Pos

FAI UNUSIDA Gelar Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Berorientasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (Foto: Humas UNUSIDA)

FAI UNUSIDA Gelar Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka

SIDOARJO — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) sukses menyelenggarakan Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Berorientasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang dilaksanakan di Hall Lantai 4 Gedung A Universitas NU Sidoarjo, Jum’at-Sabtu (24-25/10/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa calon guru dari program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai bagian dari upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik masa depan di era transformasi pendidikan.

Workshop yang berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan pemateri dari kalangan akademisi dan praktisi pendidikan berpengalaman dalam implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah. Agenda ini menjadi momentum penting bagi FAI UNUSIDA dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia pendidikan modern, terutama menjelang pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UNUSIDA, Prof. Dr. H. Fatkul Anam, M.Si., dalam arahannya menegaskan pentingnya transformasi pendidikan di era digital yang tetap berpijak pada nilai kemanusiaan dan keislaman.

“Kegiatan seperti ini menunjukkan komitmen UNUSIDA untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar nilai moral dan spiritual. Kurikulum Berbasis Cinta sangat relevan bagi pendidikan hari ini, di mana guru tidak hanya dituntut pintar mengajar, tetapi juga mampu mencintai dan membimbing dengan hati,” ungkapnya.

Menurutnya, workshop ini menunjukkan komitmen FAI UNUSIDA dalam mencetak pendidik yang profesional, berintegritas, dan berkarakter Islami. Workshop ini menjadi langkah konkret menuju ekosistem pendidikan yang merdeka, bermakna, dan berlandaskan cinta, sejalan dengan semangat pendidikan rahmatan lil ‘alamin yang dijunjung tinggi oleh UNUSIDA.

“Mengajar adalah pekerjaan hati. Cinta adalah fondasi dari setiap keberhasilan dalam mendidik. Ketika seorang guru mencintai ilmunya, muridnya, dan tugasnya, maka pembelajaran akan menjadi jalan menuju keberkahan,” tuturnya.

Ia sangat mengapresiasi atas inovasi FAI dalam menyiapkan mahasiswa calon pendidik profesional. “Kami berharap FAI menjadi pionir dalam menghasilkan lulusan yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah. Konsep Deep Learning akan membantu mahasiswa mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Anang Abidin, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari strategi FAI dalam mewujudkan visi fakultas sebagai pusat pengembangan pendidikan Islam yang humanis, inovatif, dan berkarakter.

“Workshop ini bukan sekadar kegiatan formal, tetapi langkah nyata dalam menyiapkan calon guru profesional yang peka terhadap perkembangan kurikulum nasional. Pendekatan Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta mengajarkan mahasiswa agar tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga menanamkan nilai kasih sayang, empati, dan spiritualitas dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

Anang menambahkan, kegiatan ini juga menjadi wadah kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan dalam menyusun perangkat pembelajaran yang kreatif dan aplikatif.

“Mahasiswa tidak hanya kami latih menyusun RPP atau modul ajar, tetapi juga memahami filosofi pembelajaran merdeka, seperti pembelajaran yang membebaskan, memerdekakan, dan menumbuhkan karakter baik bagi peserta didik,” imbuhnya.

Selain sesi teori, peserta juga mengikuti praktik penyusunan perangkat pembelajaran yang dipandu langsung oleh pemateri. Mahasiswa dilatih menyusun modul ajar, asesmen diagnostik, dan media pembelajaran digital sesuai prinsip Kurikulum Merdeka. Mereka juga berdiskusi tentang integrasi nilai spiritual dan emosional dalam pembelajaran, implementasi nyata dari Kurikulum Berbasis Cinta yang diusung UNUSIDA.

Melalui pendekatan Deep Learning, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan proses belajar yang bermakna, bukan sekadar menghafal konsep, tetapi memahami dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Sementara itu, Kurikulum Berbasis Cinta menumbuhkan jiwa guru yang empatik, penuh kasih, dan berjiwa pendidik sejati.

Anang Abidin menegaskan bahwa hasil workshop ini akan dijadikan rujukan dalam kegiatan PLP dan KKN mahasiswa FAI di sekolah-sekolah mitra.

