Posts

Gus Ipul Berikan Penghargaan Kepada Mahasiswa Unusida (Foto: NU Delta Media)

Sekjen PBNU Berikan Penghargaan kepada Mahasiswa Unusida Berprestasi Internasional

Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Menteri Sosial Republik Indonesia, H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengunjungi Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo untuk silaturahmi dan menyapa para pengurus NU di daerah setempat. Kegiatan tersebut dipusatkan di Ballroom PCNU Sidoarjo, Kamis (09/01/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) yang berhasil meraih prestasi internasional. Ia sangat mengapresiasi capaian prestasi mahasiswa Unusida yang telah menunjukkan prestasi gemilang di ajang internasional.

“Prestasi yang diraih oleh mahasiswa Unusida ini tidak hanya membanggakan kampus, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sidoarjo dan bangsa Indonesia. Kami sangat mendukung terus berkembangnya generasi muda yang memiliki prestasi dan membawa nama baik bangsa di kancah internasional,” ujar Gus Ipul.

Penghargaan tersebut diberikan kepada mahasiswa Unusida yang berhasil meraih prestasi di ajang nasional dan internasional selama tahun 2024. Di antaranya Juara 2 International Young Moslem Inventor Award 2024, Juara 1 E-Innovate 2024 International Summit di Polandia, Juara 2 Business Plan International World Economics challenge and Competition (WECC) 2024, Juara 1 AnggurSight: loT-Based Greenhouse Innovation for Monitoring and Automatic Watering of Grape Seedlings in Support of Efficient and Environmentally Friendly Sustainable Agriculture SDGs, dan Juara 1 International Business Plan Competition.

Lebih lanjut, Gus Ipul juga menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa, dan mengingatkan bahwa prestasi ini adalah cerminan dari kerja keras dan semangat untuk selalu belajar dan berinovasi. “Kita harus terus mendukung perkembangan pendidikan yang tidak hanya berbasis pada teori, tetapi juga mengasah keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman,” tambahnya.

Selain itu, Gus Ipul berharap bahwa keberhasilan mahasiswa Unusida ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa Kementerian Sosial akan terus mendukung inisiatif dan program-program pendidikan yang berkontribusi pada pengembangan SDM yang unggul.

Ia juga memberikan motivasi kepada mahasiswa Unusida untuk tidak berpuas diri dan selalu semangat untuk mengembangkan potensi diri, serta mengingatkan pentingnya nilai-nilai keberagaman dan toleransi dalam menghadapi tantangan global.

“Mari terus berkembang, beradaptasi, dan saling memahami potensi diri. Buktikan bahwa mahasiswa Unusida juga memiliki potensi untuk bersaing dengan perguruan tinggi yang lain,” tandasnya.

 

(my)

Seminar Nasional Pra Kongres Pendidikan NU di Unusida (Foto: Humas Unusida)

Seminar Nasional Pra Kongres Pendidikan NU di Unusida, Bahas Format PTNU yang Ideal

Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal menggelar kongres pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Januari mendatang.

Dalam rangka menyambut agenda tersebut, terdapat sejumlah acara prakongres di antaranya adalah dengan menggelar sejumlah seminar nasional di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) yang dipusatkan di Ballroom PCNU Sidoarjo, Rabu (08/01/2025).

Dalam seminar nasional pra-kongres seri 2 di Unusida kali ini mengusung tema ‘Mencari Format Pendidikan Tinggi NU yang Ideal’ menjadi bahasan utama yang disampaikan oleh 3 narasumber. Yaitu Dosen Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Tim Ahli Kurikulum Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T, dengan tema ‘Transformasi Kurikulum Berbasis Keunggulan’, Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Dr. Ojat Darojat, M. Bus, Ph.D, dengan tema ‘ Transformasi Strategis Perguruan Tinggi NU’, dan Prof. Masdar Hilmy, S.Ag, MA, Ph.D, dengan tema pembahasan ‘Redesain Kurikulum untuk Pendidikan Masa Depan’.

