Pos

FAI UNUSIDA Gelar Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Berorientasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (Foto: Humas UNUSIDA)

FAI UNUSIDA Gelar Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka

SIDOARJO — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) sukses menyelenggarakan Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Berorientasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang dilaksanakan di Hall Lantai 4 Gedung A Universitas NU Sidoarjo, Jum’at-Sabtu (24-25/10/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa calon guru dari program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai bagian dari upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik masa depan di era transformasi pendidikan.

Workshop yang berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan pemateri dari kalangan akademisi dan praktisi pendidikan berpengalaman dalam implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah. Agenda ini menjadi momentum penting bagi FAI UNUSIDA dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia pendidikan modern, terutama menjelang pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UNUSIDA, Prof. Dr. H. Fatkul Anam, M.Si., dalam arahannya menegaskan pentingnya transformasi pendidikan di era digital yang tetap berpijak pada nilai kemanusiaan dan keislaman.

“Kegiatan seperti ini menunjukkan komitmen UNUSIDA untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar nilai moral dan spiritual. Kurikulum Berbasis Cinta sangat relevan bagi pendidikan hari ini, di mana guru tidak hanya dituntut pintar mengajar, tetapi juga mampu mencintai dan membimbing dengan hati,” ungkapnya.

Menurutnya, workshop ini menunjukkan komitmen FAI UNUSIDA dalam mencetak pendidik yang profesional, berintegritas, dan berkarakter Islami. Workshop ini menjadi langkah konkret menuju ekosistem pendidikan yang merdeka, bermakna, dan berlandaskan cinta, sejalan dengan semangat pendidikan rahmatan lil ‘alamin yang dijunjung tinggi oleh UNUSIDA.

“Mengajar adalah pekerjaan hati. Cinta adalah fondasi dari setiap keberhasilan dalam mendidik. Ketika seorang guru mencintai ilmunya, muridnya, dan tugasnya, maka pembelajaran akan menjadi jalan menuju keberkahan,” tuturnya.

Ia sangat mengapresiasi atas inovasi FAI dalam menyiapkan mahasiswa calon pendidik profesional. “Kami berharap FAI menjadi pionir dalam menghasilkan lulusan yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah. Konsep Deep Learning akan membantu mahasiswa mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Anang Abidin, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari strategi FAI dalam mewujudkan visi fakultas sebagai pusat pengembangan pendidikan Islam yang humanis, inovatif, dan berkarakter.

“Workshop ini bukan sekadar kegiatan formal, tetapi langkah nyata dalam menyiapkan calon guru profesional yang peka terhadap perkembangan kurikulum nasional. Pendekatan Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta mengajarkan mahasiswa agar tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga menanamkan nilai kasih sayang, empati, dan spiritualitas dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

Anang menambahkan, kegiatan ini juga menjadi wadah kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan dalam menyusun perangkat pembelajaran yang kreatif dan aplikatif.

“Mahasiswa tidak hanya kami latih menyusun RPP atau modul ajar, tetapi juga memahami filosofi pembelajaran merdeka, seperti pembelajaran yang membebaskan, memerdekakan, dan menumbuhkan karakter baik bagi peserta didik,” imbuhnya.

Selain sesi teori, peserta juga mengikuti praktik penyusunan perangkat pembelajaran yang dipandu langsung oleh pemateri. Mahasiswa dilatih menyusun modul ajar, asesmen diagnostik, dan media pembelajaran digital sesuai prinsip Kurikulum Merdeka. Mereka juga berdiskusi tentang integrasi nilai spiritual dan emosional dalam pembelajaran, implementasi nyata dari Kurikulum Berbasis Cinta yang diusung UNUSIDA.

Melalui pendekatan Deep Learning, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan proses belajar yang bermakna, bukan sekadar menghafal konsep, tetapi memahami dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Sementara itu, Kurikulum Berbasis Cinta menumbuhkan jiwa guru yang empatik, penuh kasih, dan berjiwa pendidik sejati.

Anang Abidin menegaskan bahwa hasil workshop ini akan dijadikan rujukan dalam kegiatan PLP dan KKN mahasiswa FAI di sekolah-sekolah mitra.

“Kami ingin mahasiswa siap terjun ke dunia pendidikan dengan membawa semangat menciptakan ruang belajar yang menyenangkan, bermakna, dan berlandaskan cinta,” pungkasnya.