Posts

Rektor Unusida saat Menerima Penghargaan Person of The Year dari Radar Surabaya (Foto: Humas Unusida)

Rektor Unusida Raih Penghargaan Person of the Year dari Radar Surabaya

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Dr H Fatkul Anam, M.Si dinobatkan sebagai Person of The Year oleh Kantor Berita Harian Radar Surabaya, Selasa (27/02/2024). Penghargaan tersebut juga diberikan kepada sejumlah tokoh yang dinilai memberikan kontribusi kepada pembangunan dan kemajuan di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Sebab tiga kota ini adalah wilayah edar koran Radar Surabaya.

Rektor Unusida dinilai berhasil dalam memimpin sebuah kampus baru hingga berkembang pesat dalam kurun waktu 9 tahun. H Fatkul Anam dipercaya menjadi rektor pertama Unusida sejak tahun 2014-sekarang.

Ia mengaku tidak mudah dalam memimpin kampus yang baru berdiri dengan fasilitas dan pengalaman yang serba terbatas. Oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang berani bijaksana dalam membentuk fondasi organisasi.

“Awalnya kami tidak punya apa-apa. Bisa dikatakan nol fasilitas yang kami miliki,” katanya dikutip dari radarsidoarjo.id.

Meski begitu tantangan tersebut dapat dipecahkan olehnya. Ia membuktikan jika kampus baru bukan menjadi alasan untuk kalah dalam mengejar kemajuan, salah satunya meraih sebuah prestasi.

Dalam periode kepemimpinannya, perjalanan Unusida dalam 9 tahun sejak berdiri telah banyak menorehkan tinta emas berupa prestasi. Baik penghargaan secara institusi maupun prestasi individu mahasiswanya. Selain itu ia juga berhasil menerapkan manajemen administrasi berbasis digital dalam pelayanan maupun akses informasi Unusida.

H Fatkul Anam mengungkapkan bahwa dosen Unusida lebih banyak dari kalangan fresh graduate. Karena secara pengalaman struktural dan pengelolaan perguruan tinggi yang masih sangat minim.

“Awalnya saya single fighter, tapi sedikit demi sedikit mulai kita arahkan bagaimana supaya mereka bisa mengelola perguruan tinggi. Secara umur saya paling tua, begitu juga dengan pengalaman. Sehingga saya pun menerapkan prinsip kebapakan,” ungkapnya.

H Fatkul Anam yang pernah menjadi Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU tersebut, mengaku banyak pengalaman yang diambil dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang kemudian diterapkan di Unusida. Hingga saat lima tahun pertama kondisi kampus sudah lebih baik. Ia kemudian memulai merancang dengan membuat perencanaan-perencanaan yang progresif.

Ia kemudian yang menginisiasi untuk membuat tagline ‘Tiada Hari Tanpa Prestasi’ bagi kampus Unusida. Hal tersebut menjadi hal sangat penting untuk meningkatkan awareness. Sehingga semua dosen, karyawan maupun mahasiswa dapat menyerap makna dari tagline tersebut.

“Dari situ prestasi mahasiswa sangat luar biasa. Saya juga kaget, anak-anak yang semula kita ragukan, mereka ternyata luar biasa,” ujarnya.

Tahun 2019, Unusida mulai berkompetisi di tingkat Provinsi Jawa Timur, yakni dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres). Dalam keikutsertaan pertama tersebut mahasiswa Unusida mampu bertengger di peringkat 15 besar. Satu tahun berikutnya, mahasiswa Unusida mampu merebut peringkat satu sebagai mahasiswa berprestasi di tingkat Provinsi Jawa Timur. Lalu kemudian memperoleh peringkat 8 besar di tingkat Nasional.

“Saat dikirim ke tingkat nasional mahasiswa kami mampu menduduki peringkat ke delapan dari ribuan perguruan tinggi. Mereka mampu menyaingi kampus seperti UGM Yogyakarta, ITB, IPB dan sebagainya.”

Capaian tersebut menambah kepercayaan diri mahasiswa Unusida dalam mengikuti berbagai ajang kompetisi bergengsi. Terbukti, di tahun 2022 mahasiswa Unusida mampu menyabet medali emas kompetisi sains tingkat Asia di Semarang. Serta 2023 mendapat medali perunggu pada kompetisi yang sama di Korea Selatan.

Tak hanya itu, Unusida menjadi kampus dengan jumlah peserta terbanyak pada program Kampus Mengajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di tahun 2023. Dengan jumlah 69 mahasiswa yang berpartisipasi pada program tersebut.