Dalam sambutannya, Sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi (LPT-PBNU), M. Faishal Aminuddin menyampaikan 2 hal penting dalam pengembangan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU).

Pertama, terkait dengan pengelolaan pendidikan tinggi di NU. Ia menyoroti bahwa meskipun NU memiliki banyak sumber daya manusia (SDM), masih ada tantangan serius, terutama dalam hal kualifikasi dosen. Sebanyak 79,8% dosen di perguruan tinggi NU hanya memiliki gelar S2, padahal untuk menjadi kiai (guru besar) di perguruan tinggi idealnya memiliki gelar S3. Hal ini penting karena S3 berfokus pada riset yang dapat menghasilkan ilmu pengetahuan baru, bukan sekadar mengajarkan materi lama.

Kedua, Faishal menyampaikan pentingnya infrastruktur pendidikan, mengingat mahasiswa kini sering kali menilai sebuah kampus berdasarkan fasilitas fisik seperti gedung. Namun, beliau juga menekankan bahwa opsi pendidikan online bisa menjadi alternatif untuk mengurangi biaya perawatan gedung yang besar.

Lebih lanjut, beliau mengungkapkan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi NU masih terpisah-pisah dan kurang terkoordinasi. Sistem yang ada terlalu bergantung pada figur individu, sehingga ada kebutuhan mendesak untuk membangun sistem pengelolaan yang lebih kuat dan berkelanjutan, yang dapat berjalan dengan baik meskipun ada pergantian pengelola.

Faishal juga menyinggung pentingnya merumuskan format pendidikan tinggi NU yang ideal, dengan mempertimbangkan model seperti boarding school yang menggabungkan pendidikan akademik dan pondok pesantren. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang benar-benar mencerminkan produk pendidikan NU, mirip dengan sistem pendidikan di universitas-universitas tradisional di luar negeri.

“Hasil diskusi dalam seminar nasional ini dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan tinggi NU, yang juga akan dibahas dalam Kongres yang akan datang, yang mencakup seluruh jenjang pendidikan dari prasekolah hingga perguruan tinggi di bawah Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rektor Unusida mengatakan, seminar pra-kongres pendidikan sesi 2 di Unusida akan membahas tentang pengembangan kurikulum pendidikan NU pembelajaran berbasis IT dan penguatan ciri khas Ke NU-an.

Menurutnya, pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam perjuangan Nahdlatul Ulama yang tidak hanya bertujuan mencetak generasi berilmu, tetapi juga generasi yang berakhlak, berkarakter dan mampu menjawab tantangan zaman di era yang penuh dengan dinamika seperti sekarang ini.

“Kita menghadapi tantangan besar mulai dari digitalisasi perubahan sosial hingga tantangan moral dan spiritual. Oleh karena itu melalui Seminar ini kita berharap dapat merumuskan satu strategi transformasi pendidikan NU agar relevan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai – nilai ahlusunah wal jamaah,” jelasnya.

Salah satu narasumber, Syamsul Arifin menerangkan tentang pentingnya memahami peran pendidikan tinggi dalam mempersiapkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu pendekatan yang sedang banyak dibicarakan adalah Outcome-Based Education (OBE), yang menekankan bahwa lembaga pendidikan harus fokus pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan agar dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Melalui pengajaran dan kurikulum yang berbasis pada Outcome-Based Education, dosen dan guru diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap dan mampu mengatasi tantangan di masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tinggi harus memastikan bahwa setiap lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia nyata, agar proses pendidikan tidak hanya untuk menghasilkan angka atau sertifikat, tetapi untuk memberi manfaat yang lebih luas.

“Pentingnya amanah yang diemban oleh pendidik baik dosen atau guru untuk mencetak generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki kontribusi positif untuk masyarakat. Oleh karena itu, sebagai seorang dosen, penting untuk menyampaikan materi yang jelas manfaatnya bagi mahasiswa,” katanya.