“Kami ingin mahasiswa siap terjun ke dunia pendidikan dengan membawa semangat menciptakan ruang belajar yang menyenangkan, bermakna, dan berlandaskan cinta,” pungkasnya.

FAI UNUSIDA Gelar Webinar Internasional: “Komparasi Pendidikan Anak Lintas Negara Mesir–Indonesia” (Foto: Istimewa)

FAI UNUSIDA Gelar Webinar Internasional: Komparasi Pendidikan Anak Lintas Negara Mesir–Indonesia

SIDOARJO — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas jejaring akademik global melalui penyelenggaraan Webinar Internasional bertema ‘Komparasi Pendidikan Anak Lintas Negara: Mesir–Indonesia’, yang digelar pada Jumat (10/10/2025) secara daring melalui platform Zoom Meeting.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif lintas negara, yakni LikLik Siti Anisa, S.Pd.I., Kepala TK NU Ar-Raudhah Mesir, sekaligus praktisi pendidikan Islam di Kairo, Mesir dan Moh. Anang Abidin, S.H.I., M.Pd., Ketua Program Studi PGMI UNUSIDA, yang juga merupakan dosen dan peneliti bidang pendidikan dasar Islam.

Webinar ini membahas secara mendalam perbandingan sistem dan praktik pendidikan anak antara Mesir dan Indonesia, baik dari sisi filosofi pendidikan, metode pembelajaran, maupun nilai-nilai keislaman yang menjadi dasar pengembangannya.

Dalam sambutannya, Rektor UNUSIDA, Dr. H. Fatkul Anam, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis dan relevan di tengah dinamika global pendidikan Islam dewasa ini.

“Mesir dikenal sebagai salah satu pusat peradaban dan pendidikan Islam dunia, terutama melalui Universitas Al-Azhar yang telah melahirkan banyak ulama dan pemikir besar sepanjang sejarah. Sementara itu, Indonesia dengan kekayaan budaya serta nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah terus berupaya menghadirkan sistem pendidikan yang moderat, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” terangnya.

Lebih lanjut, Rektor menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu menjadi wadah saling belajar dan berbagi pengalaman lintas negara.

“Melalui webinar ini, kita ingin melihat bagaimana kedua negara memaknai dan mengimplementasikan pendidikan anak berbasis nilai-nilai keselamatan dan kemanusiaan universal. Pengalaman lintas negara dapat menjadi inspirasi dalam membangun model pendidikan Islam yang holistik, berkarakter, dan berdaya saing global,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan bahwa FAI UNUSIDA terus berkomitmen mengembangkan kegiatan internasional sebagai bentuk nyata implementasi visi universitas, yaitu menjadi Universitas unggul berkarakter Aswaja dan berdaya saing nasional pada tahun 2029.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh panitia, narasumber, dan peserta. Semoga diskusi dan pertukaran gagasan hari ini membawa manfaat besar bagi pengembangan pendidikan Islam. Semoga Allah SWT meneguhkan hikmah keilmuan dan pendidikan Islam yang membawa keselamatan bagi umat,” ungkapnya.

Sementara itu, LikLik Siti Anisa dalam pemaparannya mengangkat topik menarik mengenai kesamaan budaya, sosial, dan pendidikan antara Indonesia dan Mesir, berdasarkan pengalamannya menetap dan mengajar di Kairo. Ia menjelaskan bahwa kedua negara memiliki kedekatan historis dan kultural yang kuat, terutama dalam hal nilai keagamaan, karakter sosial, dan tradisi keilmuan.

“Baik Indonesia maupun Mesir sama-sama dikenal sebagai bangsa religius yang menjunjung tinggi nilai gotong royong dan semangat belajar sepanjang hayat. Keduanya memiliki sistem pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter dan akhlak anak,” tutur LikLik dalam sesi presentasinya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa dalam konteks sosial, kedua negara memiliki populasi mayoritas Muslim dengan masyarakat yang majemuk dan terbuka. Hal ini menjadikan lembaga pendidikan di kedua negara tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar akademik, tetapi juga wadah pembentukan nilai moral dan spiritual.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya pendidikan karakter anak sejak dini. Di Mesir, proses pendidikan di taman kanak-kanak tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga pada penanaman nilai disiplin, spiritualitas, dan kemandirian, nilai yang juga sejalan dengan tradisi pendidikan Islam di Indonesia.

