UNUSIDA Jalin Kerja Sama dengan BRIN dan DPR RI: Dorong Peningkatan Kapasitas Riset dan Inovasi Berbasis Karya Ilmiah
Sidoarjo – Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong budaya riset dan inovasi di lingkungan akademik. Hal tersebut dibuktikan dengan menjalin kerja sama strategis bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Proses penandatanganan kerja sama ini dirangkai dengan kegiatan Workshop Penyusunan Karya Ilmiah Peningkatan Kapasitas Pengguna Riset dan Inovasi untuk Masyarakat, di Hall Kampus 2 UNUSIDA, Lingkar Timur, Sidoarjo, Senin (4/8/2025). Workshop ini diikuti oleh puluhan mahasiswa lintas program studi yang antusias mendalami strategi dan teknik penyusunan karya ilmiah yang kuat, aplikatif, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UNUSIDA, H Fatkul Anam memberikan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini. Ia sangat mengapresiasi semangat riset yang terus ditunjukkan oleh seluruh sivitas akademika UNUSIDA. Menurutnya, kerja sama ini dapat difokuskan pada peningkatan kapasitas pengguna riset dan inovasi dalam menyusun karya ilmiah, baik di kalangan dosen maupun mahasiswa.
“Saya sangat mendukung kegiatan riset mahasiswa dan dosen UNUSIDA yang telah banyak menghasilkan solusi konkret di tengah masyarakat. Riset bukan hanya tanggung jawab akademisi, tetapi juga kontribusi nyata untuk menjawab kebutuhan bangsa,” ungkapnya.
“UNUSIDA menargetkan lebih banyak karya ilmiah yang tidak hanya terpublikasi di jurnal, tetapi juga aplikatif dan berdampak langsung pada pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan di tingkat lokal maupun nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, narasumber dari BRIN, Brian Muhammad menjelaskan bahwa penulisan karya ilmiah membutuhkan ide yang kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, ia memfokuskan pada tahapan penting dalam proses penelitian, mulai dari membangun critical thinking, menemukan kebaruan (novelty), menyusun proposal riset, menentukan metode yang tepat, hingga merumuskan karya ilmiah berbasis data terukur dengan pendekatan populasi dan sampel yang valid.
Seperti melalui pendekatan yang menggabungkan kemampuan manusia dengan teknologi kecerdasan buatan atau yang biasa dikenal dengan Artificial Intelligence (AI), proses penelitian menjadi lebih efisien dan menghasilkan temuan yang berkualitas serta berdampak nyata bagi masyarakat.
“Dengan berpikir kritis, mencari kebaruan, menyusun proposal, menentukan metode penelitian yang tepat, hingga menghasilkan karya tulis berbasis data yang terukur dengan sampel populasi yang valid, mahasiswa dan dosen dapat menghasilkan riset hebat dengan dukungan AI,” jelasnya.
Para peserta juga diajak memanfaatkan teknologi terkini, khususnya kecerdasan buatan atau AI, dalam proses riset. AI dinilai mampu mempercepat proses pencarian referensi, pengolahan data, serta perumusan gagasan penelitian. Namun, kekuatan utama tetap terletak pada peneliti itu sendiri, yaitu kemampuan dalam membangun nalar ilmiah dan sensitivitas terhadap persoalan masyarakat.
“Riset yang baik lahir dari perpaduan antara kepekaan terhadap persoalan masyarakat dan kemampuan akademik untuk menyusun solusi ilmiah yang terukur dan aplikatif. AI bisa mempercepat proses itu, tetapi tetap dibutuhkan pemikiran kritis dan arah tujuan yang jelas dari penelitinya,” ujar
Ia berharap, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas riset di lingkungan kampus, tetapi juga memperluas ekosistem inovasi yang berpihak pada kebutuhan masyarakat.
“Mari wujudkan langkah nyata dalam membangun ekosistem riset yang berorientasi pada solusi dan inovasi untuk masyarakat,” pungkasnya. (MY)








