Pos

Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tahun 2024/2025 (Foto: Humas UNUSIDA)

LPM-PP UNUSIDA Gelar Rapat Tinjauan Manajemen Tahun 2024/2025, Bahas Hasil Audit Mutu Internal

SIDOARJO – Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menggelar Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dalam rangka menindaklanjuti Hasil Audit Mutu Internal (AMI) Tahun 2024/2025. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (22/9/2025) di Hall Lantai 4, Kampus 2 UNUSIDA, dan dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, para Dekan, Ketua Program Studi (Kaprodi), serta Kepala Biro (Kabiro) di lingkungan UNUSIDA.

RTM menjadi momen penting untuk meninjau pencapaian mutu akademik dan non-akademik, sekaligus menyusun langkah-langkah strategis perbaikan dan pengembangan berkelanjutan sesuai standar mutu pendidikan tinggi secara nasional.

Rektor UNUSIDA, Dr. H. Fatkul Anam, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa RTM merupakan salah satu pilar penting dalam memastikan sistem penjaminan mutu internal berjalan secara optimal. Ia sangat mengapresiasi kerja keras seluruh pihak dalam menyukseskan AMI 2025 ini, terutama Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPM-PP) sebagai penginisasi.

“Rapat tinjauan ini bukan hanya sebagai agenda rutin, namun juga sebagai sarana untuk merumuskan tindak lanjut hasil audit agar mutu internal kita dapat disetarakan dengan standar mutu nasional. Semoga apa yang kita lakukan hari ini senantiasa memberikan hasil yang maksimal,” ungkapnya.

Dalam rapat ini, LPM-PP memaparkan hasil temuan audit mutu internal serta rekomendasi peningkatan yang perlu dilakukan oleh masing-masing unit kerja. Diskusi interaktif antar pimpinan turut mewarnai jalannya rapat, mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan di UNUSIDA.

Sementara itu, Wakil Rektor I UNUSIDA, Dr. Hadi Ismanto, S.H.I., M.Pd.I. memberikan penegasan penting mengenai arah pengembangan mutu akademik ke depan. Ia mendorong seluruh program studi untuk fokus dalam mencapai akreditasi unggul, sebagai bagian dari strategi peningkatan daya saing institusi di tingkat nasional. Tentunya, di setiap prodi memiliki indikator yang harus disesuaikan dengan standard nasional

“Kami menargetkan seluruh program studi di UNUSIDA meraih akreditasi unggul. Ini adalah langkah strategis untuk membawa UNUSIDA menjadi perguruan tinggi yang semakin diperhitungkan di tingkat nasional. Oleh karena itu, saya menekankan kepada seluruh pimpinan prodi untuk benar-benar fokus pada target ini dan menjadikannya prioritas utama, ujarnya.

Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa dengan akreditasi unggul di setiap program studi, UNUSIDA akan memiliki posisi yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi, serta membuka peluang lebih luas dalam kolaborasi, penelitian, dan peningkatan kualitas lulusan.

“RTM kali ini menegaskan kembali kesungguhannya dalam menjalankan sistem penjaminan mutu berkelanjutan demi mewujudkan visi sebagai perguruan tinggi yang unggul, kompetitif, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.

LPPM UNUSIDA Coaching Clinic Penyusunan Roadmap Riset Program Studi dan Fakultas (Foto: Humas UNUSIDA)

LPPM UNUSIDA Gelar Coaching Clinic Penyusunan Roadmap Riset Program Studi dan Fakultas

SIDOARJO Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menggelar kegiatan Coaching Clinic Penyusunan Roadmap Riset Program Studi dan Fakultas. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dari berbagai program studi dan fakultas di lingkungan UNUSIDA. Kegiatan ini dilaksanakan di Hall Lantai 5 Kampus 2 UNUSIDA, Lingkar Timur, Sidoarjo, Kamis (12/9/2025).

Dalam kegiatan tersebut, setiap dosen diberikan kesempatan untuk menyusun roadmap penelitian yang lebih efisien dan efektif. Penyusunan ini sekaligus menjadi langkah strategis dalam merumuskan pedoman riset di tingkat program studi maupun fakultas, sehingga arah penelitian menjadi lebih terukur, fokus, dan relevan dengan kebutuhan bangsa.

Wakil Rektor 1 UNUSIDA, Dr. Hadi Ismanto, S.H.I., M.Pd.I, menegaskan bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian merupakan prioritas universitas. Sebab, menjadi penunjang akreditasi di setiap lingkup Program Studi dan Fakultas masing-masing.