Kegiatan ini berlangsung dinamis dan interaktif dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang berasal dari berbagai kalangan akademisi, mahasiswa, dan praktisi pendidikan. Diskusi mencakup berbagai aspek mulai dari metode pembelajaran anak usia dini, pendekatan karakter berbasis nilai Islam, hingga perbandingan struktur kurikulum antara kedua negara.

Dengan terselenggaranya Webinar Internasional ini, FAI UNUSIDA menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam memperluas wawasan global mahasiswa, memperkuat jejaring internasional, serta membangun tradisi akademik yang berorientasi pada keilmuan, kemanusiaan, dan nilai Aswaja An-Nahdliyah. (MY)

Dekan FAI UNUSIDA, Feri Kuswanto, S.Pd.I., M.Pd.I., saat Bekali Mahasiswa PLP dan KKN 2025 (Foto: Humas UNUSIDA)

FAI UNUSIDA Bekali Mahasiswa PLP dan KKN, Tekankan Profesionalisme dan Integritas Calon Guru

SIDOARJO — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) resmi menggelar Pembukaan dan Pelepasan Mahasiswa Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Kamis (9/10/2025). Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, dosen pembimbing, serta seluruh mahasiswa peserta PLP dan KKN FAI UNUSIDA.

Dalam sambutannya, Dekan FAI UNUSIDA, Feri Kuswanto, S.Pd.I., M.Pd.I., menyampaikan bahwa kegiatan PLP dan KKN merupakan momen penting bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan ke dalam praktik nyata di lapangan.

“Teori yang sudah diterima selama menjalani perkuliahan kini saatnya dibuktikan di lapangan. Bagi yang sudah berpengalaman mengajar, perkuat profesionalismenya. Sedangkan bagi yang baru pertama kali akan bertemu dengan murid sebenarnya, jagalah sikap dan nama baik almamater,” pesannya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga etika dan kedisiplinan selama melaksanakan tugas di sekolah atau lembaga tempat PLP dan KKN berlangsung.

“Saya tidak ingin mendengar laporan dari kepala sekolah bahwa mahasiswa UNUSIDA datang terlambat, berpakaian tidak rapi, atau kurang sopan. Jadilah pendidik yang memberi teladan, bukan hanya mahasiswa yang sedang praktik,” tegasnya.

Lebih lanjut, Feri menjelaskan bahwa pihak fakultas telah mempersiapkan seluruh kebutuhan teknis mahasiswa sebelum turun ke lapangan, mulai dari penyusunan perangkat pembelajaran, penilaian sikap, hingga pelatihan tambahan seperti workshop dan praktik micro teaching.

“Bagi yang belum berpengalaman mengajar, kami siapkan kegiatan pendampingan dan pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran. Tujuannya agar semua mahasiswa memiliki standar kompetensi yang sama sebelum diterjunkan,” ujarnya.

Terkait pelaksanaan KKN, Fery menambahkan bahwa mahasiswa akan ditempatkan di berbagai lembaga pendidikan dan wilayah di Kabupaten Sidoarjo, baik di sekolah-sekolah yang sudah maju maupun di lokasi yang masih membutuhkan pendampingan.

“KKN kali ini tidak hanya menjadi ajang pengabdian, tapi juga kesempatan mahasiswa berkontribusi membantu sekolah yang masih memerlukan penguatan pada aspek kurikulum dan pemanfaatan media pembelajaran digital,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UNUSIDA, H. Ali Masykuri, M.Pd.I., menegaskan pentingnya pelaksanaan PLP dan KKN sebagai bagian dari kurikulum akademik yang wajib diikuti seluruh mahasiswa.

“Meskipun sebagian mahasiswa sudah memiliki pengalaman mengajar, PLP dan KKN tetap harus dilakukan. Ini bagian dari penilaian akademik sekaligus pembentukan karakter profesional calon guru,” ungkapnya.

Ali Masykuri juga berharap agar seluruh peserta mampu menjalankan kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan tetap menjaga nama baik universitas di tempat mereka bertugas.

