tidak bisa melakukan perkuliahan secara langsung dan digantikkan dengan media daring atau kuliah online. Bagi mahasiswa mempunyai cara tersendiri sebagai reaksi terhadap kurikulum formal. Apakah, kemudian perkuliahan berjalan dengan banyaknya keluhan tentang online ataukah menjadiakan hal ini tantangan yang bukan menjadi penghalang untuk melanjutkan kewajiban sesuai dengan RPS yang disusuaikan.

Sikap-sikap mampu berdaptasi dengan segala situasi inilah bentuk dari kecerdasan sosial yang lahir dari kurikulum baik itu by design maupun hiden. Program studi dengan para dosen Unusida saat ini sedang menyusun kurikulum baru melalui tinjaun kurikulum bersama Badan Penjaminan Mutu UNUSIDA.

Semoga yang sedang disusun dapat menghasilkan kurikulum terbaik untuk mahasiswa dan diharapkan lulusanya memiliki kecerdasan sosial sebagai bekal para mahasiswa untuk bisa bersaing dan sukses dalam kehidupanya.

Hadirnya Kreativitas dalam E-Learning di Tengah Badai Covid 19.

Timbulnya kreativitas dan inovasi guru dan dosen dalam pendidikan umumnya disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Guru dan dosen yang kreatif menyadari bahwa kreativitas merupakan hal yang universal karena semua kegiatan ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Gurudandosen adalah seorang kreator dan motivator yang berada dalam pusat proses pendidikan. Kreativitas guru dan dosen menunjukkan bahwa apa yang dikerjakan oleh guru dan dosen sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya. Dan apa yang dikerjakan guru dan dosen di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

Guru dan dosen dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Hal tersebut akhir-akhir ini menjadi sangat menarik dalam pembelajaran daring di tengah badai Covid 19.

 Ada sisi-sisi lain yang menarik untuk diamati selama pandemic Covid 19 ini. Ada kekacauan, kelucuan, kegelisahan, keribetan, dan berbagai situasi lainnya yang sebelumnya mungkin tidak terbayangkan. Dan itu dialami oleh para pelaku pembelajaran, baik oleh siswa, guru, dosen dan mahasiswa. Dalam kondisi yang serba terbatas ini, ada sisi-sisi positif yang muncul, yaitu sebuah kreativitas baik bagi guru dan dosen maupun oleh siswa dan mahasiswa.

Guru dan dosen berusaha keras berkreasi supaya materi pembelajaran dan tugas-tugas untuk peningkatan kompetensi siswa dan mahasiswa tetap dapat diperoleh. Desain pembelajaran dibuat menjadi lebih menarik, lebih mudah dipahami, mudah diakses dan mudah untuk membantu siswa dan mahasiswa belajar.

Sementara dari sisi siswa dan mahasiswa, mereka berusaha untuk mengakses pembelajaran, bahan ajar, juga tugas-tugas yang harus dikerjakan. Mereka juga berusaha menunjukan bahwa mereka telah belajar dan memperoleh kemajuan yang harus ditunjukkan kepada guru dan dosen mereka. Kedua belah pihak saling mencoba menampilkan peran masing-masing dengan baik, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan tetap menghasilkan kemajuan dalam pemahaman akan pelajaran yang sedang digeluti.

Hubungan personal dalam kondisi darurat ini, ternyata telah menghasilkan hubungan personal yang baik antara guru dan dosen dengan para siswa dan mahasiswa. Sepintas terlihat dan dirasakan komunikasi yang terjadi makin intim secara personal. Bila komunikasi ini tidak berjalan baik, maka siswa atau mahasiswa takut tertinggal dalam pelajaran. Atau guru dan dosen tidak dapat memantau perkembangan siswa dan mahasiswanya. Dalam kondisi normal, mungkin relasi personal ini bagi sebagian orang menjadi barang langka atau mewah sehingga tidak mudah diperoleh. Mudah-mudahan pengamatan ini benar, bahwa pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemic Covid 19 ini telah menghasilkan hubungan yang erat antara guru dan murid.

