Shalat Idul Adha di Masjid KH. Hasyim Asy’ari Unusida Berlangsung Khidmat, Jamaah Penuhi Masjid 1

Shalat Idul Adha di Masjid KH. Hasyim Asy’ari Unusida Berlangsung Khidmat, Jamaah Penuhi Masjid

Drs. KH. Arly Fauzi: “Nikmat diciptakan adalah awal dari segala nikmat”

Shalat Idul Adha di Masjid KH. Hasyim Asy’ari Unusida Berlangsung Khidmat, Jamaah Penuhi Masjid 2

Sidoarjo, 17 Juni 2025 — Shalat Idul Adha 1446 H di Masjid KH. Hasyim Asy’ari yang terletak di dalam Komplek Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan semarak. Shalat pada Selasa pagi, 17 Juni 2025 tersebut dihadiri oleh ratusan jamaah yang memenuhi masjid dan halaman sekitarnya. Bertindak sebagai imam adalah Drs. KH. Arly Fauzi, S.H., M.Hum., seorang ulama dan dosen senior yang dikenal luas di kalangan akademisi dan pesantren. Dengan mengangkat tema “Bersyukur: Nikmat Diciptakan Adalah Pokok dari Nikmat”, khotbah Idul Adha kali ini mengajak umat untuk merenungi makna penciptaan dan nikmat keimanan sebagai anugerah tertinggi dari Allah SWT.

Sejak pukul 05.30 WIB, jamaah mulai berdatangan ke kompleks masjid. Mereka berasal dari berbagai kalangan, termasuk civitas akademika Unusida, warga sekitar, serta mahasiswa dari luar daerah yang tidak mudik. Kegiatan dimulai dengan takbir bersama yang dipimpin oleh tim marbot masjid, disusul Shalat Idul Adha tepat pukul 06.00 WIB. Masjid KH. Hasyim Asy’ari tampak penuh dengan jamaah untuk melaksanakan ibadah.

Dalam khotbahnya, KH. Arly Fauzi menyampaikan bahwa nikmat yang pertama dan paling mendasar adalah nikmat diciptakan. “Sejak kita diciptakan, kita bisa merasakan dan menyaksikan segala ciptaan Allah. Dari sanalah awal syukur itu bermula,” ujarnya. Beliau juga menekankan bahwa nikmat iman adalah anugerah yang paling tinggi dan tak tergantikan. “Iman adalah cahaya yang menuntun manusia dalam setiap langkah hidupnya. Maka wajib bagi kita untuk menjaga dan mensyukurinya,” tambahnya dengan suara lantang yang menggema di seluruh area masjid.

Lebih jauh, KH. Arly mengajak jamaah untuk memaknai Idul Adha bukan hanya sebagai momen berkurban secara fisik, tetapi juga momen menyucikan niat dan memperkuat keyakinan kepada Allah. Ia mengaitkan makna pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail dengan situasi kekinian, di mana umat Islam harus mampu berkorban demi kebaikan bersama, termasuk dalam konteks sosial, pendidikan, dan pembangunan bangsa.

Baca juga:  Sahitya Samgama, Cara Mahasiswa PGSD UNUSIDA Tampilkan Pagelaran Kreativitas Seni Budaya

Dampak yang diharapkan adalah tumbuhnya kesadaran spiritual dalam diri umat, terutama kalangan muda, akan pentingnya rasa syukur dan iman dalam kehidupan sehari-hari. “Momentum Idul Adha harus mampu memperkuat nilai-nilai spiritual, solidaritas sosial, serta kepedulian terhadap sesama,” jelas KH. Arly saat diwawancarai usai pelaksanaan Shalat. Ia juga menyampaikan harapan agar generasi muda tidak hanya menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan emosional. “Ilmu tanpa iman adalah kosong, dan iman tanpa ilmu adalah lumpuh. Keduanya harus berjalan seiring,” tegasnya.

Di akhir khotbah, KH. Arly Fauzi menutup dengan doa yang menyentuh hati, memohon agar Allah senantiasa memberikan kekuatan dalam mensyukuri nikmat, melindungi iman umat, serta menjadikan setiap individu sebagai agen kebaikan di muka bumi.

Dengan pelaksanaan yang tertib dan jamaah yang antusias, Shalat Idul Adha 1446 H di Masjid KH. Hasyim Asy’ari menjadi momentum yang memperkuat semangat ukhuwah dan nilai keislaman di lingkungan Unusida. Harapan besar tertanam bahwa dari masjid inilah akan lahir generasi penerus yang bersyukur, beriman, dan berkontribusi bagi peradaban. (Humas)