Dosen ITS tersebut menjelaskan format pendidikan NU ideal harus berfokus pada pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia, dengan perhatian khusus pada peran NU dalam memberikan kontribusi terhadap sistem pendidikan yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya kualitas pendidikan yang dapat dibuktikan dengan evidence yang kuat. Dengan kualitas pendidikan di setiap jenjang pendidikan tinggi.

“Pertanyaan asesor pendidikan memang sangat tajam, yang membutuhkan jawaban konkret atau pembuktian dengan argumen yang jelas, sementara pertanyaan malaikat langsung menguji nilai amal tanpa bukti fisik. Artinya keberadaan PTNU harus memberikan manfaat yang konkret bagi masyarakat,” terangnya.

Sementara itu, Prof Ojat sebagai narasumber 2 menjelaskan pentingnya transformasi digital dalam pendidikan tinggi, khususnya dalam menghadapi perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), yang dapat membantu memberikan kuliah jarak jauh tanpa kehadiran fisik dosen. Ia mengaitkan hal ini dengan fenomena pembelajaran daring, yang semakin diminati oleh generasi muda, terutama pasca pandemi COVID-19. Pendidikan jarak jauh juga memiliki potensi untuk mendapatkan manfaat dari peningkatan signifikan jumlah mahasiswa yang dapat dilayani melalui pembelajaran daring.

Ia mencontohkan Universitas Terbuka (UT) yang mengalami peningkatan jumlah mahasiswa dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di negara lain, seperti Open University of China yang menangani 5 juta mahasiswa, IGNOU di India dengan 4 juta mahasiswa, dan Allama Iqbal Open University di Pakistan dengan 2 juta mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh bisa menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam menghadapi jumlah mahasiswa yang besar.

Prof Ojat berharap bahwa teknologi pendidikan, terutama online learning, dapat diterapkan secara lebih luas, tidak hanya di UT, tetapi juga di LPTNU di Indonesia, sehingga pendidikan tinggi dapat lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan di masa depan.

Tak kalah pentingnya pengembangan infrastruktur digital juga harus disiapkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh yang efektif, termasuk penyediaan data center dan cloud computing untuk menyimpan data dan mendukung kegiatan pembelajaran online.

Selanjutnya, Prof Masdar yang menjadi narasumber ketika menyebutkan poin penting yang disampaikan adalah bahwa pendidikan yang berbasis Aswaja seharusnya tidak dipahami secara kaku atau ideologis tertutup. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), kurikulum Aswaja harus tetap fleksibel dan mampu beradaptasi dengan kebutuhan masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa profesi yang ada saat ini, seperti dosen, bisa terancam oleh profesi baru, seperti kurir yang berkembang seiring kemajuan teknologi.

Menurutnya, Aswaja bukan hanya milik NU, karena kelompok lain juga mengadopsi prinsip serupa, namun yang membedakan adalah interpretasi dan implementasi yang lebih sesuai dengan konteks dan tantangan masyarakat Nahdliyin. Ia juga mengungkapkan tantangan di dunia pendidikan, terutama dengan banyaknya kelompok-kelompok yang mengklaim Aswaja versi mereka, termasuk kelompok Salafi yang sering kali dianggap lebih otentik dalam mengutip Al-Qur’an dan Hadis. Prof Masdar menyoroti bahwa banyak kaum urban kelas menengah yang merasa bingung dan bisa beralih ke kelompok-kelompok tersebut jika tidak ada pendekatan yang tepat.

“Dalam konteks pendidikan, penting untuk menanamkan pemahaman yang mendalam mengenai Aswaja ala Nahdiyah, agar tidak hanya menjadi doktrin normatif, melainkan juga sebagai solusi yang adaptif terhadap tantangan zaman. Kurikulum Aswaja yang fleksibel dan bisa mengakomodasi perkembangan nilai-nilai baru akan sangat relevan untuk pendidikan masa depan,” ulasnya.