“Mudah-mudahan pelaksanaan PLP dan KKN berjalan lancar, membawa manfaat bagi masyarakat, dan menjadi ladang pengalaman berharga bagi mahasiswa FAI UNUSIDA,” tuturnya yang dilanjutkan pernyataan resmi pelepasan peserta. (MY)

Suasana KARISMA FAI UNUSIDA 2025 di Hall Lantai 3 Kampus 2 UNUSIDA, Lingkar Timur, Sidoarjo (Foto: Humas UNUSIDA)

KARISMA FAI UNUSIDA 2025: Bekal Awal Mahasiswa Baru Menuju Tri Dharma Perguruan Tinggi

SIDOARJO — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menyelenggarakan kegiatan Kajian, Orientasi, dan Silaturrahmi Mahasiswa (KARISMA) FAI 2025 di Lantai 3 Kampus 2 UNUSIDA, Lingkar Timur Sidoarjo, Sabtu–Ahad (20–21/9/2025). Kegiatan ini mengusung tema ‘Bersama dalam Ilmu, Bersatu dalam Iman’ dan diikuti oleh seluruh mahasiswa baru FAI sebagai bekal sebelum melaksanakan kuliah.

Dalam sambutannya, Dekan FAI UNUSIDA, Feri Kuswanto, S.Pd.I., M.Pd.I., menegaskan pentingnya mahasiswa memahami perbedaan mendasar antara jenjang SMA dengan dunia perkuliahan. Menurutnya, pendidikan tinggi menuntut mahasiswa tidak hanya fokus pada pembelajaran, tetapi juga pada penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Tiga hal yang sering disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Itulah yang akan menjadi bahan pokok pembelajaran yang akan diterapkan di FAI. Kalau di SMA cukup belajar, di perguruan tinggi ada belajar, ada penelitian, dan ada pengabdian. Bahkan karya ilmiah yang layak bisa diajukan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan itu akan melekat atas nama mahasiswa yang bersangkutan,” jelasnya.

Feri juga menekankan pentingnya persiapan mental mahasiswa baru. Ia menuturkan, pendekatan belajar di SMA berbeda dengan di perguruan tinggi. “Kalau di SMA masih banyak ruang kosong yang harus diisi guru, di perkuliahan mahasiswa justru didorong untuk mengembangkan pengetahuan, soft skill, sikap, dan kompetensinya. Jadi tidak boleh hanya menunggu diajari dosen,” pesannya.

Dalam KARISMA FAI 2025 ini, mahasiswa baru mendapatkan pembekalan komprehensif kepada mahasiswa baru melalui rangkaian kegiatan orientasi tingkat fakultas. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya fakultas dalam menyiapkan mahasiswa menghadapi dinamika kehidupan akademik, sosial, dan organisasi.

Selama kegiatan, mahasiswa mendapatkan sejumlah materi strategis, di antaranya Kehidupan Kampus Tingkat Fakultas, Pengembangan Karakter dan Perilaku Mahasiswa, Teknik Penggunaan Aplikasi Akademik My Unusida dan E-Learning, serta Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Selain itu, mahasiswa juga diperkenalkan pada Aswaja sebagai Manhaj al-Fikr wal Harokah, yang menekankan pentingnya moderasi, pemikiran kritis, dan gerakan yang berakar pada tradisi Ahlussunnah wal Jamaah. Materi lain yang tidak kalah penting adalah Teknik Penulisan Makalah, untuk melatih keterampilan akademik, serta Pentingnya Organisasi bagi Mahasiswa, sebagai bekal pengembangan diri dan kepemimpinan.

Lebih lanjut, Feri menuturkan bahwa pembekalan ini tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga membentuk kepribadian mahasiswa agar siap menjadi insan berilmu sekaligus berkarakter.

Melalui kegiatan KARISMA FAI 2025 ini, mahasiswa baru diharapkan dapat memahami bahwa perkuliahan bukan hanya soal belajar di kelas, tetapi juga melibatkan pengabdian, penelitian, dan pengembangan diri melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan. Juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika dunia kampus, sekaligus menjadikan ilmu dan iman sebagai landasan kebersamaan dalam menempuh pendidikan di UNUSIDA.

