Pengenalan Prodi dan Organisasi (Pesona 1.0) HMTI Unusida (Foto: Humas Unusida)

Perdana, HMTI Unusida Gelar Ospek Tingkat Program Studi

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) periode 2023-2024 menggelar masa orientasi Program Studi atau yang biasa dikenal Ospek Jurusan (Osjur). Kegiatan ini menjadi bagian dari kegiatan orientasi studi yang pertama kali digelar di level program studi Teknik Industri Unusida.

Kegiatan yang bertajuk Pengenalan Prodi dan Organisasi (Pesona 1.0) ini mengusung tema ‘Pengenalan Organisasi untuk Mewujudkan Solidaritas Mahasiswa yang Berkualitas, Toleransi dan Berakhlakul Karimah’. Kegiatan tersebut dipusatkan di Villa Greenpeace, Pacet, Mojokerto, Sabtu-Ahad (10-11/02/2024).

Ketua Umum HMTI Unusida, Ikhbal Sifa’ Unnas mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan dan menjadikan kegiatan Ospek Prodi sebagai salah satu syarat wajib untuk kelulusan program sarjana.

“Ospek Prodi menjadi kegiatan yang penting bagi mahasiswa baru untuk mengenalkan serta memberikan pemahaman tentang Prodi Teknik Industri,” katanya

Ikhbal menjelaskan bahwa dalam kegiatan ini mahasiswa dikenalkan dengan program studi yang dipilih, mulai dari sistem perkuliahan, prospek kerja serta motivasi kuliah yang disampaikan oleh alumni.

Selain itu, mahasiswa baru juga dikenalkan dengan program-program yang dapat diikuti oleh mahasiswa seperti Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), dan sebagainya.

“Kenapa Ospek Prodi ini perlu diadakan, itu karena sebagai tahapan dan jenjang setelah mengikuti Pekan Mahasiswa Baru (Pemaba) di tingkat Fakultas, kemudian lanjut tingkat Prodi yaitu Ospek Jurusan.” Ujarnya.

Mahasiswa Teknik Industri angkatan 2022 tersebut berharap agar kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa baru Teknik Industri Unusida untuk melatih dan mengukuhkan karakter dan mentalitas seorang mahasiswa baru dalam masa kuliah hingga mengikuti sebuah Organisasi Mahasiswa (Ormawa) nantinya.

“Kegiatan ini menjadi masa untuk lebih mengenalkan mahasiswa baru terhadap budaya di tingkat Program Studi. Juga menjadi sarana untuk pengembangan diri, lingkungan akademik dan solidaritas mahasiswa dari setiap angkatan,” terangnya.

(my)

Dosen Teknik Lingkungan Unusida, Dr. Muchammad Tamyiz, P.hD saat menyampaikan materi sukses PKM 2024 melaui zoom meeting (Foto: Unusida TV)

Dosen Unusida Bekali Mahasiswa PTNU Sukses PKM 2024

Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Dr. Muchammad Tamyiz, P.hD memberikan tips sukses PKM 2024. Di antaranya yaitu memperhatikan timeline program panduan dalam menyusun proposal, menentukan tema pembahasan, mencari ide dan gagasan, membuat rincian program, serta menentukan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Hal tersebut disampaikan pada Workshop Sukses Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) melalui zoom meeting yang diikuti oleh seluruh mahasiswa dari seluruh Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU). Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU), Jumat (16/02/2024) diikuti oleh 400 participant melalui zoom meeting yang terdiri dari Dosen Pembimbing dan Mahasiswa dari PTNU di seluruh Indonesia yang akan mengikuti PKM 2024.

“PKM saat ini menjadi ajang bergengsi bagi mahasiswa. Oleh karena itu, persaingan ketat antar mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia menuntut untuk pandai memilih tema yang menarik agar bisa didanai dan masuk seleksi awal,” ujarnya saat menyampaikan materi.

Dosen Teknik Lingkungan tersebut menjelaskan, mahasiswa dianjurkan untuk memilih tema penelitian sesuai dengan program studinya masing-masing. Di samping itu, mahasiswa juga tidak ragu apabila ingin memilih tema yang dapat dikolaborasikan dengan beberapa program studi.

“Tema dan judul menjadi hal yang penting dalam menyusun sebuah proposal. Karena menjadi hal pertama yang diperhatikan oleh reviewer atau penguji ketika meninjau proposal kita. Selebihnya tentang teknis penulisan dapat dipelajari dengan dosen pembimbing masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris LPT-PBNU, Dr. rer. pol. M. Faishal Aminuddin mengatakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) memiliki kesempatan dan peluang yang sama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam mengakses berbagai macam hibah di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Ruang kompetisi yang terbuka harus diambil untuk meraih dan mempertahankan tingkat partisipasi maupun prestasi dalam program tersebut,” katanya.