Prof Masdar juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pendekatan intelektual yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga relevan dengan pengalaman nyata, baik di dunia pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih terbuka dan dialogis, pendidikan kaum Nahdliyin bisa menjadi lebih solutif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menerangkan dalam materi tentang ‘Redesain Kurikulum untuk Pendidikan Masa Depan’ untuk mengutamakan pentingnya integrasi Aswaja dalam kurikulum pendidikan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Ia menggarisbawahi bahwa ideologi Aswaja harus tetap menjadi otoritatif bagi kaum Nahdliyin, namun dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika zaman. Tantangan utamanya adalah menjaga agar ideologi ini tidak direbut oleh kelompok lain yang mungkin memiliki interpretasi yang sangat berbeda atau bahkan tidak sejalan dengan profil Aswaja yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama (NU).

“Tujuan utama dari pendidikan berbasis Aswaja adalah untuk membentuk individu yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, serta memiliki komitmen kebangsaan yang kuat. Hal tersebut yang harus diterapkan dalam kurikulum PTNU nantinya,” pungkasnya.

 

(my)

Flyer Seminar Nasional (Foto: Istimewa)

Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan NU Seri 2 di Unusida

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) siap menjadi tuan rumah Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar pada Rabu (08/01/2025) mendatang. Seminar dengan tema ‘Mencari Format Pendidikan NU yang Ideal’ ini akan menjadi ajang penting bagi para akademisi, praktisi pendidikan tinggi NU di wilayah Jawa Timur untuk berdiskusi dan mencari solusi terkait pengembangan sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.

Berita tersebut pertama kali diketahui melalui notulen rencana seminar Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Pra Kongres Pendidikan NU yang menunjuk Unusida sebagai salah satu tuan rumah yang akan menggelar seminar nasional dalam waktu dekat. Seminar tersebut akan dilaksanakan secara Hybrid, dapat diikuti secara offline di Aula Kantor PC NU Sidoarjo, dan dapat diikuti secara online melalui Zoom Meeting dan Live Streaming Unusida TV.

Berikut link pendaftaran dan zoom meeting Klik disini

Atau bergabung melalui
Metting ID: 899 2594 1808
Password: SCXcUi

Berikut alamat lokasi acara: Kantor PC NU Sidoarjo Klik disini 

Rektor Unusida, H Fatkul Anam, menyatakan bahwa pihaknya sangat menyambut baik atas kepercayaan terhadap Unusida untuk menggelar seminar nasional yang menjadi rangkaian kegiatan Pra Kongres LPT-PBNU nantinya.

“Mari bersama-sama kita siapkan kegiatan tersebut dengan baik. Kita tunjukkan Unusida, PCNU, PC Muslimat Sidoarjo pelopor kebangkitan NU di abad kedua. Kepercayaan yang harus kita jawab dengan kerja profesional,” tulisnya saat menyampaikan pesan tersebut pertama kali melalui grup WhatsApp.

Ketua forum Rektor PTNU tersebut menjelaskan, acara ini bertujuan untuk menggali pemikiran dan inovasi dalam upaya membangun format pendidikan NU yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga mencerminkan prinsip-prinsip ajaran Aswaja An Nahdliyah yang moderat, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia juga berharap seminar ini dapat memberikan kontribusi dalam merumuskan rekomendasi yang akan dibawa ke dalam Kongres Pendidikan NU yang akan datang.

“Sebagai bagian dari keluarga besar NU, Unusida merasa terhormat dan siap untuk berperan aktif dalam menyukseskan agenda besar ini. Kami percaya, pendidikan yang ideal bagi umat ini adalah pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal, keislaman yang moderat, serta mampu menghadapi tantangan global,” terangnya.

Seminar Nasional Pra-Kongres ini akan menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten di bidang pendidikan, baik dari kalangan internal NU maupun pakar pendidikan nasional. Yaitu Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T dengan tema ‘Transformasi Kurikulum Berbasis Keunggulan’, Prof. Dr. Ojat Darojat, M. Bus, Ph.D dengan tema ‘ Transformasi Strategis Perguruan Tinggi NU’, dan Prof. Masdar Hilmy, S.Ag, MA, Ph.D dengan tema pembahasan ‘Redesain Kurikulum untuk Pendidikan Masa Depan’.

