Dr. Arda Surya Editya, S.Pd., M.T., Dekan FILKOM UNUSIDA saat menjadi narasumber Pembelajaran Coding dan Artificial Intelligence (AI) LP Ma'arif NU Sidoarjo (Foto: Humas UNUSIDA)

Dekan FILKOM UNUSIDA Jelaskan Peran Penting AI dalam Dunia Pendidikan

Sidoarjo – Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), Dr. Arda Surya Editya, S.Pd., M.T., menjadi narasumber utama dalam Pembelajaran Coding dan AI di Aula Pusdiklat LP Ma’arif PCNU Sidoarjo, Selasa-Rabu (29-30/7/2025).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo ini mengusung tema ‘Belajar AI dan Coding Menyenangkan untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan SD/MI, MTs, SMP, MA/SMA, dan SMK Se-Kabupaten Sidoarjo’. Acara ini dihadiri oleh para guru, kepala sekolah, serta perwakilan siswa dari satuan pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian upaya kolaboratif antara LP Ma’arif PCNU Sidoarjo dan UNUSIDA dalam membekali tenaga pendidik dan peserta didik dengan kompetensi masa depan yang berbasis teknologi namun tetap berpijak pada nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Arda memberikan pemaparan mendalam terkait peran penting Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mengembangkan inovasi pengajaran dan menggali potensi generasi muda.

Ia menjelaskan bahwa AI adalah kemampuan komputer atau mesin untuk meniru cara berpikir, belajar, dan menyelesaikan masalah seperti manusia. Teknologi ini bekerja menggunakan model matematika, umumnya dalam bentuk matriks, yang kemudian dilatih dengan data dalam jumlah besar agar mampu mengenali pola-pola tertentu di dalamnya.

“AI bukan hanya alat canggih, tetapi merupakan sarana untuk membantu manusia berpikir dan mencipta. Guru dan pelajar perlu memahami bahwa AI adalah mitra dalam proses belajar, bukan pengganti,” jelasnya.

Dalam konteks generasi muda, Dr. Arda menyoroti bagaimana Generasi Z (Gen-Z) yang dikenal sangat adaptif terhadap teknologi, justru belum menggunakan AI secara optimal. Ia menyebut bahwa saat ini Gen-Z cenderung menggunakan AI secara pasif, seperti hanya mengandalkan chatbot atau fitur otomatis tanpa memahami cara kerja di baliknya.

Baca juga:  UNUSIDA Jalin Kerja Sama dengan BRIN dan DPR RI: Dorong Peningkatan Kapasitas Riset dan Inovasi Berbasis Karya Ilmiah

“Sayangnya, penggunaan AI secara pasif justru membuat Gen-Z malas berpikir dan kurang eksploratif. Padahal mereka adalah kelompok yang paling berpotensi mengembangkan AI secara kreatif jika dibekali dengan pemahaman dan keterampilan yang tepat,” terangnya.

Lebih lanjut, Dr. Arda menyampaikan bahwa AI juga memiliki potensi besar untuk membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang inovatif. Dengan memanfaatkan AI, guru dapat mempersonalisasi pembelajaran, menemukan pendekatan yang lebih tepat bagi siswa, dan mengatasi kebuntuan dalam merancang metode pengajaran.

“AI dapat mempercepat proses inovasi pembelajaran, terutama bagi guru yang ingin keluar dari pola mengajar yang monoton. Ini adalah peluang besar untuk menjadikan kelas lebih hidup, adaptif, dan relevan dengan dunia nyata,” tambahnya.

Ia mengingatkan pentingnya kesiapan dalam menghadapi revolusi digital, peran guru tetap sentral, dan AI seharusnya menjadi alat bantu untuk memaksimalkan proses pendidikan, bukan hanya sekadar tren teknologi.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penguasaan teknologi digital bagi pendidik dan pelajar, khususnya dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan abad ke-21. “Coding dan AI bukan hanya untuk mereka yang ingin jadi programmer. Ini adalah skill masa depan yang harus dikenalkan sejak dini agar anak-anak kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pencipta,” pungkasnya. (MY)