Menurutnya, yang dibutuhkan oleh mahasiswa dari PTNU saat ini adalah komitmen dalam membuat kegiatan yang menarik. Hal tersebut dapat dimulai dari sebuah ide dan gagasan, kemudian diartikulasikan dalam bentuk sebuah proposal.

Hal-hal yang harus dipelajari terkait keterampilan dalam penyusunan proposal adalah dengan mengembangkan ide dan gagasan menjadi sebuah operasional program yang memiliki kebermanfaatan, serta rasionalisasi pembiayaan program apabila di danai.

“Membutuhkan keterampilan dalam menyusun proposal yang bagus. Hal ini untuk memastikan juri dapat menerima dan memahami proposal yang kita buat agar lolos tahap pendanaan,” terangnya.

Pihaknya mengaku akan memberikan support penuh terhadap segenap Civitas Akademika dari seluruh PTNU untuk turut berpartisipasi dalam program-program di Kemendikbud Ristek.

“Semoga melalui Workshop seperti ini dapat memunculkan banyak ide-ide brilian dan proposal yang bagus agar PTNU dapat bersaing untuk mendapatkan hibah PKM dengan Perguruan Tinggi lain,” pungkasnya.

(my)

Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur saat memberikan arahan melalui zoom meeting (Foto: Humas Unusida)

Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur Dorong Penguatan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII (LLDIKTI VII) Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE,. MM mendorong penguatan bidang penelitian dan pengabdian di setiap Perguruan Tinggi di wilayah LLDIKTI VII Jawa Timur melalui pendampingan dalam pembuatan laporan pelaksanaan hibah pengabdian kepada masyarakat. Sebab penyusunan laporan yang benar dapat menjadi tolak ukur dalam menilai luaran penelitian dan pengabdian masyarakat dapat sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh pengusul sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan melalui zoom meeting saat pembukaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran (TA) 2023 angkatan ke 3 di wilayah LLDIKTI VII Jawa Timur. Kegiatan tersebut dipusatkan di Hall Lantai 5 Kampus 2 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Rabu (07/02/2024) lalu.

Kegiatan Monev kali ini diikuti sebanyak 15 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dari Perguruan Tinggi di Sidoarjo dan Surabaya. Dalam Monev penelitian hibah kali ini terfokus terhadap sumber dana dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM).

Pada Monev LPJ tahun 2023 angkatan 3 kali ini terdapat 119 dosen pelaksana, 130 Judul penelitian, dan nominal pendanaan Rp. 11.712.128.000.

“Kegiatan Monev kali ini kami gelar di awal tahun untuk memastikan pelaporan kegiatan sesuai dengan aturan dan kebijakan dari pemerintah, serta output yang dihasilkan sesuai dengan proposal yang usulkan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa LLDIKTI di setiap wilayah memiliki berkewajiban untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan hibah yang pendanaannya dikeluarkan oleh negara. LLDIKTI sebagai media komunikator antara Kementerian dengan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, LLDIKTI harus melakukan pendampingan terhadap Perguruan Tinggi yang dinaunginya.

“Dalam hal ini, LLDIKTI memiliki tugas untuk mendampingi pelaksanaan di lapangan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga penggunaan dana hibah yang merupakan uang negara dapat dikelola dengan baik. Untuk mewujudkan akuntabilitas dan komitmen peneliti untuk memastikan pelaporan dan output dapat sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh pengusul,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pengabdian masyarakat menjadi salah satu kewajiban bagi setiap dosen di setiap perguruan tinggi. Serta memiliki nilai tambah jika pengusul memberikan tolak ukur terhadap jabatan fungsional dan bagaimana inovasi serta kreatifitas seorang dosen dapat terlihat melalui penelitian dan pengabdian yang dapat memberikan kontribusi nyata di masyarakat. Sehingga menjadi kompetensi yang dimiliki oleh dosen dapat disalurkan untuk memperkuat kapasitas dosen dan perguruan tinggi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Peraturan negara tidak membedakan antara PTS masyarakat dan PTN, yang juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan dana hibah dari Kemedikbud Ristek. Yang membedakan adalah pengelolanya,” tandasnya.