Ketua Panitia, M Mansur Yafi menyebutkan, pihaknya akan mengundang 104 Perguruan Tinggi NU di Wilayah Provinsi Jawa Timur. Dalam seminar tersebut, delegasi dari setiap PTNU dapat memberikan pandangan serta usulan terkait kurikulum, metode pengajaran, dan integrasi antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan yang bisa diterapkan di lembaga pendidikan NU di seluruh Indonesia.

Seminar ini juga akan menjadi ruang dialog yang konstruktif untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat diwujudkan dalam praktek pendidikan sehari-hari, serta menghasilkan rekomendasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern yang membutuhkan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan aspek intelektual, tetapi juga nilai moral dan spiritual.

“Kami mengundang seluruh PTNU se-Jawa Timur untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam seminar ini. Melalui seminar ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam mewujudkan pendidikan NU yang ideal, berkelanjutan, dan berkualitas tinggi,” jelasnya.

 

(my)

Dosen Teknik Lingkungan Unusida, Dr. Muchammad Tamyiz, P.hD saat menyampaikan materi sukses PKM 2024 melaui zoom meeting (Foto: Unusida TV)

Dosen Unusida Bekali Mahasiswa PTNU Sukses PKM 2024

Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Dr. Muchammad Tamyiz, P.hD memberikan tips sukses PKM 2024. Di antaranya yaitu memperhatikan timeline program panduan dalam menyusun proposal, menentukan tema pembahasan, mencari ide dan gagasan, membuat rincian program, serta menentukan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Hal tersebut disampaikan pada Workshop Sukses Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) melalui zoom meeting yang diikuti oleh seluruh mahasiswa dari seluruh Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU). Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU), Jumat (16/02/2024) diikuti oleh 400 participant melalui zoom meeting yang terdiri dari Dosen Pembimbing dan Mahasiswa dari PTNU di seluruh Indonesia yang akan mengikuti PKM 2024.

“PKM saat ini menjadi ajang bergengsi bagi mahasiswa. Oleh karena itu, persaingan ketat antar mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia menuntut untuk pandai memilih tema yang menarik agar bisa didanai dan masuk seleksi awal,” ujarnya saat menyampaikan materi.

Dosen Teknik Lingkungan tersebut menjelaskan, mahasiswa dianjurkan untuk memilih tema penelitian sesuai dengan program studinya masing-masing. Di samping itu, mahasiswa juga tidak ragu apabila ingin memilih tema yang dapat dikolaborasikan dengan beberapa program studi.

“Tema dan judul menjadi hal yang penting dalam menyusun sebuah proposal. Karena menjadi hal pertama yang diperhatikan oleh reviewer atau penguji ketika meninjau proposal kita. Selebihnya tentang teknis penulisan dapat dipelajari dengan dosen pembimbing masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris LPT-PBNU, Dr. rer. pol. M. Faishal Aminuddin mengatakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) memiliki kesempatan dan peluang yang sama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam mengakses berbagai macam hibah di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Ruang kompetisi yang terbuka harus diambil untuk meraih dan mempertahankan tingkat partisipasi maupun prestasi dalam program tersebut,” katanya.

Menurutnya, yang dibutuhkan oleh mahasiswa dari PTNU saat ini adalah komitmen dalam membuat kegiatan yang menarik. Hal tersebut dapat dimulai dari sebuah ide dan gagasan, kemudian diartikulasikan dalam bentuk sebuah proposal.

Hal-hal yang harus dipelajari terkait keterampilan dalam penyusunan proposal adalah dengan mengembangkan ide dan gagasan menjadi sebuah operasional program yang memiliki kebermanfaatan, serta rasionalisasi pembiayaan program apabila di danai.