“Semoga kegiatan orientasi ini mampu membekali mahasiswa baru FAI UNUSIDA dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai yang akan menjadi landasan mereka selama menempuh pendidikan tinggi, sekaligus berkontribusi nyata bagi masyarakat,” pungkasnya. (MY)

Yudisium Ke-1 FAI UNUSIDA (Foto: Humas UNUSIDA)

Yudisium Perdana Fakultas Agama Islam UNUSIDA: Cetak Lulusan yang Siap Mengabdi dan Menginspirasi

SIDOARJO – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) untuk pertama kalinya menggelar Yudisium Ke-1 pada bulan Agustus lalu. Momen bersejarah ini melibatkan dua program studi, yakni Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dengan 39 mahasiswa dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dengan 23 mahasiswa.

Acara yudisium ini menjadi tonggak baru bagi FAI UNUSIDA dalam melahirkan sarjana pendidikan Islam yang siap berkontribusi di masyarakat dengan bekal ilmu, akhlak, serta nilai spiritual.

Sementara itu, Rektor UNUSIDA, H. Fatkul Anam, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan yudisium perdana ini. Menurutnya, momen ini menjadi catatan sejarah penting bagi Fakultas Agama Islam UNUSIDA.

“Ini adalah tonggak sejarah bagi FAI UNUSIDA. Lulusan pertama ini menjadi bukti perjuangan mahasiswa yang telah menuntaskan studinya dan dedikasi dosen yang dengan sabar membimbing. Saya sangat mengapresiasi, terlebih bagi mereka yang sambil bekerja tetap berkomitmen menyelesaikan pendidikan S1,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa lulusan FAI harus menjadi cerminan kualitas dan integritas, sekaligus tidak pernah berhenti untuk belajar sepanjang hayat.

“Sebagai lulusan pertama, kalian akan menjadi duta FAI di tengah masyarakat. Jangan puas dengan pencapaian saat ini, karena masih ada tahapan berikutnya. Lulusan FAI bukan hanya dituntut cerdas, tetapi juga harus matang secara spiritual, sehingga mampu menginspirasi dan memberi manfaat bagi sesama,” pesannya.

Dekan FAI UNUSIDA, Fery Kuswanto, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadi pribadi adaptif dan rendah hati ketika kembali ke tengah masyarakat.

“Setelah kembali ke rumah masing-masing, kalian harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ilmu yang didapatkan harus membawa manfaat, bukan justru menjadikan tinggi hati karena telah meraih gelar S1. Jadilah bagian dari masyarakat yang terbaik, sebagaimana pesan Rasulullah: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi lingkungannya,” tuturnya.

Fery juga berharap para lulusan terus mengembangkan ilmu yang telah diperoleh, tidak berhenti pada jenjang sarjana, dan bahkan melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi.

Dengan diselenggarakannya Yudisium Ke-1 ini, Fakultas Agama Islam UNUSIDA resmi menorehkan sejarah baru. Ia berharap para lulusan dapat membawa nama baik almamater sekaligus berperan aktif dalam mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya guna bagi bangsa dan agama.

“Syukur-syukur jika ada yang melanjutkan ke S2. Semoga gelar ini menjadi langkah awal untuk membawa citra kampus tercinta dan menjadikan kalian insan-insan mulia di masyarakat,” pungkasnya. (MY)

Festival PIAUD UNUSIDA (Foto: Humas UNUSIDA)

Festival PIAUD UNUSIDA, Semarak Kreativitas Mahasiswa dan Anak Usia Dini

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Hima Prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) sukses menggelar Festival PIAUD (FESPIDA) untuk kedua kalinya atau Vol 2. Kegiatan ini mengusung tema ‘Semarak Inspirasi, Semangat Generasi: Menyalakan Cahaya Karya, Menyatukan Semangat Generasi Muda dalam Harmoni, Aksi, Inovasi, dan Ekspresi’ yang dipusatkan di Hall Lantai 3 Kampus 2 UNUSIDA, Selasa (8/7/2025).