Ia menuturkan bahwa luaran yang dihasilkan dari penelitian Perguruan Tinggi agar dapat dikolaborasikan dengan dunia industri. Sehingga menjadi solusi dan inovasi terhadap kebutuhan dan tantangan di tengah masyarakat serta hasil penelitian dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Baik dosen, mahasiswa praktisi dapat berkolaborasi dengan dunia industri sehingga hasilnya dapat saling berkontribusi atau multiplayer effect terhadap kepentingan masyarakat, bangsa dan negara,” terangnya.

“Terima kasih kepada Unusida atas kolaborasi yang cantik dalam menyukseskan kegiatan Monev LPJ Pelaksanaan Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat kali ini. Semoga menjadi berkah untuk kita semuanya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menghimbau kepada setiap Perguruan Tinggi untuk segera mengimplementasikan peraturan Kemendikbud Ristek tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di setiap kampus. Satgas tersebut dapat dibagi menjadi 5 tugas yaitu, anti kekerasan seksual, anti narkoba, anti bullying, anti intoleransi, dan anti korupsi.

“Semua Perguruan Tinggi harus sudah memiliki untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat proses belajar mengajar. Jika dilakukan bersama-sama, maka cita-cita mulia ini dalam mewujudkan kampus yang aman dan merdeka dari kekerasan dapat segera terwujud,” pungkasnya.

(my)

Rektor Unusida menyampaikan maklumat didampingi oleh segenap pimpinan (Foto: Humas Unusida)

Rektor Unusida Sampaikan Maklumat Tentang Menjaga Pemilu 2024 yang Aman dan Damai

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Dr H Fatkul Anam, M.Si menyampaikan maklumat tentang ikut serta seluruh Civitas Akademika di lingkungan Unusida dalam menjaga Pemilu 2024 yang aman dan damai.

Maklumat rektor dengan nomor 085/U9.1/P/2024 tersebut disampaikan melalui kanal YouTube Unusida TV, Selasa (06/02/2024). “Menyimak kontestasi politik yang semakin dekat, maka selaku Rektor Unusida menyampaikan maklumat kepada seluruh Civitas Akademika di lingkungan Unusida untuk turut serta menyukseskan dan menjaga Pemilu 2024 yang aman dan damai,” ujarnya sebelum membacakan maklumat.

Adapun isi maklumat sebagai berikut:
1. Mengajak segenap komponen bangsa untuk menyukseskan pemilu 2024 yang aman dan damai,
2. Menolak segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang mencederai pesta demokrasi,
3. Bersama-sama menangkal berita hoax dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu jalannya pemilu 2024,
4. Sebagai warga negara yang mempunyai hak pilih agar menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani dan tidak golput,
5. Menjaga atmosfer akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab,
6. Seluruh warga kampus ikut menjaga kondusifitas dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa demi terciptanya pemilu yang jujur, adil aman, dan damai.

Melalui maklumat ini, ia berharap peran serta civitas akademika Unusida sebagai bentuk tanggung jawab insan akademis dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua dan diberikan kekuatan untuk selalu menjadi insan akademis yang bertanggung jawab dalam menjaga keutuhan NKRI,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, turut mendampingi Wakil Rektor 1 Unusida, Hadi Ismanto, S.Pd,. M.Pd, Wakil Rektor 2 Unusida Lukman Hakim S.T,. M.T, Wakil Rektor 3 Unusida Ali Masykuri, M. Pd.I, Dekan Fakultas Teknik (FT) Unusida Listin Fitrianah, S.P,. M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Unusida Sonhaji Arif, M.Sn, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unusida, Risalul Ummah, S.Pd,. M.Pd, Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusida Muawwinatul Laili, S.S., M.Pd, dan Kepala UPT Pengembangan dan Inovasi Pendidikan (PIP) Unusida Dr Ana Christanti M.Pd.

(my)

KH Makki Nasir saat menyampaikan tausiah saat Ngaji Interaktif di Unusida (Foto: Humas Unusida)

Ngaji Interaktif Bersama KH Makki Nasir, Ulas Pentingnya Literasi Syaikhona Kholil Bangkalan

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar Ngaji Interaktif dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) yang dipusatkan di Masjid KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Komplek Kampus Unusida Lingkar Timur, Sidoarjo, Rabu (31/01/2024).

Kegiatan kali ini diinisiasi oleh Unit Pelaksana Teknis Pengkajian Islam dan Keaswajaan (UPT PIK) Unusida dengan mendatangkan narasumber yang merupakan Dzurriyyah Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Makki Nasir yang juga sebagai ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan.

Dalam tausiahnya, Kiai Makki menjelaskan tentang pentingnya menjaga sanad keilmuan, dalam literasi Syaikhona Kholil. Sebab, ketika seorang santri hanya membaca literatur atau buku sebagai acuan, tanpa memahami literasi. Maka akan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami informasi atau ilmu di dalamnya.