“Melalui kegiatan ini, UNUSIDA berkomitmen untuk terus melahirkan penelitian yang bermutu tinggi, yang tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan daya saing bangsa,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa setiap program studi dan fakultas di UNUSIDA memiliki roadmap penelitian yang berbeda sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Menurutnya, penyusunan roadmap penelitian tidak hanya sekadar memetakan arah riset, tetapi juga harus memperhatikan luaran penelitian yang relevan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal daerah. Dengan demikian, hasil riset yang dihasilkan mampu memberikan kontribusi nyata, baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi peningkatan daya saing bangsa.

Ia juga menekankan pentingnya kerapian dalam pengarsipan data penelitian. “Setiap hasil penelitian harus terdokumentasi dengan baik. Arsip penelitian yang rapi akan memudahkan proses evaluasi, pemetaan capaian, dan pengembangan riset di masa mendatang,” pesannya.

Dengan adanya coaching clinic ini, Ketua LPPM UNUSIDA, Elsa Rosyidah, S.TP., M.I.L berharap seluruh dosen dapat memperkuat tradisi riset yang inovatif, berdaya guna, serta mendukung visi universitas sebagai kampus unggul dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Saya terharu dengan antusiasme bapak-ibu dosen yang menunjukkan progress dalam menyusun sebuah roadmap penelitian seperti ini. Saya harap, setiap program studi dan fakultas memiliki panduan yang sistematis sebagai acuan agar lebih terarah dalam merancang penelitian,” ungkapnya. (MY)

Dosen Unusida Mengikuti Workshop Penyusunan Roadmap Riset dan PKM yang diselenggarakan oleh LPPM UNUSIDA, Prof. Eko Setijadi, S.T., M.T., Ph.D. (Foto: Humas UNUSIDA)

LPPM UNUSIDA Gelar Workshop Penyusunan Roadmap Riset dan PKM untuk Seluruh Dosen

SIDOARJO – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Roadmap Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bagi seluruh dosen dari berbagai Program Studi dan Fakultas di lingkungan UNUSIDA. Kegiatan ini dilaksanakan di Hall Lantai 4 Kampus 2 UNUSIDA, Lingkar Timur, Sidoarjo, Rabu (6/7/2025).

Workshop ini menghadirkan narasumber, Prof. Eko Setijadi, S.T., M.T., Ph.D., yang membagikan wawasan mendalam tentang pentingnya perencanaan strategis dalam riset dan PKM. Ia menekankan pentingnya menyusun visi yang kuat sebagai kunci sukses dalam penelitian dan PKM.

“Langkah pertama dan paling krusial adalah menyusun visi yang kuat. Visi tersebut harus mencerminkan identitas, tujuan, dan aspirasi tertinggi kita sebagai akademisi. Ia akan menjadi kompas yang memandu segala tindakan, mulai dari penetapan misi hingga pelaksanaan roadmap riset dan PKM,” jelas Prof. Eko.

Prof. Eko menerangkan visi yang efektif bukan hanya slogan kosong, melainkan harus memiliki karakteristik yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), agar dapat diimplementasikan secara nyata.

Selain membahas visi, Prof. Eko juga mengarahkan para peserta untuk menyusun misi yang jelas dan operasional dengan pendekatan WWHW (Who, What, How, Why). Pendekatan ini bertujuan agar setiap misi tidak hanya terdengar baik, tetapi juga dapat dijalankan secara terukur dan efektif.

Ia menyebutkan contoh misi yang dapat dikembangkan dalam workshop ini antara lain melakukan penelitian yang inovatif dan relevan, menerbitkan hasil penelitian di jurnal bereputasi, dan melaksanakan PKM yang berdampak langsung pada masyarakat.

Lebih lanjut, Prof. Eko menegaskan bahwa penyusunan roadmap yang kuat merupakan kunci utama dalam mencapai keberhasilan penelitian dan pengabdian yang berdampak. Melalui roadmap, seorang peneliti dapat memiliki arah dan strategi yang lebih terstruktur dalam kontribusinya terhadap keilmuan dan masyarakat luas.

Melalui roadmap yang disusun dengan matang, diharapkan setiap program dan kegiatan yang dijalankan mampu memberikan kontribusi yang signifikan, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat luas.

Roadmap bukan sekadar dokumen administratif, tetapi peta jalan strategis yang akan menentukan kualitas dan dampak riset serta PKM Unusida ke depan,” terangnya.