Demikian juga keterlibatan orangtua memantau putera dan puterinya dalam belajar secara online, ternyata juga makin erat. Sebagian orangtua yang bekerjaan dari rumah (Work from Home) telah bergabung dengan anak-anak mereka yang sedang belajar. Hal ini  terutama orangtua yang masih memiliki anak yang sekolah di pendidikan dasar. Orangtua telah mengambil bagian menjadi perantara guru dan murid untuk belajar. Di antara tugas-tugas yang diberikan guru melalui grup orangtua kemudian disampaikan kepada putera dan puteri mereka. Orangtua tidak hanya membantu tetapi juga memantau anak-anak belajar di rumah. Selanjutnya orangtua membantu menyampaikan tugas yang telah dikerjakan kepada gurunya. Hubungan yang sangat dekat dan saling memberikan perhatian ini sangat penting bagi perkembangan anak-anak mereka. Hal yang sangat positif adalah sebagian orangtua lebih giat belajar dan mengerjakan tugas sekolah daripada anaknya sendiri.

            Hal ini dapat dipahami dan sangat manusiawi karena orangtua tidak ingin anaknya mendapat nilai kurang baik. Guru dan dosen berusaha keras mengubah materi pembelajaran menjadi berbagai bentuk tampilan yang menarik. Tidak hanya tampilan umum berupa pemberikan hand out, diktat atau modul pembelajaran kepada siswa dan mahasiswa. Tetapi banyak juga diantaranya yang mengubah menjadi berbagai bentuk yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa dan mahasiswa. Misalnya dalam bentuk video tutorial yang dikirimkan melalui berbagai media seperti WA Group, Line Group, email, Youtube, Zoom, dan lainnya.

            Semoga ke depan hubungan personal yang terjalin selama kondisi darurat ini terus berlanjut, dengan menghasilkan hubungan personal yang baik antara guru dan dosen dengan para siswa dan mahasiswa. Demikian juga hubungan personal antara orangtua dan anak, antara orangtua dan guru juga terjalin dengan baik.

*) Pembina Komunitas GBL to SGM2

Corona dan Anadofatum minal Iman

Mesti penularannya sangat cepat dan mudah tersebar, kedatangan wabah Covid-19 atau yang familiar dikenal dengan virus Corona ke Indonesia mendapat tantangan budaya lokal yang ada di Indonesia.

Pasalnya, segala pantangan terkait penyebaran wabah itu ada di Indonesia. Di antaranya bersalaman yang bahkan cium tangan, kumpul-kumpul, dan mengusap wajah.

Jika mengaca pada budaya santri, cium tangannya lebih extreme karena harus mencium tangan kiai bolak-balik. Kumpul-kumpul pun sepertinya akan sulit dicegah karena Indonesia memiliki kebiasaan sukuran, selamatan, kenduri, ruwatan, dan lain-lain. Mengusap tangan pun, setiap selesai berdoa – bagi yang muslim – selalu dilakukan.

Ketika hajatnya terkabul, tak jarang sodara-sodara kita yang muslim juga mengucap hamdalah sambil mengusap wajah.
Hari ini, virus asing itu hadir dan ingin merusak semua kultur yang ada di Indonesia.

Semangat nasionalisme pun muncul dari masyarakat. Artinya, bangsa kita tak mau lagi berlama-lama dijajah lagi oleh pihak asing, baik berupa manusia ataupun virus.

Pilihannya, Indonesia harus bisa mengusir atau membunuh virus tersebut. Namun, dilakukan secara ilmiah, terukur, dan sesuai hasil uji coba dan penelitian.

Secara agamis, cara pencegahan penyebaran virus itu sudah tertuang. Bahkan, dalam Islam sudah jelas dan tegas harus selalu jaga kebersihan. Letak kebersihan pun prosentasenya adalah 50% dari keimanan.

Peristiwa Covid 19 kali ini seolah mengingatkan kita sedikit lebih tegas terkait menjaga kebersihan. Terutama, kebersihan untuk menjaga orang lain dari diri kita yang belum bersih. Artinya, kebersihan yang kita jaga bukan hanya untuk diri kita, tapi juga orang lain terutama keluarga.