“Membutuhkan keterampilan dalam menyusun proposal yang bagus. Hal ini untuk memastikan juri dapat menerima dan memahami proposal yang kita buat agar lolos tahap pendanaan,” terangnya.

Pihaknya mengaku akan memberikan support penuh terhadap segenap Civitas Akademika dari seluruh PTNU untuk turut berpartisipasi dalam program-program di Kemendikbud Ristek.

“Semoga melalui Workshop seperti ini dapat memunculkan banyak ide-ide brilian dan proposal yang bagus agar PTNU dapat bersaing untuk mendapatkan hibah PKM dengan Perguruan Tinggi lain,” pungkasnya.

(my)

Rektor Unusida, H Fatkul Anam (tengah) bersama Rektor PTNU (Foto: Humas Unusida)

Resmi, Rektor Unusida Ditunjuk Sebagai Ketua Forum Rektor PTNU Seluruh Indonesia

Dr. H. Fatkul Anam M.Si secara resmi ditunjuk menjadi Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Perkumpulan untuk periode 2024-2025. Pemilihan tersebut dilaksanakan dalam kegiatan yang bertajuk Workshop Transformasi Digital pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang digelar oleh Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU) di Hotel New Saphire, Yogyakarta.

Kegiatan tersebut menjadi salah satu rangkaian dari Resepsi Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) di Yogyakarta yang berlangsung selama 3 hari, yaitu Senin-Rabu (29-31/01/2024).

H Fatkul Anam yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) terpilih secara aklamasi dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan dari 29 PTNU dari seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa PTNU merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, dengan anggota yang saat ini berjumlah 29 institusi. Organisasi ini memainkan peran krusial dalam mengkoordinasikan serta meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di kalangan PTNU, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan.

Dengan terpilihnya H Fatkul Anam sebagai ketua forum Rektor PTNU Seluruh Indonesia ini, diharapkan akan terjadi sebuah transformasi positif dalam manajemen dan operasional PTNU. Kepemimpinannya yang berhasil membawa Unusida berkembang dengan pesat selama ini diharapkan dapat membawa angin segar dalam strategi pengembangan perguruan tinggi keagamaan di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan zaman, seperti transformasi digital yang menjadi topik utama dalam workshop tempat beliau terpilih.

“Terima kasih atas kepercayaan yang luar biasa, saya terima dengan ikhlas dan semangat. Saya percaya dengan kebersamaan ini kita dapat mempercepat perkembangan PTNU,” ujar Fatkul Anam kepada Humas Unusida.

Penanggung jawab kegiatan, Rizqon Halalsyah atau Gus Rizqon menyampaikan, kegiatan ini bermaksud untuk mempercepat akreditasi institusi di PTNU melalui implementasi digitalisasi kampus untuk berbagai kebutuhan borang. Hal ini juga menjadi wujud bahwa LPT-PBNU sangat memfasilitasi percepatan akreditasi dan peningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.

“Atas intensi tersebut, kegiatan ini untuk terus memacu kampus PTNU baik yang basisnya keagamaan dan dikelola di bawah Kementerian Agama, maupun PTNU yang basisnya pendidikan dan dikelola di bawah Kementerian Pendidikan Riset Kebudayaan dan Teknologi,” jelasnya.

Pengurus LPT-PBNU tersebut menyebutkan Workshop ini menghasilkan rencana strategi (Renstra) yang akan dilakukan PTNU se-Indonesia. Yang pertama, akan bekerjasama dengan BAN-PT maupun LAM, agar akreditasi perguruan tinggi dan mutu pendidikan di kampus-kampus PTNU akan meraih hasil yang optimal.

Yang kedua, PTNU akan menggelar kompetisi yang berskala nasional terkait pengisian borang dalam menyiapkan akreditasi. Dengan adanya kompetisi terkait borang dan akreditasi, harapannya PTNU mampu terpacu dan termotivasi untuk meningkatkan mutunya dengan penghargaan di tingkat nasional.