Lebih lanjut, semangat untuk berprestasi ini juga mempengaruhi para pegawai dan dosen. Buktinya Unusida dapat meraih tiga prestasi fenomenal di tahun 2023. Yakni, masuk peringkat 107 nasional bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Sains and Technology Indeks. Kemudian klaster Unusida sebagai perguruan tinggi meningkat dari klaster Pratama ke klaster Madya. Serta meraih Gold Winner dalam penganugerahan Dikti Ristek untuk kategori penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Menurut saya itu menjadi pencapaian yang sangat luar biasa, karena Unusida menjadi satu-satunya perguruan tinggi NU yang dapat meraih prestasi tersebut dari ribuan perguruan tinggi se-Indonesia,” terangnya.

Penyerahan penghargaan tersebut diberikan pada saat acara peringatan Hari Ulang Tahun Radar Surabaya ke 23 Tahun di Kantor Radar Surabaya, Jl. Kembang Jepun No.167-169, Bongkaran, Kec. Pabean Cantikan, Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut, H Fatkul Anam menyampaikan apresiasi kepada Radar Surabaya yang menjadi media kepercayaan masyarakat karena selalu menyebarkan berita yang transparan dan obyektif.

“Terima kasih kepada Radar Surabaya yang selalu mengawal informasi yang positif bagi masyarakat, baik tentang pembangunan daerah dan inovasi di dunia pendidikan. Semoga sukses dan tetap di hati masyarakat,” pungkasnya.

(my)

Mahasiswa PBI Unusida Raih Juara 1 Lomba Musabaqoh Hifdzil Hadits Tingkat Nasional

Muhammad Fauzi merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) angkatan 2021. Ia seorang santri penghafal hadits yang meraih Juara 1 Lomba Musabaqoh Hifdzil Hadits dalam ajang Gebyar Kreativitas Ilmu Hadits Mahasiswa Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Hadits, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (11/11/2023) lalu.

Fauzi merupakan santri alumni Pondok Pesantren Darussalam 2, Gempol, Pasuruan. Selain aktif sebagai mahasiswa Unusida, saat ini ia juga masih mengabdi sebagai pengurus dan pengajar di Pondok Pesantren.

“Saya sejak kecil sudah menjadi santri di pondok sehingga dituntut untuk menghafal kitab-kitab, di samping menghafalkan Imrithi juga menghafalkan Arbain Nawawi,” ujarnya kepada Humas Unusida, Senin (22/01/2024).

Fauzi mengungkapkan, saat ini ia telah menghafal 43 Hadits dalam kitab Arbain Nawawi yang berisi 40 Hadits pilihan. Semangatnya menjadi seorang al Muhaddits (Penghafal Hadits) sangat tinggi. Setiap hari ia selalu Murojaah untuk menjaga hafalan dengan terus-menerus mengulangnya guna meraih mutqin (kuat) dalam bacaan, hafalan, serta pemahaman.

“Setiap selesai Sholat Subuh, saya selalu menyempatkan untuk ngelalar (murojaah) untuk mengingat dan melatih hafalan agar tidak hilang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan keutamaan menghafal Hadits yaitu dapat menjaga dan lebih memahami agama Islam, serta mengharap keberkahan dan kemudahan dalam mempelajari ilmu.

Tantangan dalam menghafalkan Hadits adalah istiqomah dalam murojaah setiap hari serta menghindari maksiat, khususnya dengan lawan jenis.

“Konsepnya yaitu istiqomah murojaah agar cepat hafal, tapi kalo tidak dilalar jadi lupa sebagian. Manajemen waktu dan tenaga menjadi hal yang perlu diperhatikan agar bisa istiqomah sebagai seorang penghafal Hadits,” jelasnya.

Ia menceritakan bahwa semangatnya untuk menjadi seorang penghafal Hadits tidak pernah surut sedikit pun. Meskipun tidak sesuai dengan pilihan Prodi S1 di Unusida yang sedang ditempuhnya saat ini.

Menurutnya, menjadi penghafal Hadits Rosulullah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dalam hidupnya. Sebab dapat menjadi penguat patokan hidup selain Al Qur’an.

“Semangat saya didasari sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa seorang yang hafal 40 Hadits akan dijamin masuk surga. Di samping itu juga dapat menjadi sarana dakwah di tengah masyarakat dalam menguatkan hukum Al-Qur’an,” tuturnya.