Kembali lagi ke budaya, jika tidak ada vaksin, maka dikhawatirkan sedikit demi sedikit tapi pasti budaya salaman dan mencium tangan sebagai rasa hormat akan berkurang. Pilihannya tak bersalaman karena takut atau tetap bersalaman karena ingin mendapatkan berkah.

Jika di pondok pesantren salaf, saya pastikan para santri akan memilih tetap bersalaman, terutama ke para kiai atau guru ngajinya. Mereka lebih memilih mendapatkan berkah dengan bersalaman karena selain rasa hormat juga ada fadilah doa yang didapatkan.

Urusan Corona, sepertinya hanya bagian dari takdir yang pastinya diterima setiap manusia. Namun, tetap ada usaha untuk menjaga kebersihan karena menjaga kebersihan adalah sebagian dari Iman.
Kehadiran Corona juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga diri dan lingkungan supaya bersih, terlebih juga indah. Karena Allah suka sesuatu yang bersih dan indah.

Kehadiran virus itu sebaiknya tak dianggap sebagai musibah atau azab yang berdampak pada anggapan dikuranginya sifat belas kasih Tuhan kepada manusia.

Lebih bijaksananya, kehadiran Covid 19 adalah sebuah pengingat bahwa sebagai umat manusia, terutama muslim lebih kuat lagi menjadikan ana dlofatum minal iman sebagai prinsip hidup yang kuat.

Selain itu, lebih menghargai makhluk Allah lainnya. Lebih tepatnya mengenai halal dan haram untuk dikonsumsi atau cukup dihargai keberadaannya karena bagian dari siklus alam.

Berbagai kejadian alam, yang dikatakan sebagai musibah sebenarnya memiliki hukum kausal. Artinya, alam memiliki kemampuan menyeimbangkan dirinya jika sudah rusak, atau dirusak.

Kembali lagi, budaya bersih jadi solusi bukan hanya mengatasi Corona. Tetapi juga segala sesuatu yang kotor yang pasti dibenci Tuhan.

Lockdown, social distancing, dan pembatasan sosial berskala besar hanya beberapa buah ikhtiar, jangan sampai mengalahkan ikhtiar berbudaya bersih.

Penulis adalah Direktur Unusida Press Universitas NU Sidoarjo

oleh A. A. Fahmi

Forum Wartawan Sidoarjo Bekali Mahasiswa Unusida Kemampuan Jurnalistik

Forum Wartawan Sidoarjo Bekali Mahasiswa Unusida Kemampuan Jurnalistik

M. Taufiq saat menyampaikan materi.

Memperingati Hari Pers Nasional 2020, jurnalis Sidoarjo, Jawa Timur yang tergabung dalam Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas), membekali puluhan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) ilmu jurnalistik.

Kegiatan yang dipusatkan di aula SMK Plus NU Sidoarjo pada Ahad (9/2) tersebut, diikuti puluhan peserta. Dua anggota Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) yakni Muhammad Taufik dari Harian Surya dan Satria Nugraha fotografer jurnalistik, membekali mahasiswa Unusida tentang cara mengumpulkan data. Kemudian membuat judul, lead berita hingga menulis berita dengan baik, benar, dan sesuai fakta yang ada di lapangan.

Mahasiswa juga dibekali cara pengambilan gambar atau foto yang bagus dan mendapatkan angle atau sudut pandang yang cantik. Karena foto itu fungsinya menggambarkan tentang berita, serta bermedia sosial dengan bijak.

Ketua Forwas Eko Yudho mengatakan, pihaknya bersama anggota Forwas sengaja memberikan ilmu jurnalistik kepada mahasiswa Unusida karena maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial belakangan ini.

Diharapkan, mahasiswa mampu membuat berita dan menerangi jagat maya dengan berita yang benar dan sesuai dengan fakta.  “Bermedia sosial yang bijak tentu akan terhindar dari hukum. Karena berita atau informasi yang beredar di media sosial rentan dengan hukum. Oleh sebab itu kami berikan pemahaman kalau profesi wartawan dilingdungi undang-undang pers, sementara bermedia sosial tidak dilindungi oleh undang-undang. Maka, gunakanlah media sosial dengan baik,” kata Eko yang juga jurnalis SCTV/ Indosiar itu.