“Untuk itu, secara kelembagaan saya berharap dukungan dari berbagai pihak, seperti dari Kemenristek Dikti. Agar mudah-mudahan apa yang direncanakan PTNU ini dapat support dan bisa meraih akreditasi secara optimal,” ucapnya.

Tampak hadir, Kepala Badan Litbang Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Prof Amin Suyitno, Ketua LPT-PBNU Prof Ainun Na’im Ph.D, Dr. A, Wakil Ketua LPT-PBNU Luthfi Hamidi, Sekretaris LPT-PBNU Dr.rer.Pol M Faishal Aminuddin, beberapa pengurus LPT-PBNU, serta ratusan Rektor serta Pakar dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama & Kementerian Agama.

(my)

Ketua LPT PBNU Prof H Ainun Naim Ph. D, M. B. A saat menyampaikan arahan (Foto: Humas Unusida)

Ketua LPT PBNU Apresiasi Percepatan Perkembangan Unusida

Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU), Prof H Ainun Na’im, Ph. D,. M.B.A sangat mengapresiasi pengembangan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) yang sangat cepat. Baik dari segi statuta kelembagaan dan capaian prestasi mahasiswa serta dosen yang sangat membanggakan.

Sistem pengelolaan pendidikan di Unusida perlu dicontoh oleh Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang lain. Seperti Rencana Strategi (Renstra) kebijakan tata kelola sebelum akreditasi, sistem penjaminan mutu setiap tahun, sistem digitalisasi dokumen yang tertata rapi, serta kesiapan dalam publikasi.

“PTNU harus mengambil contoh dari Unusida untuk kemudian diterapkan di kampusnya masing-masing,” ujarnya saat menyampaikan pengarahan dalam Simposium Tata Kelola Kelembagaan dan Integrasi Sistem Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU), Fave Hotel Sidoarjo, Rabu-Kamis (10-11/01/2024).

Tak hanya itu, pola komunikasi yang diterapkan di Unusida antar pengurus dan pimpinan juga dapat ditiru oleh PTNU yang lain. Pentingnya menjalin komunikasi serta membangun relasi akan dapat mempercepat perkembangan kampus NU.

“Pengembangan suatu instansi tidak hanya menjadi tugas dari pimpinan saja. Akan tetapi semua pihak harus berkontribusi aktif untuk mengawalnya,” ucapnya.

Ia menyebutkan, Unusida saat ini dapat dijadikan kiblat dalam pengembangan PTNU. Sebab dapat memaksimalkan dengan baik potensi yang dimiliki, baik dari sumber daya manusia dan infrastruktur.

Menurutnya, format pengembangan PTNU harus dirancang dengan baik untuk mencari peluang prestasi yang mampu dicapai. Perlu didesain strategi dan pola pengembangan secara serius dan terukur guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

“LPT-PBNU siap mengawal semua PTNU untuk mengembangkan kiprah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan sesuai dengan instruksi PBNU, LPTNU haru memiliki semangat dan tekad dalam berkontribusi dalam merawat jagad dengan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Bagaimana kita belajar dalam sejarah dari semangat banyaknya umat Islam berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” terangnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya sangat bangga dan akan mendukung perkembangan Unusida. Ke depan prestasi Unusida akan bertambah cepat, akan banyak penghargaan dan prestasi lebih lanjut, termasuk mendapatkan akreditasi Unggul menjadi hal yang sangat mungkin, bukan hal yang mustahil.

“Selamat atas terlaksananya groundbreaking Unusida tower 2. Selamat atas capaian kesuksesan Unusida saat ini dan kesuksesan selanjutnya,” pungkasnya.

(my)

Kelola Kelembagaan dan Integrasi Sistem LPT PBNU (Foto: Humas Unusida)

Rektor PTNU Seluruh Indonesia Hadiri Simposium Tata Kelola Kelembagaan dan Integrasi Sistem LPT PBNU

Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU) menggelar Simposium Tata Kelola Kelembagaan dan Integrasi Sistem yang dipusatkan di Fave Hotel Sidoarjo, Rabu-Kamis (10-11/01/2024).