“Oleh karena itu, literasi sangat diperlukan sebagai rujukan untuk memahami isi dan pesan dalam sebuah kitab karya ulama terdahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman dan bertolak belakang dengan apa yang diciptakan oleh Allah,” jelasnya.

Banyak sekali karya para ulama yang menggunakan istilah atau simbol kedaerahan tempatnya berdakwah. Sedangkan orang-orang yang membaca simbol atau lafadz dalam buku atau kitab tersebut belum tentu mengerti dengan apa yang disampaikan. Maka hal tersebut menjadi tugas guru dalam mengemasnya sesuai adat di setiap daerah, tanpa mengubah makna yang tersirat di dalamnya.

“Orang yang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan, kenapa? karena dia hanya membaca simbol (kata), tidak membaca pemikiran pengarangnya. Sehingga menafsirkan sesuai dengan apa yang dibaca, tanpa mengenal pengarangnya,” tuturnya.

Ia menyampaikan dalam memahami bahwa tulisan para ulama terdahulu seperti Syaikhona Kholil yang tersebar ke seluruh santri-santrinya dulu merupakan sebuah warisan ulama yang perlu dijaga, dicari dan dilestarikan. Sehingga pentingnya dalam melakukan digitalisasi sesuai perkembangan zaman agar dapat dinikmati dan pelajaran bagi generasi penerus.

“Kita harus menyadari yang sekarang ini dibutuhkan adalah literasi, tidak hanya literatur. Melalui literasi ini kita memahami apa yang kita baca, informasi apa yang kita baca dan apa yang kita tulis,” ujarnya.

Kiai Makki mengatakan, sebagai santri NU harus senantiasa mengingat dan menyebut guru saat berdoa ataupun ketika hendak menyampaikan ilmunya. Selain menjadi cara dalam menjaga sanad keilmuan, juga merupakan adab seorang santri serta berharap keridloan dan keberkahan dari ilmunya. Dengan begitu akan diberikan kemudahan dalam menyerap dan memahami ilmu yang disampaikan.

“Kita beruntung hari ini kita masih dapat nyambung dengan berkirim doa kepada para Waliyullah. Meskipun jasadnya sudah terkubur di bumi, tapi kita masih tersambung melalui ilmunya,” katanya.

Ia menuturkan, mukjizat yang diturunkan oleh Allah pertama kali adalah pemahaman kata. Karena kata adalah simbol yang terkonsep dalam pikiran dan orang bertindak berawal dari pikiran.

Kata merupakan hal yang muncul secara genetik, bukan hasil dari sains ataupun sebuah penelitian. Oleh karena itu, terdapat istilah budi bahasa, kekuatan bahasa, serta kekuatan kata.

“Karena dengan pemahaman kata pasti juga paham akan tindakannya. Ketika genetiknya bagus, maka yang keluar adalah kata-kata yang bagus. Seperti contoh seorang ilmuwan atau ulama di pesantren, maka isi pikiranya akan dituangkan melalui simbol kata-kata yang terangkai kemudian disusun menjadi sebuah buku maupun kitab, itu yang dinamakan takrib,” terangnya.

Kiai Makki menceritakan bahwa Syaikhona Kholil merupakan seorang ulama yang cerdas. Beliau mampu dengan mudah memahami apa yang di pelajari yang kemudian menghasilkan sebuah langkah besar. Seperti membuat menyusun konsep dalam mendidik santri-santrinya hingga menjadi ulama besar yang mendobrak dunia. Ia mengasah pendidikan dengan sistem memanusiakan manusia yang disesuaikan dengan bakat potensi dan karakternya.

Syaikhona Kholil memang tidak menjadi bagian dari muassis (pendiri) NU. Akan tetapi peranya dalam pendirian NU sangat penting sebagai konseptor berdirinya organisasi Islam terbesar saat ini.

“Mari belajar dan berburu dari literasi Syaikhona Kholil tentang bagaimana beliau mampu membangun tatanan sosial kemasyarakatan, pergerakan terorganisir yang begitu hebat, baik secara ulama dan umara dalam menjadikan negara yang kuat,” pungkasnya.

Simak video lengkap ngaji interaktif bersama KH Makki Nasir di Unusida TV

(my)

Ngaji Interaktif Bersama KH Makki Nasir (Foto:Humas Unusida)

Momen Harlah Ke-101 NU, Unusida Gelar Ngaji Interaktif Bersama KH Makki Nasir

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar Ngaji Interaktif dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) yang dipusatkan di Masjid KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Komplek Kampus Unusida Lingkar Timur, Sidoarjo, Rabu (31/01/2024).