Sementara Ketua BEM Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Unusida, Tita Lailatun Nisa mengaku belum pernah diadakan pelatihan. Usai pelatihan jurnalistik ini, pihaknya berharap ke depan mahasiswa mampu menulis berita dan bisa memberitakan setiap kegiatan yang ada di kampus.

“Pelatihan jurnalistik ini tidak kali ini saja, ke depan kami akan rutin mengadakannya. Karena pada akhir semester nanti Filkom akan membuat majalah. Dan bertepatan Hari Pers Nasional ini, kami sengaja melakukan deklarasi Interkom,” kata Tita.

Dari pantauan NU Online, puluhan mahasiswa yang mengikuti pelatihan sangat antusias. Bahkan mereka melontarkan beberapa pertanyaan kepada pemateri tentang tugas dan fungsi wartawan. Juga cara membuat judul, lead berita dengan baik dan cepat serta bagaimana menjadi jurnalis pemula.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/116515/forum-wartawan-sidoarjo-bekali-mahasiswa-unusida-kemampuan-jurnalistik

Unusida Berhasil Raih Puluhan Program Hibah

Unusida Berhasil Raih Puluhan Program Hibah Kemenristekdikti

Rektor Unusida Dr. Fatkul Anam, M.Si saat menyerahkan laporan masa khitmat periode pertama.

Sejumlah prestasi membanggakan ditorehkan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo atau Unusida, Jawa Timur. Penerimaan mahasiswa baru dari tahun ke tahun juga menunjukkan jumlah yang terus meningkat.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Rektor Unusida masa khidmah 2014 hingga 2019, H. Fatkhul Anam. Laporan diserahkan seiring dengan berakhirnya jabatan pada 31 Desember 2019.

Kinerja disampaikan kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Muslimat NU, dan Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Unusida. Penyerahan laporan tersebut secara langsung diterima oleh Ketua PCNU Sidoarjo KH Maskhun, Ketua PC Muslimat NU Sidoarjo Hj Ainun Jariyah, dan Ketua BPPT Unusida H Arly Fauzi.

Acara berlangsung di kediaman Rais PCNU Sidoarjo KH Ahmad Rofiq Siraj pada Selasa (31/12). Usai menyerahkan laporan Fatkul Anam menyampaikan terima kasih kepada civitas Unusida dan semua pihak atas dukungannya selama menjabat sabagai rektor.

Sejumlah prestasi membanggakan ditorehkan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo atau Unusida, Jawa Timur. Penerimaan mahasiswa baru dari tahun ke tahun juga menunjukkan jumlah yang terus meningkat.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/115114/unusida-berhasil-raih-puluhan-program-hibah-kemenristekdikti

Unusida Targetkan Jadi Kampus Kebanggaan Jelang 1 Abad NU

Unusida Targetkan Jadi Kampus Kebanggaan Jelang 1 Abad NU Perbaikan dan peningkatan kualitas layanan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) diharapkan menjadi tumpuan dalam penjaringan mahasiswa baru tahun depan.

Pasalnya, pihak pemilik yakni Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo berharap Unusida tidak hanya sebagai pusat kajian dan penelitian, tetapi juga pusat pergerakan Islam Ahlussunah wal Jamaah. Minimal perbaikan dan pengembangan pengelolaan aset-aset yang dimiliki NU. Terutama menyongsong 1 abad NU pada 2026 mendatang.

“Saat ini pun Unusida bersama perguruan tinggi NU lainnya juga harus siap menghadapi revolusi industri 4.0. Terutama santri milenial yang tidak hanya memiliki akhlak tetapi juga berbekal penguasaan teknologi,” kata ketua panitia wisuda Ali Maskuri di sela-sela acara Wisuda ke-2 Unusida yang dilaksanakan di Hotel Utami Sidoarjo, Sabtu (21/12).