Festival ini menjadi momentum istimewa yang mempertemukan semangat mahasiswa dan keceriaan anak-anak usia dini dalam sebuah wadah edukatif dan ekspresif. Berbagai lomba digelar, mulai dari lomba menari hingga lomba mewarnai, yang melibatkan anak-anak sebagai peserta utama. Tak hanya itu, mahasiswa PIAUD juga turut tampil menawan dalam sejumlah pertunjukan dan aktivitas sebagai bagian dari penilaian Ujian Akhir Semester (UAS) mereka.

Kaprodi PIAUD, Rifatul Anita, menyampaikan bahwa FESPIDA bukan hanya ajang seni dan kreativitas, tetapi juga menjadi ruang strategis bagi mahasiswa untuk mengekspresikan potensi yang dimiliki. Menurutnya, selain materi yang di dapatkan saat pembelajaran, mahasiswa juga layak diberikan kesempatan untuk unjuk gigi menampilkan hasil belajarnya selama ini.

“Festival ini menjadi wadah untuk kreativitas mahasiswa, sekaligus menjadi nilai plus bagi UNUSIDA. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana promosi untuk memperkenalkan PIAUD UNUSIDA ke masyarakat luas,” ujarnya.

Ia berharap, dengan semangat dan dukungan semua pihak, FESPIDA diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang terus memperkuat eksistensi PIAUD UNUSIDA di tengah masyarakat. Sebab kegiatan ini juga sebagai sarana promosi kami untuk mempromosikan program studi PIAUD ini ke masyarakat luas.

“Acara ini menjadi wujud komitmen mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam pendidikan anak usia dini. Setiap penampilan mahasiswa mencerminkan pemahaman mendalam mereka terhadap dunia anak-anak, serta menunjukkan kesiapan mereka menjadi pendidik profesional yang penuh dedikasi dan cinta,” jelasnya.

Dengan mengusung semangat #BahagiaPenuhCinta, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati hari lahir ke-4 Program Studi PIAUD sekaligus menyemarakkan Harlah ke-11 UNUSIDA yang berlangsung meriah.

Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UNUSIDA, Feri Kuswanto, menegaskan pentingnya peran guru PIAUD dalam pendidikan seorang anak sejak usia dini. Ia menjelaskan guru PIAUD adalah orang yang mengajar dari ruang pertama bagi seorang anak. Pelajaran pertama seorang anak didapatkan dari melihat menirukan mendengar di sekelilingnya, hal tersebut yang menjadi tugas dari guru PAUD.

“Seorang guru PIAUD adalah pengajar pertama dalam kehidupan anak. Mereka membentuk dasar pendidikan dari ruang pertama. Tidak semua guru mampu bersabar dan telaten seperti guru PAUD,” ungkapnya.

FERPIDA Vol. 2 ini tak hanya menjadi ajang lomba dan hiburan, namun juga menjadi langkah nyata dalam menciptakan ruang edukatif yang penuh cinta, semangat, dan inspirasi. Melalui kegiatan ini, UNUSIDA kembali menegaskan visinya untuk mencetak generasi pendidik yang unggul, berkarakter, dan mampu membawa perubahan positif sejak usia dini.

Lebih lanjut, Feri menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membentuk calon guru-guru PIAUD yang berkompeten dan profesional. Melalui inovasi dari mahasiswa dengan kegiatan sosial akan membuat PIAUD UNUSIDA ke jenjang yang lebih bagus dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga menjadi Program Studi favorit di Sidoarjo

“Jangan pernah kecil hati mengambil jurusan PIAUD, percayalah nanti yang paling dikenal oleh siswa adalah guru yang pertama kali mengajarnya,” pungkasnya.

 

Penulis: Dinda Permata (MY)

FAI UNUSIDA Benchmarking dan Visiting Lecturer ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Foto: Humas Unusida)

Tingkatkan Mutu Akademik, FAI UNUSIDA Gelar Benchmarking dan Visiting Lecturer ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) melaksanakan kegiatan Benchmarking and Visiting Lecturer ke akultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan ini dirangkai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dan Memorandum of Agreement (MOA) di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dihadiri oleh jajaran pimpinan dari kedua institusi, Rabu (11/6/2025).

