Posts

Harlah ke-11 Unusida Diberkahi: JPZIS LAZISNU UNUSIDA Santuni 11 Anak Yatim sebagai Wujud Cinta dan Kepedulian 1

Harlah ke-11 Unusida Diberkahi: JPZIS LAZISNU UNUSIDA Santuni 11 Anak Yatim sebagai Wujud Cinta dan Kepedulian

Sidoarjo, 4 Juli 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-11 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), JPZIS LAZISNU UNUSIDA menggelar kegiatan santunan untuk 11 anak yatim, sebagai simbol rasa syukur dan bentuk kepedulian sosial. Acara dilaksanakan di lingkungan kampus utama UNUSIDA dan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan harlah yang penuh makna spiritual dan nilai kemanusiaan. Kegiatan ini melibatkan anak-anak yatim di lingkungan kampus, dari mahasiswa, tendik, dosen, saudara kandung mahasiswa, anak kandung tendik dan dosen. Mereka menerima santunan berupa uang tunai, paket kebutuhan pokok, serta perlengkapan sekolah. Momentum ini menjadi pengingat bahwa semangat berbagi harus terus dijaga sebagai bagian dari nilai dasar yang diusung oleh kampus Nahdliyin seperti UNUSIDA.

Acara santunan dilaksanakan setelah Salat Dhuha berjamaah dan dibuka secara resmi oleh perwakilan Rektorat serta pengurus JPZIS LAZISNU UNUSIDA. Suasana haru dan kebersamaan begitu terasa, apalagi ketika para anak yatim menerima santunan sambil didoakan secara khusus oleh para hadirin. Ketua JPZIS LAZISNU UNUSIDA, Moch. Fabet Ali Taufan, S.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bermakna seremonial, tetapi merupakan bentuk konkret kontribusi kampus dalam membangun nilai-nilai sosial keagamaan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kegiatan santunan ini adalah bagian dari syiar dan dakwah sosial. Kami ingin menunjukkan bahwa Unusida hadir tidak hanya untuk mencetak intelektual, tapi juga insan yang peduli dan berempati. Apalagi dalam momentum Harlah ke-11 ini, kita ingin memaknai usia dengan kontribusi nyata untuk sesama,” tutur Fabet saat memberikan sambutan.

Menurut Fabet, angka 11 bukan hanya menandai usia kampus, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan komitmen terhadap kegiatan sosial. Ia menyebut bahwa dana santunan ini dihimpun dari para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan juga masyarakat umum yang menjadi donatur tetap JPZIS LAZISNU UNUSIDA.

“Alhamdulillah, donasi terus mengalir. Ini bukti bahwa semangat gotong royong masih kuat di lingkungan kita. Kami berkomitmen untuk terus menjaga transparansi dan kepercayaan para donatur agar kegiatan sosial seperti ini bisa terus berlangsung secara rutin, tidak hanya saat harlah,” tambahnya.

Kegiatan santunan anak yatim ini diharapkan membawa tiga dampak utama. Pertama, membentuk karakter civitas akademika Unusida agar lebih peduli terhadap lingkungan sosial. Kedua, memperkuat hubungan kampus dengan masyarakat sekitar. Ketiga, menjadikan kampus sebagai pusat filantropi yang berdampak nyata di tengah-tengah masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat belajar bahwa pendidikan tidak hanya soal nilai akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan moral. Kegiatan sosial seperti ini menjadi bagian dari pendidikan nonformal yang mendukung visi UNUSIDA sebagai kampus unggul dalam ilmu, iman, dan amal.

“Kami ingin mahasiswa terlibat, melihat langsung, dan merasakan makna berbagi. Sebab ketika kita berbagi, sejatinya kita sedang mendidik hati. Ini nilai besar yang kami bawa melalui JPZIS,” ujar Fabet. Dia berharap JPZIS LAZISNU UNUSIDA ke depan dapat memperluas jangkauan penerima manfaat—tidak hanya anak yatim, tetapi juga dhuafa, pelajar tidak mampu, dan kegiatan tanggap bencana berbasis kampus. Dukungan dari berbagai pihak menjadi energi utama dalam mewujudkan cita-cita ini.

Acara santunan ini ditutup dengan pembacaan doa bersama dan ramah tamah. Raut wajah bahagia tampak dari anak-anak yatim yang hadir, dan hal itu menjadi pemandangan yang paling mengharukan dari seluruh rangkaian kegiatan hari itu. Para dosen, staf, dan mahasiswa yang hadir juga merasakan suasana spiritual yang mendalam, meneguhkan kembali misi sosial kampus dalam mencetak insan yang tidak hanya cerdas intelektual, tapi juga kuat secara emosional dan spiritual.