Prof. Eko yang juga pengurus Badan Penyelanggara Pendidikan (BPP) UNUSIDA tersebut menjelaskan bahwa dalam menentukan topik yang tepat, perlu melalui beberapa proses. Seperti melakukan studi literatur yang mendalam untuk mengidentifikasi research gap, mengamati permasalahan aktual di masyarakat yang sesuai dengan kompetensi dan peran dosen sebagai agen perubahan serta memantau tren dan isu terkini di bidang keilmuan masing-masing sebagai bagian dari pengembangan ilmu yang adaptif.

Selain menentukan fokus penelitian dan PKM, Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program, seperti dana, peralatan, dan keahlian tambahan.

Prof. Eko juga menyoroti pentingnya kolaborasi strategis, baik dari internal kampus seperti dengan mahasiswa, rekan dosen lintas prodi, fasilitas laboratorium, dan pusat riset universitas yang tersedia. Selain itu, juga dapat melakukan kolaborasi eksternal seperti dunia industri, pemerintah daerah, komunitas sosial, dan universitas mitra.

“PKM yang dirancang dengan strategi dan kepekaan sosial yang baik akan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi pengembangan keilmuan dan reputasi institusi,” pungkasnya. (MY)

Pembekalan KKN UNUSIDA Berdaya 2025 (Foto: Humas Unusida)

Ratusan Mahasiswa Ikuti Pembekalan KKN UNUSIDA Berdaya 2025

Ratusan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) angkatan 2022 antusias mengikuti pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNUSIDA Berdaya 2025, yang dipusatkan di Masjid KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Kampus 2 UNUSIDA, Rabu (25/6/2024).

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNUSIDA, Elsa Rosyidah, S.TP., M.I.L, mengatakan kegiatan pembekalan ini menjadi awal penting bagi ratusan mahasiswa yang akan terjun langsung ke masyarakat untuk menjalankan pengabdian di berbagai desa mitra.

Dosen Teknik Lingkungan tersebut, menjelaskan KKN tahun ini mengangkat tema ‘Rukun Tetangga, Membangun Desa’ yang menekankan pentingnya membangun harmoni sosial di tingkat paling dasar masyarakat, yaitu antar tetangga.

“Melalui tema ini, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen penggerak perubahan sosial dan pembangunan berbasis komunitas yang berkelanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Elsa menyampaikan bahwa mahasiswa KKN harus hadir sebagai solusi atas persoalan desa, bukan sekadar menjalankan program seremonial. Mereka didorong untuk menggali potensi lokal, membangun kolaborasi dengan mitra desa, dan menciptakan program yang berdampak nyata serta berkelanjutan.

“Dengan semangat ‘UNUSIDA Berdaya’, mahasiswa ditantang untuk berinovasi, berempati, dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat desa. Oleh karena itu, mahasiswa harus menghadirkan solusi di tengah masyarakat nantinya,” tuturnya.

Kegiatan pembekalan KKN UNUSIDA 2025 kali ini menghadirkan pemateri dari berbagai bidang, diantaranya Kepala Laboratorium Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Dr. Muchammad Helmi Umam, S.Ag., M.Hum, Analis Kebijakan Hukum Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sidoarjo Ulil Shilia Budi Ardianti, S.STP, dan Ketua Rukun Warga (RW) 10 Desa Pepe Sedati H M Arif.

Para pemateri memberikan pembekalan kepada mahasiswa, tentang etika bermasyarakat, tips manjalin komunikasi yang baik, perencanaan program kerja tepat guna, pengenalan struktur di desa, hingga penguatan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.

Dalam pemaparannya, Dr. Helmi Umam menekankan pentingnya mahasiswa mengenali potensi diri sebelum terjun menghadirkan solusi di tengah masyarakat desa. Ia mengajak mahasiswa untuk menganggap KKN bukan sekadar pengabdian temporer, tetapi juga ajang latihan kepemimpinan sosial, empati, dan aktualisasi diri.

“Sebelum kita menyusun program, kita perlu mengenal diri sendiri: kelebihan, minat, nilai, dan kapasitas yang dimiliki. Dengan begitu, solusi yang kita tawarkan tidak hanya logis, tapi juga relevan dan aplikatif,” ujarnya.

Ia juga mendorong mahasiswa untuk membangun komunikasi yang humanis dan pendekatan partisipatif dalam menjalankan program KKN. Menurutnya, keberhasilan KKN sangat ditentukan oleh kepekaan sosial dan kemampuan mahasiswa membangun kepercayaan dengan warga.