Dekan FAI UNUSIDA Feri Kuswanto, S.Pd.I, M.Pd.I, menyampaikan bahwa kerja sama ini adalah bentuk nyata komitmen FAI UNUSIDA untuk terus bertransformasi dan bersaing di kancah nasional. Kerja sama ini mencakup peningkatkan kualitas kurikulum Outcome Based Education (OBE) di 2 Program Studi (Prodi) di FAI UNUSIDA. Yaitu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

Selain itu, kerja sama juga meliputi penguatan kompetensi lulusan agar menjadi lulusan dengan kompetensi yang unggul, peningkatan kualitas dosen dan pengajaran, perbaikan manajemen dan tata kelola Prodi, penguatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta meningkatkan akreditasi dari baik menjadi unggul.

“Kami berharap kemitraan ini menjadi motor penggerak peningkatan mutu akademik dan kualitas lulusan PGMI yang siap menjawab tantangan dunia pendidikan di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0,” harapnya.

Feri mengungkapkan tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas akreditasi program studi, memperkuat kurikulum, mengelola jurnal ilmiah secara profesional, serta memperbaiki tata kelola kelembagaan melalui pembelajaran langsung dari program studi yang telah meraih predikat unggul.

Menurutnya, penguatan kemitraan dengan institusi ternama seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan strategi yang tepat dalam membangun daya saing FAI UNUSIDA. Ia juga menegaskan pentingnya membangun budaya riset dan inovasi di kalangan dosen serta mahasiswa. Yang ke depannya dapat menghasilkan karya-karya akademik yang relevan dan berdampak nyata di masyarakat.

Kerja sama ini diharapkan memberikan sejumlah output strategis bagi kedua belah pihak. Di antaranya adalah peningkatan kualitas publikasi ilmiah, penyelenggaraan program magang bersama, pengembangan kurikulum berbasis MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) serta terselenggaranya seminar dan workshop nasional secara berkala. Kolaborasi ini juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar lintas kampus dan memperluas jejaring akademik.

“Melalui sinergi ini, kami ingin menciptakan atmosfer akademik yang terbuka dan kolaboratif. Ini juga menjadi bagian dari proses penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM dosen yang berdaya saing,” ujarnya kepada Humas UNUSIDA.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Sigit Purnama, M.Pd, menegaskan bahwa penguatan kolaborasi antarprodi PGMI akan mendorong inovasi pembelajaran yang kontekstual dan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif kerja sama ini karena sejalan dengan visi UIN Sunan Kalijaga dalam membangun jejaring keilmuan berbasis kolaborasi.

“Kerja sama ini merupakan langkah penting untuk membangun ekosistem pendidikan Islam yang saling mendukung dan berbasis keunggulan lokal maupun nasional. Kami percaya bahwa sinergi ini akan menghasilkan berbagai terobosan dalam pengembangan profesionalisme bagi kedua belah pihak. Baik melalui riset, pengabdian masyarakat, maupun penguatan literasi digital dalam pembelajaran,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Kaprodi PIAUD UNUSIDA Rif’atul Anita, S.Pd., M.Pd mengatakan, kegiatan ini menjadi momen penting dalam penguatan tata kelola akademik dan peningkatan mutu program studi, mengingat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan salah satu PTKIN dengan reputasi unggul dalam pengelolaan Prodi PIAUD dan PGMI.

Dari kunjungan tersebut, terdapat sejumlah aspek penting yang dapat dipelajari dan diadaptasi oleh UNUSIDA, antara lain strategi akreditasi unggul, pengembangan kurikulum OBE berbasis keislaman, penguatan manajemen jurnal berbasis Open Journal System (OJS), strategi pengembangan kreativitas mahasiswa melalui produk inovatif yang dapat diajukan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Kemudian yang selanjutnya, pola pembinaan kegiatan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) intra kampus menjadi salah satu kunci dalam menumbuhkan karakter dan potensi kepemimpinan, skema kolaboratif antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta aktif menjalin kerja sama dengan berbagai institusi untuk pengembangan pendidikan yang lebih luas dan berkualitas.

“Melalui hasil kunjungan ini, FAI UNUSIDA optimis akan mampu mendorong peningkatan mutu akademik Prodi secara signifikan menuju program studi yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” pungkasnya. (MY)