Kegiatan kali ini diinisiasi oleh Unit Pelaksana Teknis Pengkajian Islam dan Keaswajaan (UPT PIK) Unusida dengan mendatangkan narasumber yang merupakan Dzurriyyah Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Makki Nasir yang juga sebagai ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris PCNU Sidoarjo H Agus Mahbub Ubaidillah menyampaikan, salah satu kebiasaan dalam bagian ruang organisasi adalah kumpul seperti ini yang menjadi ajang silaturahmi. Dengan adanya silaturahmi ini, juga dapat menambah wawasan, membuka hati dan pikiran untuk menambah ilmu dengan dikemas dengan tausiah keagamaan.

“Tidak semuanya bisa hadir dalam majelis ilmu seperti ini, berarti yang hadir merupakan orang terpilih untuk menambah ilmu kita,” ujarnya.

Ia berharap seluruh Civitas Akademika Unusida sebagai bagian dari PCNU untuk mampu mengaktualisasi tupoksi masing-masing. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi di setiap bidangnya.

“Jika kita mampu mengaktualisasikan bersama, maka saya yakin Unusida akan semakin maju. Kami dari PCNU Sidoarjo mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terus bekerja keras dalam rangka memajukan Unusida,” katanya.

Tampak hadir, Sekretaris PCNU Sidoarjo H Agus Mahbub Ubaidillah, Wakil Sekretaris Dodi Dyaudin, Wakil Rektor 2 Unusida Lukman Hakim, Wakil Rektor 3 Unusida Ali Masykuri, Ketua UPT PIK Unusida Gus Arisy Karomy, serta seluruh Civitas Akademika Unusida, mulai dari Dosen, Tendik serta Mahasiswa.

Dalam tausiahnya, Kiai Makki mengatakan bahwa selama ini Syaikhona Kholil lebih dikenal karena kekeramatannya, dengan kisah karomahnya. Jarang sekali muncul karena kehebatan ilmunya. Padahal santri-santrinya menjadi ulama besar di Indonesia, salah satunya yaitu pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Hasyim Asy’ari.

Hal tersebut karena beliau tidak pernah memikirkan dirinya maupun pesantrennya sendiri. Yang dipikirkan hanya santri-santrinya agar membuat pesantren yang besar di daerah masing-masing nantinya.

“Cerita kekeramatan Syaikhona Kholil merupakan bukti dari kewaliannya, Sedangkan beliau juga seorang kiai yang selalu haus akan ilmu dan senang tolong menolong,” ungkapnya.

Banyak karya para ulama yang menggunakan istilah atau simbol kedaerahan tempatnya berdakwah. Sedangkan orang-orang yang membaca simbol atau lafadz dalam buku atau kitab tersebut belum tentu mengerti dengan apa yang disampaikan. Maka hal tersebut menjadi tugas guru dalam mengemasnya sesuai adat di setiap daerah, tanpa mengubah makna yang tersirat di dalamnya.

“Orang yang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan, kenapa? karena dia hanya membaca simbol (kata), tidak membaca pemikiran pengarangnya. Sehingga menafsirkan sesuai dengan apa yang dibaca, tanpa mengenal pengarangnya,” tuturnya.

Lebih lanjut, kiai Makki menekankan bahwa akademisi NU untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Pentingnya dalam memastikan kebenaran informasi dan memahami asal-usulnya terlebih dahulu.

“Jika pikirannya sudah diisi dengan hal yang tidak dipahami, maka juga akan sulit dalam memahami tindakannya. Hal tersebut juga yang harus diperhatikan dalam berdakwah dengan membuat konten,” terangnya.

Hal penting lain dalam menjaga sanad keilmuan adalah ketika memilih guru dan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, akademisi NU harus juga harus dapat menciptakan sistem belajar baru dengan memperhatikan rujukan dari para ulama.

“Perguruan tinggi tidak hanya mencetak akademisi, tapi juga mampu mencetak seorang ilmuwan. Jadi pemikirannya tidak hanya berkutat sekitar akademik, tetapi dapat mengembangkan ilmunya agar bermanfaat untuk masyarakat,” pungkasnya.

Simak video lengkap Ngaji Interaktif Bersama KH Makki Nasir di Unusida TV

(my)

Rektor Unusida, H Fatkul Anam (tengah) bersama Rektor PTNU (Foto: Humas Unusida)

Resmi, Rektor Unusida Ditunjuk Sebagai Ketua Forum Rektor PTNU Seluruh Indonesia

Dr. H. Fatkul Anam M.Si secara resmi ditunjuk menjadi Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Perkumpulan untuk periode 2024-2025. Pemilihan tersebut dilaksanakan dalam kegiatan yang bertajuk Workshop Transformasi Digital pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang digelar oleh Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU) di Hotel New Saphire, Yogyakarta.