(my)

Tim Mahasiswa Unusida yang meraih Medali Perak (Silver Medal) dalam ajang Internasional Young Moslem Inventor Award (IYMIA) 2024 (Foto: Humas Unusida)

Mahasiswa Unusida Raih Silver Medal dalam Ajang IYMIA 2024

Di awal tahun 2024, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) kembali meraih prestasi dalam ajang Internasional. Kali ini mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) meraih Medali Perak (Silver Medal) dalam ajang Internasional Young Moslem Inventor Award (IYMIA) 2024 yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) di Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis-Ahad (11-14/01/2024).

Kompetisi tersebut diikuti ratusan peserta dari berbagai negara di antaranya Indonesia, Thailand, Afrika, Arab Saudi dan sebagainya. Adapun tim mahasiswa Unusida terdiri dari Bonang Ramadhani Hidayatullah (Teknik Informatika), Muhammad Af Rizal Mumtaz (Sistem Informasi), Yunia Nuri Hidayah (PGSD), Ahmad Yauman Syifa (DKV), dan Aisyah Adawiyah (PBI).

Dosen Pembimbing, Arda Surya Edtya mengungkapkan, selama ini ia sudah membidik perlombaan ajang Internasional yang sesuai dengan Unusida sebagai kampus islami.

Oleh karena itu, ia mengarahkan mahasiswa untuk dapat menyajikan sistem media pembelajaran Al-Qur’an inovatif yang memanfaatkan secara mendalam pembelajaran dan integrasi audio. Aplikasi MUMTAZ ini dapat menjadi media pendidikan untuk mengajar dan membantu siapa pun untuk menghafal dan mempelajari Al-Quran.

“Peran saya sebagai dosen pembimbing adalah pengembangan aplikasi MUMTAZ serta menyiapkan mahasiswa dalam mempresentasikan projek tersebut. Tentunya harus selalu belajar kembangkan networking and break your limit keluar dari zona nyaman kalian,” ujarnya, Rabu (17/01/2024).

Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Informatika tersebut sangat mengapresiasi potensi mahasiswa dalam mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari. Meskipun sempat kesulitan dalam mengumpulkan peserta yang memiliki Prodi yang berbeda yang membuat penyamaan persepsi jadi lebih menantang.

“Cerita menarik dalam pengembangan aplikasi MUMTAZ ini adalah ketika dalam pengambilan data untuk data training model deep learning pada aplikasi MUMTAZ dimana kami kesulitan dalam mencari role model dalam pembuatan data set dan juga ketika dalam proses pembuatan presentasi. Akan tetapi, alhamdulillah mahasiswa dapat mengerti dan mengeksekusinya dengan baik,” tandasnya.

Ketua tim, Bonang Ramadhani Hidayatullah menjelaskan ia dan tim membuat aplikasi yang mirip dengan aplikasi Al-Qur’an online, dengan menggunakan model deep learning yang dapat membantu siapapun dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur’an.

Melalui fitur scan audio tersebut diharapkan dapat membuat penilaian yang lebih akurat dalam menilai kefasihan tajwid sehingga dapat membantu evaluasi lansiran Al-Quran yang dibaca oleh pengguna.

“Aplikasi ini menggunakan metode deep learning untuk menilai kefasihan tajwid dan tanda baca. Sehingga dapat membantu bagi yang mau mempelajari maupun menghafal Al Qur’an,” jelasnya.

Aplikasi MUMTAZ ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi seluler untuk membantu siapa pun melakukannya menghafal Al-Qur’an dengan metode termudah dan menyenangkan. Yang dapat memberikan manfaat seperti mempermudah bacaan, kefasihan membaca tajwid, memperbaiki bacaan, dan membantu daya ingat hafalan.

Dalam sistem aplikasi MUMTAZ juga dilengkapi dengan banyak menu untuk membantu pengguna lebih banyak belajar tentang Alquran. Secara umum aplikasi ini mempunyai 5 menu seperti Al-Qur’an digital, E-book tajwid, waktu salat, evaluasi lantunan Al-Qur’an, serta tips menghafal Al-Qur’an.

Melalui survey uji coba yang sudah dilakukan, ia menyebutkan dari 30 responden diperoleh 72% menjawab sangat membantu dan menghibur, 16% menjawab aplikasi Mumtaz cukup membantu dan menghibur, dan 12% menjawab bahwa aplikasi MUMTAZ berfungsi normal.

Kecepatan dalam menilai dari tingkat akurasi tajwid dan titik letak kesalahan saat membaca menjadi keunggulan dari aplikasi tersebut. Sehingga ketika orang yang belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an dapat lebih memperhatikan makhorijul huruf, tajwid, dan kelancaran.