“Datanglah bukan sebagai yang paling tahu, tetapi sebagai pembelajar yang siap bekerja sama dengan masyarakat. Hadirkan program kerja dengan pendekatan berbasis potensi lokal dan keberlanjutan.,” pungkasnya. (MY)

Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur saat memberikan arahan melalui zoom meeting (Foto: Humas Unusida)

Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur Dorong Penguatan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII (LLDIKTI VII) Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE,. MM mendorong penguatan bidang penelitian dan pengabdian di setiap Perguruan Tinggi di wilayah LLDIKTI VII Jawa Timur melalui pendampingan dalam pembuatan laporan pelaksanaan hibah pengabdian kepada masyarakat. Sebab penyusunan laporan yang benar dapat menjadi tolak ukur dalam menilai luaran penelitian dan pengabdian masyarakat dapat sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh pengusul sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan melalui zoom meeting saat pembukaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran (TA) 2023 angkatan ke 3 di wilayah LLDIKTI VII Jawa Timur. Kegiatan tersebut dipusatkan di Hall Lantai 5 Kampus 2 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Rabu (07/02/2024) lalu.

Kegiatan Monev kali ini diikuti sebanyak 15 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dari Perguruan Tinggi di Sidoarjo dan Surabaya. Dalam Monev penelitian hibah kali ini terfokus terhadap sumber dana dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM).

Pada Monev LPJ tahun 2023 angkatan 3 kali ini terdapat 119 dosen pelaksana, 130 Judul penelitian, dan nominal pendanaan Rp. 11.712.128.000.

“Kegiatan Monev kali ini kami gelar di awal tahun untuk memastikan pelaporan kegiatan sesuai dengan aturan dan kebijakan dari pemerintah, serta output yang dihasilkan sesuai dengan proposal yang usulkan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa LLDIKTI di setiap wilayah memiliki berkewajiban untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan hibah yang pendanaannya dikeluarkan oleh negara. LLDIKTI sebagai media komunikator antara Kementerian dengan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, LLDIKTI harus melakukan pendampingan terhadap Perguruan Tinggi yang dinaunginya.

“Dalam hal ini, LLDIKTI memiliki tugas untuk mendampingi pelaksanaan di lapangan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga penggunaan dana hibah yang merupakan uang negara dapat dikelola dengan baik. Untuk mewujudkan akuntabilitas dan komitmen peneliti untuk memastikan pelaporan dan output dapat sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh pengusul,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pengabdian masyarakat menjadi salah satu kewajiban bagi setiap dosen di setiap perguruan tinggi. Serta memiliki nilai tambah jika pengusul memberikan tolak ukur terhadap jabatan fungsional dan bagaimana inovasi serta kreatifitas seorang dosen dapat terlihat melalui penelitian dan pengabdian yang dapat memberikan kontribusi nyata di masyarakat. Sehingga menjadi kompetensi yang dimiliki oleh dosen dapat disalurkan untuk memperkuat kapasitas dosen dan perguruan tinggi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Peraturan negara tidak membedakan antara PTS masyarakat dan PTN, yang juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan dana hibah dari Kemedikbud Ristek. Yang membedakan adalah pengelolanya,” tandasnya.

Ia menuturkan bahwa luaran yang dihasilkan dari penelitian Perguruan Tinggi agar dapat dikolaborasikan dengan dunia industri. Sehingga menjadi solusi dan inovasi terhadap kebutuhan dan tantangan di tengah masyarakat serta hasil penelitian dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Baik dosen, mahasiswa praktisi dapat berkolaborasi dengan dunia industri sehingga hasilnya dapat saling berkontribusi atau multiplayer effect terhadap kepentingan masyarakat, bangsa dan negara,” terangnya.

“Terima kasih kepada Unusida atas kolaborasi yang cantik dalam menyukseskan kegiatan Monev LPJ Pelaksanaan Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat kali ini. Semoga menjadi berkah untuk kita semuanya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menghimbau kepada setiap Perguruan Tinggi untuk segera mengimplementasikan peraturan Kemendikbud Ristek tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di setiap kampus. Satgas tersebut dapat dibagi menjadi 5 tugas yaitu, anti kekerasan seksual, anti narkoba, anti bullying, anti intoleransi, dan anti korupsi.

“Semua Perguruan Tinggi harus sudah memiliki untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat proses belajar mengajar. Jika dilakukan bersama-sama, maka cita-cita mulia ini dalam mewujudkan kampus yang aman dan merdeka dari kekerasan dapat segera terwujud,” pungkasnya.

(my)