Kegiatan tersebut menjadi salah satu rangkaian dari Resepsi Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) di Yogyakarta yang berlangsung selama 3 hari, yaitu Senin-Rabu (29-31/01/2024).

H Fatkul Anam yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) terpilih secara aklamasi dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan dari 29 PTNU dari seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa PTNU merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, dengan anggota yang saat ini berjumlah 29 institusi. Organisasi ini memainkan peran krusial dalam mengkoordinasikan serta meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di kalangan PTNU, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan.

Dengan terpilihnya H Fatkul Anam sebagai ketua forum Rektor PTNU Seluruh Indonesia ini, diharapkan akan terjadi sebuah transformasi positif dalam manajemen dan operasional PTNU. Kepemimpinannya yang berhasil membawa Unusida berkembang dengan pesat selama ini diharapkan dapat membawa angin segar dalam strategi pengembangan perguruan tinggi keagamaan di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan zaman, seperti transformasi digital yang menjadi topik utama dalam workshop tempat beliau terpilih.

“Terima kasih atas kepercayaan yang luar biasa, saya terima dengan ikhlas dan semangat. Saya percaya dengan kebersamaan ini kita dapat mempercepat perkembangan PTNU,” ujar Fatkul Anam kepada Humas Unusida.

Penanggung jawab kegiatan, Rizqon Halalsyah atau Gus Rizqon menyampaikan, kegiatan ini bermaksud untuk mempercepat akreditasi institusi di PTNU melalui implementasi digitalisasi kampus untuk berbagai kebutuhan borang. Hal ini juga menjadi wujud bahwa LPT-PBNU sangat memfasilitasi percepatan akreditasi dan peningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.

“Atas intensi tersebut, kegiatan ini untuk terus memacu kampus PTNU baik yang basisnya keagamaan dan dikelola di bawah Kementerian Agama, maupun PTNU yang basisnya pendidikan dan dikelola di bawah Kementerian Pendidikan Riset Kebudayaan dan Teknologi,” jelasnya.

Pengurus LPT-PBNU tersebut menyebutkan Workshop ini menghasilkan rencana strategi (Renstra) yang akan dilakukan PTNU se-Indonesia. Yang pertama, akan bekerjasama dengan BAN-PT maupun LAM, agar akreditasi perguruan tinggi dan mutu pendidikan di kampus-kampus PTNU akan meraih hasil yang optimal.

Yang kedua, PTNU akan menggelar kompetisi yang berskala nasional terkait pengisian borang dalam menyiapkan akreditasi. Dengan adanya kompetisi terkait borang dan akreditasi, harapannya PTNU mampu terpacu dan termotivasi untuk meningkatkan mutunya dengan penghargaan di tingkat nasional.

“Untuk itu, secara kelembagaan saya berharap dukungan dari berbagai pihak, seperti dari Kemenristek Dikti. Agar mudah-mudahan apa yang direncanakan PTNU ini dapat support dan bisa meraih akreditasi secara optimal,” ucapnya.

Tampak hadir, Kepala Badan Litbang Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Prof Amin Suyitno, Ketua LPT-PBNU Prof Ainun Na’im Ph.D, Dr. A, Wakil Ketua LPT-PBNU Luthfi Hamidi, Sekretaris LPT-PBNU Dr.rer.Pol M Faishal Aminuddin, beberapa pengurus LPT-PBNU, serta ratusan Rektor serta Pakar dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama & Kementerian Agama.

(my)

Penampilan Mahasiswa dalam FESRAFE 2024 (Foto: Humas Unusida)

Festival Raya Fakultas Ekonomi Unusida, Tampilkan Seni Budaya dan Produk Mahasiswa

Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar Festival Raya Fakultas Ekonomi (FESRAFE) di Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (DISPORAPAR) Kabupaten Sidoarjo, Ahad (28/01/2024).

Festival yang menjadi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Unusida angkatan 2021-2023. Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menampilkan berbagai kreativitas seni sepeti puisi, tari, menyanyi dan juga teatrikal drama. Selain itu, festival ini juga menjadi momen untuk mengenalkan produk yang dihasilkan oleh mahasiswa seperti minuman, tas kerajinan tangan, dan makanan ringan di stand bazar yang tersedia.