Menurutnya, kepercayaan masyarakat kepada Unusida mulai tampak dengan bertambahnya mahasiswa baru setiap tahun. Terutama para santri pondok pesantren. Mahasiswa dari luar kota Sidoarjo pun mulai berdatangan mendaftarkan diri menjadi mahasiswa Unusida. Angkatan 2019 ini tercatat ada yang berasal dari Riau.

“Jumlah itu menunjukkan adanya peningkatan jumlah mahasiswa angkatan pertama dan kedua. Mulai tahun ini tidak hanya kualitas pelayanan kampus yang digenjot, tetapi juga penataan prestasi mahasiswa,” tegas Ali.

Hampir semua mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi diwajibkan mengikuti program kreatifitas mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Ristekdikti. Tahun ini pula Program Hibah Bina Desa (PHBD) Ristekdikti didapatkan Unusida untuk ke-2 kalinya.

Lebih lanjut Ali menyatakan, wisuda ke-2 Unusida tahun ini meluluskan 169 mahasiswa. Jumlah tersebut terdiri dari mahasiswa angkatan 2015 dan beberapa mahasiswa angkatan 2014.

Sementara Rektor Unusida, Fatkul Anam pun mengklaim bahwa akan selalu ada penambahan jumlah wisudawan setiap tahun. Hal itu sesuai dengan target penerimaan mahasiswa baru yang terus mengalami peningkatan.

“Wisuda pertama 99 orang, hari ini 169, tahun depan targetnya kurang lebih 300 mahasiswa yang diwisuda,” jelas Fatkul Anam usai pelaksanaan wisuda.

Peningkatan jumlah itu seiring dengan peningkatan kualitas layanan kampus. Terbukti dengan predikat terbaik ke-8 dari 251 perguruan tinggi NU se-Indonesia dalam melaksanakan sistem penjaminan mutu internal.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/114779/unusida-targetkan-jadi-kampus-kebanggaan-jelang-1-abad-nu-

Anak Muda Harus Hadir sebagai Penentu Kebijakan Ekonomi

Anak Muda Harus Hadir sebagai Penentu Kebijakan EkonomiFakultas Ekonomi (FE) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Jawa Timur menutup kegiatan tahunan dengan menggelar seminar bertajuk ‘Ekonomi Outlook dan Pembentukan Karakter Generasi Milenial’. Acara diikuti seluruh mahasiswa ekonomi dan fakultas lain di kampus setempat.

Dekan FE Unusida, Zulifah Chikmawati mengatakan bahwa seminar yang digelar sangat penting sebagai refleksi atas sejumlah peristiwa dan dinamika yang melingkupi tahun ini. Juga tentu saja memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam membincang ekonomi yang ada.   “Seminar ini untuk merefleksikan berbagai macam hal yang terjadi di tahun lalu, serta sebagai tambahan wawasan bagi mahasiswa untuk menyongsong tahun depan,” katanya, Rabu (18/12).

Tidak berhenti sampai di situ, diharapkan dengan belajar dinamika yang melingkupi perjalanan dalam setahun terakhir, peserta khususnya mahasiswa bisa memberikan proyeksi bagi perkembangan ekonomi di tahun berikutnya.

“Seminar akhir tahun sebagai media evaluasi sekaligus mempersiapkan bagaimana mahasiswa memproyeksikan perkembangan ekonomi tahun depan,” kata Zulifah di Fave Hotel Sidoarjo, lokasi seminar.

Dirinya sangat berharap mahasiswa ekonomi memiliki kepekaan lebih dalam melihat peluang berdasarkan analisa dan data yang ada.   “Seminar juga membahas berbagai macam peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Hal itu dapat dibuktikan dengan bermunculannya jutawan-jutawan muda di era ini,” jelasnya.

Sementara Ketua Asosiasi Dosen Kewirausahaan, M Khoirul Anwarodin yang juga menjadi narasumber menyatakan bahwa ada perubahan karakter orang kaya zaman dulu dengan sekarang.

“Kalau dulu orang kaya identik tua, perut gendut, dan botak. Tapi sekarang banyak orang kaya di usia muda,” kata Khoirul.