“Memang saat ini masih dalam tahap pengembangan, jadi isinya masih surat pendek saja. Perlu dikembangkan lagi sebelum digunakan oleh banyak orang,” katanya.

Bonang mengungkapkan, ia dan tim baru pertama kali membuat project dengan audio deep learning. Akan tetapi terdapat mata kuliah Teknik Informatika dan Sistem Informasi yang menjadi acuan bagi untuk menyelesaikan aplikasi MUMTAZ yang dirancang.

“Kami sempat mengalami kesulitan karena metode deep learning sebab jauh lebih susah karena menggunakan coding dengan sistem algoritma cukup rumit. Alhamdulillah dengan tim yang terdiri dari lintas prodi dapat saling melengkapi sehingga aplikasi MUMTAZ dapat selesai,” ungkapnya.

Sementara itu, anggota tim Muhammad Af Rizal Mumtaz merasa sangat bangga karena dapat memperoleh medali. Yang awalnya tidak sempat berpikir untuk juara, hanya berusaha memaksimalkan segala sesuatu untuk mendapatkan pengalaman.

“Motivasi kami adalah tidak mau mengecewakan dosen pembimbing, jadi kami selalu mencoba fokus dan selalu maksimalkan setiap tahap, mulai dari persiapan hingga presentasi di depan juri,” pungkasnya.

 

(my)

Unusida Lepas 2 Mahasiswi FKIP untuk Program PLP dan KKN Tematik Internasional di Thailand

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) melepaskan 2 mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang akan mengikuti Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Internasional Indonesia Thailand Tahun 2024. 2 mahasiswi tersebut akan menjalani PLP dan KKN Tematik selama 1 bulan, yaitu dari 9 Januari – 7 Februari 2024 yang ditempatkan di provinsi Songkhla, Thailand.

Dua mahasiswa tersebut yaitu, Maulidia Nur Rachmah dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Elza Fiilmilla Sutejo dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2021. Kegiatan ini dinaungi oleh Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang yang juga menjalin kerja sama dengan 5 perguruan tinggi lain, salah satunya yaitu Unusida.

Rektor Unusida, Dr. H Fatkul Anam, M.Si menyampaikan kegiatan Internasional setiap tahun menjadi program yang sudah dirancang sejak lama. Akan tetapi belum bisa kita laksanakan rutin setiap tahun karena terbentuk beberapa regulasi pertukaran mahasiswa.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya selalu berusaha mencari celah prestasi yang dapat kita raih setiap tahunnya untuk meningkatkan sektor kelembagaan. Ia terinspirasi dari Universitas Nurul Jadid Probolinggo yang berada lebih di pelosok dari Unusida, akan tetapi memiliki prestasi pengabdian Internasional.

“Alhamdulillah tahun ini mahasiswa Unusida dapat kembali mengikuti program Internasional seperti ini adalah yang selalu kita harapkan. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujarnya saat Pelepasan mahasiswa peserta PLP dan KKN Tematik Internasional, di Gedung Unusida, Senin (08/01/2024).

Alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut berharap melalui partisipasi kalo ini dapat membuka jalan baru dalam mengembangkan dan mengenalkan Unusida di kancah Internasional. Dengan demikian program yang akan diikuti di Thailand dapat menambah poin akreditasi Unusida nantinya.

“Pesan saya, sebagai pionir mahasiswa cari pengalaman yang sebanyak-banyaknya baik budaya, kehidupan kemasyarakatan, dan keilmuan. Semoga dapat membuka jalan serta menjadi bekal untuk mahasiswa Unusida selanjutnya untuk belajar di luar negeri,” tuturnya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Mu’awinatul Laili, M.Pd menjelaskan Provinsi Songkhla Thailand memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Jadi mahasiswa Unusida dapat mudah beradaptasi sehingga dapat mengabdikan diri, baik dari segi religi, keilmuan dan kehidupan sosial.

“Melalui program seperti ini mahasiswa dapat pengalaman langka yang sangat berharga, yaitu praktik mengajar di luar negeri. Selain itu juga dapat mempelajari budaya baru serta melakukan pengabdian masyarakat lainya,” jelasnya.

Kepala International Relation Office (IRO) Unusida, Masitah Novianti mengatakan, melalui program Internasional ini menjadi pembelajaran bagi Unusida untuk memperbaiki sistem pertukaran mahasiswa di dunia Internasional. Agar ke depan dapat membuka peluang kerja sama di bidang yang lainya.