Wakil Rektor 1 Unusida, Hadi Ismanto sangat mengapresiasi festival yang menampilkan kreasi seni budaya serta produk UMKM dari mahasiswa. Sebab melalui festival dan bazar seperti ini dapat menarik pengunjung untuk melihat potensi yang dimiliki oleh mahasiswa.

“Kegiatan ini harus dilestarikan dan dikemas lebih menarik lagi untuk menunjukkan potensi dan hasil kreasi mahasiswa Unusida kepada masyarakat,” ujarnya.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Manajemen, Ayu Lucy Larassaty, S.E,. M.M menjelaskan, kegiatan ini merupakan implementasi dari mata kuliah Entrepreneur dan Character Education. Yang mana untuk melatih mahasiswa dalam menyampaikan pesan moral kepada masyarakat melalui pentas seni.

“Melalui panggung budaya ini, kami mencoba untuk melatih kemampuan dalam mengekspresikan pelajaran yang dipelajari di dalam kelas kepada publik,” jelasnya.

Menurutnya, festival dan bazar menjadi kegiatan positif dalam menumbuhkan pendidikan karakter bagi mahasiswa. Karena dalam sebuah pementasan seni mahasiswa dapat menggali, mengembangkan dan menampilkan bakat yang dimiliki.

“Semoga melalui kegiatan ini dapat semakin mengenalkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa Unusida di tengah masyarakat,” harapnya.

Sementara itu, ketua pelaksana Hilmi Ubaidillah mengungkapkan antusiasnya dalam menyelenggarakan event di luar kampus. Menurutnya, kesempatan untuk unjuk kemampuan saat tampil di hadapan publik menjadi pengalaman berharga untuk meningkatkan kualitas dan percaya diri.

“Alhamdulillah kami sangat senang ketika berkegiatan di luar kampus. Apalagi dalam momen akhir pekan sehingga ramai pengunjung,” ungkap ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Hima Prodi) Manajemen tersebut.

Ia menyebutkan terdapat 12 stand bazar mahasiswa dan stand informasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unusida yang tersedia.

“Terima kasih kepada semua pengunjung yang sudah hadir. Semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat dan kebahagiaan bagi semuanya,” pungkasnya.

(my)

Suasana Nonton Kasinema21, Pameran FIlm Pendek Mahasiswa DKV Unusida (Foto: Humas Unusida)

Keren, Mahasiswa DKV Unusida Gelar Pameran Film Pendek Bertajuk ‘Kasinema21’

Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar Pameran Film Pendek bertajuk ‘Kasinema 21’, Rabu-Kamis (24-25/01/2024). Pameran tersebut diselenggarakan di Kampus Unusida Lt 5 Ruang 506, Lingkar Timur, Sidoarjo.

Kepala Program Studi (Kaprodi) DKV Unusida, Putra Uji Deva Satrio, S.Sn,. M.Sn menyampaikan bahwa pameran ini menjadi salah satu bentuk apresiasi karya. Oleh karena itu dikemas dengan estetik, layaknya seperti studio film untuk menarik pengunjung. Dengan begitu, film pendek yang menjadi hasil karya dapat ditampilkan untuk disaksikan oleh pemirsa, baik kalangan mahasiswa dan khalayak umum untuk dapat mengambil manfaat dan ilmu dari film yang dihasilkan.

“Salah satu bentuk apresiasi karya adalah dengan menggelar pameran. Oleh karena itu kita sajikan Kasinema ini dengan membentuk studio film seperti cinema 21,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan pameran kali ini akan ditampilkan kumpulan film pendek hasil karya mahasiswa DKV ini merupakan implementasi dari mata kuliah Videografi.

Menurutnya, film yang dihasilkan masih dalam tahap pembelajaran. Perlu adanya pengembangan dalam proses membuat film, seperti pembuatan naskah dan menentukan tema arah pasar agar pesan yang disampaikan melalui film dapat tersampaikan dengan baik.

“Yang pasti Film ini masih dalam tahap proses belajar semuanya. Tapi alangkah baiknya ketika semua proses dilalui dengan baik, niscaya hasilnya akan maksimal karena ketika kita menghasilkan proses yang baik dan hasilnya akan maksimal,” paparnya.

Dalam kesempatan terebut, ia sangat mengapresiasi hasil karya yang dipersembahkan oleh mahasiswa DKV angkatan 2021 yang disajikan dalam pameran film pendek kali ini.

“Terima kasih telah menghadiri kegiatan pameran kasinema hasil karya Mahasiswa DKV angkatan 2021. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik walaupun dengan tidak tidur dan capek pastinya, tetapi hasilnya sangat luar biasa bagi kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Taufiq Aditya Nugraha menjelaskan pada pameran kali ini mengambil konsep ‘Kasinema’ dari 2 kata, yaitu Kasi dan Nema. Kasi yang berarti menunjukkan dan Nema yang berarti sinema. Jadi kami berusaha menunjukkan sinema yang merupakan project Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal kali ini.