Pergeseran itu disebabkan oleh perkembangan teknologi yang memberikan peluang bagi siapapun tanpa ada batasan usia, ruang, dan waktu.    “Sehingga, membuka peluang bagi mereka yang aktif dan kreatif,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, narasumber berikutnya, Hj Anik Maslachah menekankan kepada mahasiswa yang hadir untuk membuang kebiasaan bahwa usia muda cenderung lebih senang jalan-jalan daripada menabung.

Dalam pandangan anggota DPRD Jawa Timur ini, generasi muda harusnya juga bisa memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menghasilkan keuntungan, bukan semata menghabiskan uang.

“Usia muda juga lebih berani dalam mengambil tindakan, dan keberanian itu bisa menjadi modal dalam menentukan masa depan. Juga tidak hanya menjadi pelaku usaha, tetapi pemegang kebijakan ekonomi di masa depan,” pungkasnya.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/114704/anak-muda-harus-hadir-sebagai-penentu-kebijakan-ekonomi

https://www.nu.or.id/post/read/111938/fakultas-ekonomi-unusida-jalin-kerja-sama-dengan-sejumlah-sekolah

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi dan pendidikan sekolah menengah atas, Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Jawa Timur menjalin kerja sama dengan 6 sekolah di Sidoarjo.   Ke-6 sekolah itu yakni SMA Islam Alamin Sukodono, SMA Islam Sidoarjo, SMA Islam Assakinah Sidoarjo, SMA Jati Agung Taman, SMA Nurul Huda Porong, dan SMA Mutiara Bunda Sidoarjo.   Dekan FE Unusida, Zulifah Chikmawati berharap kerja sama itu mengasilkan sesuatu yang positif bagi kedua belah pihak. Kampus diuntungkan dengan bertambahnya jumlah mahasiswa dari sekolah tersebut, sedangkan sekolah mendapatkan binaan dari kampus untuk peningkatan kualitas pendidikan.    “Dari kerja sama ini dosen bisa melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat di sekolah. Sekolah pun bisa memanfaatkan beasiswa pendidikan tinggi di Unusida,” kata Zulifah di Balai Diklat LP Ma’arif NU Sidoarjo, Selasa (8/10).   Ia pun berencana untuk menambah jalinan kerja sama lagi dengan sekolah-sekolah lain tahun ini.    “Pasalnya, target FE Unusida adalah membantu pemerataan kualitas pendidikan bagi lembaga pendidikan sekolah dan anak-anak,” jelasnya.   Dalam kerja sama awal itu juga disampaikan kiat-kiat peningkatan layanan pendidikan di sekolah oleh Rektor Unusida Fatkul Anam. Ia memberikan materi tentang peningkatan kualitas guru di era milenial dan sistem informasi tanpa batas.   Ia memotivasi beberapa sekolah itu yang di antaranya ada sekolah baru.   “Meskipun sekolah baru, jangan minder. Karena Unusida juga kampus baru di Sidoarjo,” tegas Fatkul Anam.   Karena saat ini Unusida sudah menjadi salah satu kampus percontohan di NU. Ada ratusan kampus NU di Indonesia, dan Unusida menduduki peringkat 8 dalam pelayanan pendidikan.    Tidak hanya FE Unusida, lanjut rektor, setiap fakultas akan diinstruksikan untuk membantu sekolah-sekolah jika dibutuhkan. Namun, sesuai dengan kompetensi jurusan.    Bukan hanya sekolah, pengabdian kampus juga berlaku untuk pendidikan tinggi santri-santri pondok pesantren. Alasannya, santri milenial harus memiliki kemampuan selain ilmu agama.    Fatkul juga menyampaikan bahwa perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perilaku guru dan anak.    “Zaman dulu semua ilmu berpusat pada guru. Sekarang tak menutup kemungkinan anak lebih pintar dari guru, jika guru tidak kreatif,” tandasnya.    Hal itulah yang mewajibkan guru terus memperbarui keilmuannya, terutama membuat inovasi dan kreasi serta memanfaatkan teknologi secara tepat.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/111938/fakultas-ekonomi-unusida-jalin-kerja-sama-dengan-sejumlah-sekolah

Wakil Bupati Sidoarjo Semangati Mahasiswa Baru Unusida

Wakil Bupati Sidoarjo Semangati Mahasiswa Baru Unusida 

Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin saat memberikan sambutan.

