Ilustrasi Hardiknas 2025

Refleksi Hardiknas 2025, Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 kembali menjadi momen refleksi penting bagi seluruh elemen bangsa. Mengusung tema ‘Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua’, Hardiknas tahun ini mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berkeadilan. Pendidikan tidak bisa hanya menjadi urusan pemerintah atau lembaga pendidikan, melainkan tanggung jawab bersama seluruh rakyat Indonesia.

Partisipasi semesta berarti keterlibatan aktif dari berbagai pihak, guru, orang tua, siswa, masyarakat, dunia usaha, hingga pemerintah daerah dan pusat. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, dunia pendidikan dituntut untuk mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara karakter. Hal ini hanya bisa terwujud jika semua elemen bersinergi dan berkontribusi dalam proses pendidikan.

Di lingkungan keluarga, peran orang tua sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai dasar seperti kejujuran, tanggung jawab, dan semangat belajar. Pendidikan karakter yang kuat tidak bisa hanya dibebankan kepada guru. Keluarga adalah fondasi pertama, tempat di mana anak-anak mengenal makna belajar, kerja keras, dan empati. Ketika rumah dan sekolah berjalan seiring, kualitas pendidikan anak akan meningkat secara signifikan.

Sekolah pun harus membuka diri terhadap kolaborasi dengan berbagai pihak. Dunia usaha, organisasi masyarakat, dan komunitas lokal dapat memberikan dukungan melalui pelatihan, program magang, atau pengayaan pembelajaran berbasis proyek. Keterlibatan ini penting agar pendidikan tidak terputus dari realitas sosial dan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang relevan, kontekstual, dan aplikatif.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, memegang tanggung jawab besar dalam memastikan pemerataan akses pendidikan. Masih terdapat ketimpangan yang signifikan antar wilayah, baik dari segi infrastruktur, kualitas tenaga pendidik, maupun fasilitas belajar. Oleh karena itu, kebijakan afirmatif harus terus diperkuat untuk mendukung anak-anak dari daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan kelompok rentan agar mendapatkan layanan pendidikan yang setara.

Baca juga:  Selamat Hari Santri dan Mahasantri

Selain akses, kualitas juga harus menjadi fokus utama. Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu membentuk pelajar yang kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam konteks ini, partisipasi semesta juga berarti membuka ruang dialog dan evaluasi bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Proses pendidikan harus terus dievaluasi agar mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, termasuk perkembangan teknologi dan kebutuhan keterampilan abad ke-21.

Secara umum, pendidikan Indonesia menghadapi tantangan mendesak berupa kesenjangan akses dan kualitas antarwilayah, rendahnya kompetensi guru, serta kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan zaman. Di daerah terpencil, fasilitas pendidikan masih terbatas dan kualitas pengajaran belum memadai. Banyak guru belum menguasai metode pembelajaran inovatif dan teknologi digital. Sementara itu, kurikulum belum sepenuhnya membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi digital. Permasalahan ini menuntut kolaborasi semua pihak untuk mendorong transformasi pendidikan yang merata dan bermutu demi mencetak generasi unggul yang mampu bersaing secara global.

Hardiknas 2025 menjadi pengingat bagi kita bahwa membangun pendidikan adalah kerja bersama. Setiap elemen memiliki peran penting yang saling melengkapi. Ketika guru berdedikasi, orang tua peduli, pemerintah hadir, dan masyarakat terlibat, maka sistem pendidikan Indonesia akan semakin kokoh. Mari wujudkan pendidikan bermutu untuk semua, demi masa depan Indonesia yang lebih adil, cerdas, dan berdaya saing global.

 

*) Ditulis oleh: Dr. H. Fatkul Anam, M.Si (Rektor UNUSIDA)