Dengan kegiatan ini, Unusida menegaskan kembali bahwa perguruan tinggi bukanlah menara gading yang terpisah dari realitas sosial. Sebaliknya, kampus adalah bagian dari masyarakat dan harus menjadi penggerak perubahan sosial melalui langkah-langkah nyata. “InsyaAllah, berkah doa dari anak-anak yatim ini akan menjadi wasilah kebaikan bagi Unusida agar semakin maju, barokah, dan terus mencetak generasi yang bermanfaat bagi umat dan bangsa,” pungkas Fabet menutup pernyataannya.

Spirit Qur’ani Sambut Harlah ke-11 UNUSIDA: Tumbuh Bersama, Berdampak untuk Bangsa 2

Spirit Qur’ani Sambut Harlah ke-11 UNUSIDA: Tumbuh Bersama, Berdampak untuk Bangsa

Sidoarjo, 3 Juli 2025 – Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menyambut peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-11 dengan menyelenggarakan kegiatan Khotmil Qur’an, sebagai pembuka dari rangkaian acara yang bertemakan “Tumbuh Bersama, Berdampak untuk Bangsa.” Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 3 Juli 2025, bertempat di Masjid KH Hasyim Asyari  Kampus UNUSIDA, dan diikuti oleh Hafidz-Hafidzoh Mahasiswa dan Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

Kegiatan Khotmil Qur’an ini merupakan bentuk rasa syukur UNUSIDA atas perjalanan 11 tahun membangun pendidikan berbasis nilai Aswaja An-Nahdliyah. Kegiatan dilakukan dengan metode pembacaan 30 juz Al-Qur’an secara bergantian, yang dibagi menjadi beberapa kelompok tilawah. Pembacaan dimulai sejak pukul 07.00 WIB dan ditutup menjelang Dzuhur dengan doa khatmil Qur’an, santunan kepada anak yatim, serta istighosah.

Sebagai penanggung jawab kegiatan, Machfudzil Asror, S.Pd.I., M.Pd., menjelaskan bahwa Khotmil Qur’an menjadi salah satu wujud konkret dari penguatan nilai spiritual dalam kehidupan kampus. Menurutnya, Harlah tidak hanya dirayakan secara formal atau seremonial, tetapi juga harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menyentuh sisi batin dan mempererat ukhuwah di antara sivitas akademika.

“Al-Qur’an adalah pedoman hidup. Melalui Khotmil Qur’an ini, kita ingin menguatkan kembali nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi UNUSIDA—yakni pendidikan yang membentuk insan intelektual sekaligus spiritual. Kegiatan ini menjadi momentum refleksi, sekaligus doa bersama agar UNUSIDA semakin kokoh dan memberi manfaat lebih luas kepada masyarakat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga merupakan sarana membangun silaturahmi antar elemen kampus serta bentuk implementasi dari visi kampus sebagai pusat pendidikan yang religius, inklusif, dan berorientasi pada pengabdian.

“Kami ingin memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga memiliki kekuatan ruhani dan akhlak yang baik. Inilah makna sejati dari tema harlah tahun ini kita tumbuh bersama, dan kita harus berdampak, bukan hanya untuk kampus, tapi untuk bangsa,” tambahnya.

Kegiatan Khotmil Qur’an ini bukan sekadar bentuk ibadah kolektif, namun juga bagian dari strategi kampus dalam membangun atmosfer akademik yang sehat secara spiritual dan sosial. Dengan menghadirkan Al-Qur’an di tengah perayaan Harlah, UNUSIDA ingin menanamkan nilai-nilai Qur’ani ke dalam jiwa para mahasiswa dan seluruh civitas, sehingga melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berintegritas dan berakhlak.

“Kami berharap kegiatan ini melahirkan efek jangka panjang dengan terbentuknya karakter mahasiswa yang kuat secara spiritual. Ini penting agar kelak mereka menjadi agen perubahan yang mampu membawa nilai Islam yang damai dan konstruktif ke tengah masyarakat,” ujar Machfudzil Asror.

Ia juga menegaskan bahwa nilai-nilai spiritual yang dibangun di kampus akan menjadi fondasi bagi pengembangan akademik dan profesionalisme mahasiswa di masa depan. “Kampus bukan hanya tempat belajar teori, tapi tempat menanam nilai. Dan nilai paling luhur adalah nilai yang ditanamkan oleh wahyu, yakni Al-Qur’an,” tuturnya.

Khotmil Qur’an menjadi pembuka resmi dari serangkaian kegiatan Harlah UNUSIDA ke-11 yang akan berlangsung selama sepekan ke depan. Beberapa agenda lain yang akan digelar meliputi seminar nasional, perlombaan ilmiah, kegiatan sosial, malam apresiasi mahasiswa, serta puncak acara Harlah yang akan dihadiri oleh tokoh nasional dan daerah.