Wakil Bupati Sidoarjo, Jawa Timur, H Nur Ahmad Syaifuddin secara resmi membuka Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2019 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Selasa (3/9).

Kegiatan dipusatkan di gedung Rahmatul Ummah. Pada kegiatan yang mengambil tema Rekonstruksi Karakter di Era Revolusi Industri 5.0 Civil Society tersebut, wakil bupati menyampaikan kepada mahasiswa baru bahwasannya segala sesuatu yang baik harus diawali dengan optimis dan semangat.

Cak Nur, sapaan wakil bupati turut mengapresiasi keberadaan Unusida. Walaupun baru berusia lima tahun sudah mengalami banyak perubahan, termasuk sudah banyak menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. “Dengan hasil yang luar biasa tersebut berarti kepercayaan masyarakat kepada kampus ini sudah semakin meningkat,” katanya.

Dirinya juga juga mengimbau agar menjaga amanat yang telah dipercayakan oleh masyarakat itu dengan baik dan bertanggungjawab.  Salah satunya adalah dengan mengelola lembaga sebaik mungkin. “Ini tantangan bagi pengelola pendidikan di lingkungan warga NU untuk dikelola dengan menejemen yang baik pula agar masyarakat umumnya dan warga NU khususnya tidak mencari pendidikan lain,” ungkapnya.

Kepada 561 mahasiswa, dirinya mengemukkaan bahwa kuliah di Unusida adalah pilihan tepat. “Yakinkan diri kalian dan keluarga bahwa kalian memilih di tempat yang terbaik dan berada pada pilihan tepat yang akan mengantarkan kepada hidup yang lebih baik,” tegasnya.

Namun demikian, Cak Nur turut mengingatkan bahwa saat ini tengah berada di zaman yang perubahannya demikian cepat serta sarat kompetisi. “Sekarang harus bersaing dan berlomba untuk bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita bisa menjadi yang terbaik,” tandasnya.

Selain membuka secara resmi kegiatan PKKMB 2019, dengan didampingi Komandan Kodim 0816 dan Rektor Unusida, wakil bupati juga memberikan penghargaan atas prestasi yang telah diraih mahasiswa. Di antara mereka Qomarul Alam, peraih medali perak pada kejuaraan pencak silat di Bali, Heriyanto meraih juara pertama kejuaraan pencak silat internasional di Bali. Juga Andre Septianto dan Mega Firdaus yang mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri.

Prestasi yang tidak kalah membanggakan atas keberhasilan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Unusida sebagai penerima bantuan program hibah bina desa 2019 dari Kemenristekdikti dengan judul Sistem Manajemen Sampah dengan Menggunakan Senerator Pintar (Simata) di Desa Ketegan Kecamatan Tanggulangin.

Rektor Unusida, Fatkul Anam menyampaikan dengan masa pengenalan kampus ini nantinya mahasiswa akan diberikan materi yang terkait dengan radikalisme serta bahaya narkoba dengan menggandeng Polresta dan Kodim 0816 Sidoarjo. “Karena sejak awal, kami ingin memfilter mahasiswa menindaklanjuti dengan pembudayaan kultur Aswaja dalam mata kuliah yang akan diajarkan dalam tiap semester,” katanya.

Di akhir sambutan, rektor juga mengingatkan mahasiswa baru bahwa selama perkuliahan berlangsung anntinya juga akan lebih ditanamkan wawasan keislaman yang dibalut kebangsaan. “Kecintaan pada tanah air dan kecintaan pada NKRI itu yang akan kami tumbuhkan pada setiap diri Mahasiswa,” pungkasnya.

Sebanyak 561 mahasiswa baru mengikuti PKKMB yang akan berlangsung selama tiga hari ke depan mulai Selasa hingga Kamis (3-5/9).

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/110570/wakil-bupati-sidoarjo-semangati-mahasiswa-baru-unusida-