Dalam forum tersebut dihadiri oleh 29 Rektor PTNU seluruh Indonesia, baik Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) maupun Institut Teknologi Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) beserta ketua Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP).

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan, Prof Dr KH Mohammad Mukri, M.Ag menuturkan bahwa mengurusi PTNU merupakan bentuk khidmah di NU yang mungkin tidak datang dua kali dalam hidup. Oleh karena itu harus dijalankan dengan optimis dan kerja keras.

“Menjadi pimpinan di PTNU harus disyukuri, sebab menjadi bentuk pengabdian di Nahdlatul Ulama. Menjadi kenikmatan tersendiri dalam khidmah untuk kampus di perkumpulan NU. Jadi tidak perlu pesimis jika menemukan banyak masalah dan sedikitnya potensi yang ada di PTNU,” tuturnya.

Ia sangat mengapresiasi atas kinerja para pimpinan PTNU yang hadir dalam forum tersebut. Menurutnya, sangat penting menjaga kekompakan antar PTNU untuk mengatur suasana dan ritme kebersamaan. Dengan begitu, perkembangan adanya PTNU dapat semakin cepat dirasakan dan dikenal oleh masyarakat

“Terima kasih untuk pengabdiannya untuk PTNU. Semoga waktu dan tenaga yang kita korbankan untuk memikirkan PTNU menjadi amal jariyah,”

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Dr H Fatkul Anam, M.Si sangat menyambut baik digelarnya simposium LPT-PBNU di Sidoarjo. Unusida dipilih karena rentetan prestasi yang sudah dicapai di tahun 2023.

Ia menyebutkan bahwa forum kali ini akan membahas banyak hal yang dibahas tentang penguatan kelembagaan dan tata kelola yang sudah dikemas oleh LPT-PBNU.

“Mari kita diskusi apa yang dapat kita lakukan bersama untuk bangkit dan maju bersama, kita saling bersinergi dari segi tata kelola kelembagaan, dalam rangka percepatan perguruan tinggi kebanggaan kita bersama,” ujarnya.

Ia berharap, forum Rektor PTNU menjadi momentum untuk kebangkitan pendidikan NU dan akan berjalan lebih cepat sesuai harapan kita bersama.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan mohon doa restu groundbreaking pembangunan tower 2 Unusida lantai 7 di Kampus 2 Unusida Lingkar Timur Sidoarjo yang digelar pada Kamis (11/01/2024).

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH Zainal Abidin mengatakan, sebuah kehormatan Sidoarjo dipilih menjadi tuan rumah pada Forum Rektor kali ini. Hal tersebut tidak lain karena melihat prestasi Unusida yang menjadi kampus kebanggaan warga nahdliyyin, khusus di Sidoarjo.

Ia berpesan agar forum kali ini dapat menjadi jawaban dari persoalan terhadap keraguan masyarakat dengan PTNU. Sebab masyarakat NU selama ini dikenal hanya sebagai santri di Pondok Pesantren dan dianggap tidak dapat mengurusi perguruan tinggi.

“Kunci dari perkembangan Unusida adalah rukun antar lembaga di naungan PCNU Sidoarjo, serta keberanian untuk tampil dan mengenalkan diri di tengah masyarakat. Ketika rukun apa pun yang menjadi cita-cita akan dimudahkan,” terangnya.

Dalam forum tersebut, seluruh Rektor PTNU beserta BPP yang hadir menandatangani kesepakatan kerja sama dalam rangka percepatan pengembangan kampus yang berbadan hukum Nahdlatul Ulama.

Hal-hal yang menjadi poin kerja sama di antaranya integrasi sistem kelembagaan, penambahan tenaga dosen dan pertukaran mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan Sumber Daya yang dimiliki oleh PTNU dapat bermanfaat, dalam berbagai hal seperti meningkatkan akreditasi maupun capaian prestasi lainnya.

(my)