“Kami berharap Fakultas dan Program Studi lain di Unusida juga memiliki inisiatif untuk melakukan kerja sama kegiatan internasional yang saat ini sudah terbuka. Tinggal bagaimana kita menyusun program-program yang akan kita tawarkan,” katanya.

Lebih lanjut, Dekan FKIP Unusida, Nurul Aini, S.Pd,. M.Pd menuturkan, dua mahasiswa ini menjadi mahasiswa yang sudah mengikuti seleksi di tingkat prodi dengan melihat keaktifan di kampus, yang juga baru saja menyelesaikan program kampus mengajar.

Ia menambahkan, mahasiswa yang terpilih tidak hanya menyelesaikan tugas PLP dan KKN semata. Tetapi juga mencari peluang, mendapatkan informasi untuk menjalin kerja sama lebih lanjut di bidang lainnya. Sehingga mahasiswa Unusida setiap tahun ada yang dapat berangkat ke luar negeri sehingga memiliki pengalaman di dunia Internasional.

“Kami ingin mempertahankan akreditasi baik dengan mengikuti kegiatan internasional, dan mau melakukan komunikasi secara intensif. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sangat mendukung kegiatan ini dari awal hingga pelepasan ini,” pungkasnya.

(my)

Rektor Unusida Mendapat Penghargaan Unesa Alumni Award Kategori Tokoh Pendidikan

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, (Unusida), Dr H Fatkul Anam, M.Si menerima penghargaan alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Award Kategori Tokoh Pendidikan. Penghargaan tersebut menjadi rangkaian kegiatan Reuni Akbar Ikatan Alumni (IKA) Unesa tersebut digelar di Gedung Graha Unesa, Sabtu (06/01/2024).

Dr H Fatkul Anam, M.Si yang merupakan Alumni Unesa tahun 1991 tersebut merasa sangat bersyukur atas penghargaan yang diterimanya. Hal ini menjadi bukti alumni Unesa menjadi tokoh yang memberikan kontribusi bagi negara.

“Bersyukur sekali saya menerima penghargaan dari Unesa dalam bentuk Unesa Alumni Award atas capaian pengembangan pendidikan. Penghargaan ini semoga semakin memacu saya untuk terus mengembangkan pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

Ia sangat mengapresiasi langkah Unesa yang menggelar Reuni Akbar bagi alumni lintas angkatan untuk pertama kali dengan meriah. Menurutnya, momen reuni menjadi ajang silaturahmi bagi para alumni untuk bertukar kabar satu sama lain.

“Sungguh luar biasa Unesa pertama kali menggelar Reuni Akbar dan memberikan penghargaan kepada alumni yang berprestasi,” imbuhnya.

Ia berharap momen reuni seperti ini dapat dikembangkan dan digelar secara rutin. Selain menjadi forum silaturahmi, juga dapat menjadi momen untuk menunjukkan prestasi yang diraih oleh para alumni Unesa.

“Saya kira kegiatan ini patut dikembangkan lagi. Semoga akan muncul alumni-alumni Unesa yang berprestasi dan dapat  memberikan kontribusi nyata,” jelasnya saat diwawancara oleh tim Unusida TV.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyebutkan hal yang dapat ditiru dari Unesa untuk diterapkan di Unusida adalah bagaimana menunjukkan prestasi dan kapasitas alumninya untuk memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat.

Lebih lanjut, Fatkul Anam menyampaikan bahwa alumni Unusida saat ini masih berproses. Oleh karena itu, suatu pola manajemen dan pengembangan alumni akan kita ambil manfaat untuk Unusida.

“Saat ini alumni Unusida belum banyak, tapi saya yakin akan muncul bibit unggul di Unusida yang juga akan berprestasi seperti alumni Unesa,” katanya.

Ia berharap capaian kali ini dapat menjadi momentum perkembangan pendidikan Nahdlatul Ulama.

“Terimakasih atas support dari keluarga besar Unusida. Saya persembahkan penghargaan ini untuk seluruh civitas akademika Unusida. Semoga dapat menginspirasi dan menambah semangat dalam mengembangkan Unusida seterusnya,” ungkapnya.

Dalam Unesa Alumni Award tersebut terdapat sembilan kategori alumni penerima awarding, yakni kategori Tokoh Peduli Disabilitas, Tokoh Pendidikan, Tokoh Seni Budaya, Tokoh Olahraga, Alumni Muda Berprestasi, Pejabat Publik, Kewirausahaan, Pelopor Inovasi Daerah dan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat.

(my)