Dalam prodi DKV terdapat mata kuliah videografi yang diajarkan untuk dapat mengembangkan ilmu dan menambah wawasan dan menyampaikan pesan kepada pemirsa melalui video pendek.

“Terdapat 9 film pendek yang dihasilkan oleh 9 kelompok dengan beberapa genre film di antaranya action, drama, komedi dan horor,” katanya.

Mahasiswa DKV tersebut menceritakan kendala dalam membuat video adalah cuaca yang sering hujan hingga membangun koordinasi antar pemeran. Dalam membangun konsep ia dan tim membutuhkan waktu setidaknya satu hari penuh, akan tetapi sebelumnya sudah ada progres mulai dari pembuatan naskah, RAB, dll.

“Suka dukanya seperti kita membuat film pada umumnya. Sukanya ketika membuat video ini yang membuat kita selalu bareng-bareng dan asyik. Dukanya sudah dilokasi tapi belum prepare property, kemudian ada yang lelah serta latihan koordinasi antar pemeran dalam membuat film pendek,” ungkapnya.

Ia mengaku sangat bangga karena dapat kuliah di Unusida. Sebab dibimbing dengan dosen yang berkompeten dan dikelilingi dengan lingkungan kampus yang positif.

“Senang rasanya dapat kuliah di Unusida. Selain dosennya yang asyik, juga didukung lingkungan kampus yang membangun sehingga nyaman untuk belajar mengembangkan skill dan potensi yang dimiliki,” pungkasnya.

(my)

Unusida Terima Kunjungan dari UNU Purwokerto (Foto: Humas Unusida)

Unusida Mendapat Kunjungan dari UNU Purwokerto

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menerima kunjungan dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Selasa (23/01/2024). Kunjungan di Kampus Unusida, Lingkar Timur, Sidoarjo tersebut membahas beberapa hal, diantaranya pengelolaan sistem akademik, penjaminan mutu, dan sistem informasi manajemen kelembagaan.

Tampak hadir, Rektor Unusida Dr. H. Fatkul Anam, M.Si, Wakil Rektor 1 Unusida, Hadi Ismanto, S.HI,. M.Pd, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik UNU Purwokerto, Dr. Bambang Kuncoro, M.Si, beserta Kepala Informasi Teknologi (IT), Akademik, dan Penjaminan Mutu UNU Purwokerto.

Dalam kesempatan tersebut Rektor Unusida, H Fatkul Anam sangat menyambut baik atas kunjungan dari sesama Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) untuk saling berbagi pengalaman dan Ilmu dalam mengelola sebuah universitas. Pentingnya menjalin silaturrahmi dan komunikasi antar lembaga untuk bertukar ide dan gagasan dalam mengembangkan kampus di lingkungan warga Nahdliyyin.

“Kami sangat terbuka untuk sharing bermanfaat dalam rangka mengembangkan Perguruan Tinggi yang menjadi menjadi kebanggan warga nahdliyyin,” katanya.

Ketua Forum Rektor PTNU Se Indonesia tersebut menjelaskan, saat ini Unusida dapat lebih dikenal karena kualitas pendidikan, prestasi, dan juga kontribusinya di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Unusida harus selalu terbuka untuk berkembang serta melakukan berbagai inovasi untuk menarik minat masyarakat.

Saat ini, Unusida masih dalam upaya mengembangkan smart campus yang memiliki pengelolaan dan pelayanan professional dengan mengunggulkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.

“Kita harus bersama menghadirkan PTNU di tengah masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga NU,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Bambang Kuncoro menyampaikan kekagumannya atas perkembangan Unusida yang sangat cepat. Menurutnya, Unusida sudah memiliki sistem kelembagaan yang dikelola dengan baik.

“Saya kagum dengan sistem pengelolaan dokumen di Unusida yang sudah terstruktur dan terprogram dengan baik. Hal ini yang mendorong kami untuk berkunjung dan belajar dari Unusida dalam hal mengarsip dokumen penting sebagai pendukung akreditasi,” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya sangat tertarik untuk meniru pengelolaan sistem informasi dan prestasi yang sudah diterapkan di Unusida. Ia berharap UNU Purwokerto juga dapat terakreditasi baik dan berkembang pesat seperti Unusida.

“Terima kasih sharing ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat. Semoga komunikasi dan kerja sama ini dapat terus terjalin dengan baik,” pungkasnya.

(my)