Dengan dimulainya Harlah melalui kegiatan Khotmil Qur’an, diharapkan seluruh agenda perayaan tahun ini dilandasi oleh semangat keikhlasan, kebersamaan, dan keinginan tulus untuk terus memperbaiki diri sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen pada nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.

Sebagai kampus yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, UNUSIDA terus berupaya menjadi lokomotif perubahan sosial yang tidak hanya menghasilkan lulusan-lulusan kompeten, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dan spiritual terhadap masa depan bangsa. Melalui kegiatan seperti Khotmil Qur’an ini, UNUSIDA meneguhkan identitasnya sebagai kampus Aswaja yang tumbuh bersama masyarakat, dan berdampak positif bagi negeri.

Semarak Hari Lahir ke-11, Unusida Gelar Lomba Kreasi Tumpeng Antar Bidang dan Fakultas serta Mahasiswa 3

Semarak Hari Lahir ke-11, Unusida Gelar Lomba Kreasi Tumpeng Antar Bidang dan Fakultas serta Mahasiswa

Sidoarjo – Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-11, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menggelar Lomba Kreasi Tumpeng yang diikuti oleh seluruh bidang dan fakultas serta mahasiswa yang ada di lingkungan kampus. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 3 Juli 2025, di Masjid KH. Hasyim Asyari UNUSIDA, dan menjadi salah satu agenda puncak perayaan Harlah UNUSIDA ke-11 yang penuh dengan semangat kebersamaan dan kreativitas.

Harlah UNUSIDA Ke -11 ini mengusung tema “Bersatu dalam Tradisi, Tumbuh dalam Inovasi”, dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi antar civitas akademika UNUSIDA sekaligus melestarikan warisan budaya kuliner nusantara. Masing-masing bidang dan fakultas diberi kebebasan untuk menampilkan tumpeng terbaik mereka dengan kreativitas tinggi, baik dari segi estetika, makna filosofis, maupun kekompakan tim saat penyajian.

Ibu Ayu Lucy Larassaty, S.E., M.M., selaku Penanggung Jawab Lomba Kreasi Tumpeng, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga ajang untuk menunjukkan sinergi dan semangat gotong royong antar unit di UNUSIDA.

“Tumpeng bukan sekadar hidangan. Ia simbol perayaan, syukur, dan kebersamaan. Lewat lomba ini, kami ingin menghadirkan semangat itu di tengah perayaan Harlah Unusida ke-11. Yang menarik, setiap tim sangat antusias, bahkan sudah mempersiapkan konsep dan dekorasi jauh-jauh hari,” ujar Ayu Lucy saat ditemui di sela kegiatan.

Senada dengan itu, Ketua Panitia Harlah Unusida ke-11, Ibu Muawwinatul Laili, S.S., M.Pd., menyatakan bahwa Lomba Kreasi Tumpeng ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan antardosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dalam suasana yang menyenangkan.

“Peringatan Hari Lahir UNUSDIA tidak hanya bersifat seremonial, tapi menjadi ruang untuk membangun ikatan sosial antarwarga kampus. Lewat kegiatan ini, kami berharap nilai-nilai kebudayaan dan kekompakan organisasi bisa terus ditumbuhkan,” tutur Bu Laily.

Lomba ini diharapkan dapat memberikan berbagai dampak positif, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, acara ini memperkuat budaya kerja kolaboratif dan mempererat hubungan antardepartemen serta fakultas. Secara eksternal, kegiatan ini juga menunjukkan wajah Unusida sebagai kampus yang menghargai nilai-nilai lokal dan kearifan budaya.

Tidak hanya berisi perlombaan, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dalam tentang makna simbolik tumpeng dan filosofi di balik bahan-bahan yang digunakan. Selain itu, keindahan dan keberagaman tumpeng yang dipamerkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi tamu undangan serta masyarakat sekitar yang turut hadir dalam rangkaian Harlah.

“Kami melihat antusiasme luar biasa dari seluruh unit yang berpartisipasi. Beberapa tumpeng yang ditampilkan sangat unik. Dengan itu menunjukkan bahwa kreativitas warga UNUSDIA sangat luar biasa dan patut diapresiasi,” tambah Ayu Lucy.

“Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin tahunan dalam setiap peringatan Harlah UNUSDIA. Bukan hanya untuk menampilkan hasil karya, tapi juga sebagai sarana ekspresi kebudayaan dan memperkuat identitas kampus,” ungkap Bu Laili.

Sebagai penutup, panitia mengumumkan pemenang lomba dan memberikan apresiasi berupa trofi serta piagam penghargaan kepada tim terbaik. Acara ditutup dengan doa bersama dan makan tumpeng secara kolektif sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan 11 tahun UNUSDIA dalam dunia pendidikan tinggi.

Melalui kegiatan seperti ini, UNUSDIA membuktikan bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat belajar secara akademis, tetapi juga ruang tumbuhnya budaya, kebersamaan, dan rasa memiliki terhadap institusi.