Pos

Dewi Sulistiyowati saat Menerima Piagam Penghargaan dalam Yudisium Ke-9 FKIP UNUSIDA (Foto: Humas UNUSIDA)

Kisah Dewi Sulistiyowati, Lulusan Terbaik FKIP UNUSIDA Berkat Keteguhan Hati dan Semangat Juang

SIDOARJO – Dewi Sulistiyowati, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) angkatan 2021 berhasil mencatatkan prestasi membanggakan sebagai lulusan terbaik dalam Yudisium ke-9 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) pada beberapa waktu yang lalu.

Di balik capaian tersebut, tersimpan kisah perjuangan panjang, keteguhan hati, dan pengorbanan demi mewujudkan cita-cita sebagai seorang guru. Dewi sapaan akrabnya, merupakan lulusan SMK jurusan Multimedia tahun 2019.

Namun, ia baru bisa melanjutkan kuliah pada tahun 2021 karena harus bekerja terlebih dahulu selama dua tahun untuk membantu ekonomi keluarga. Dengan latar belakang keluarga sederhana, ayah sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Dewi menyadari bahwa pendidikan adalah jalan utama untuk mengangkat derajat keluarga.

“Saya ingin salah satu anak dari keluarga kami berhasil dan dapat mengangkat derajat orang tua. Sudah cukup saya melihat mereka direndahkan oleh lingkungan sekitar,” ujarnya kepada Humas UNUSIDA, Rabu (20/8/2025).

Cita-citanya menjadi seorang guru membawanya memilih FKIP UNUSIDA, khususnya Program Studi PGSD. Tak heran perolehan IPKnya hampir menyentuh angka 3,92.  Ketertarikannya pada dunia anak dan dukungan dari para dosen serta teman-temannya membuat Dewi terus berjuang meskipun sempat mengalami masa-masa sulit.

Momen terberat dalam hidupnya datang saat ia ditinggalkan oleh ibunda tercinta pada akhir semester enam. Peristiwa itu sempat membuatnya jatuh dan kehilangan semangat. “Saya benar-benar down. Butuh waktu hampir satu tahun untuk kembali bangkit. Namun saya ingat, ibu ingin saya lulus tepat waktu,” kenangnya penuh haru.

Baginya, dukungan serta motivasi dari para dosen dan teman-teman menjadi kekuatan utama untuk bangkit dan menuntaskan studinya. Ia juga membagikan tips untuk tetap fokus kuliah di tengah berbagai tantangan, yakni dengan membagi waktu antara bekerja, mengajar les, dan menyelesaikan tugas kuliah, serta mencari hal sederhana yang dapat menenangkan hati. “Kalau saya pribadi, biasanya cukup dengan minum kopi hitam tanpa gula,” tuturnya.

Dalam proses belajar, Dewi lebih menyukai metode belajar sambil melakukan, sesuai dengan gaya belajar kinestetik-visual yang dimilikinya. Prinsip yang selalu ia pegang ialah mengerjakan setiap tugas sebaik dan semampu mungkin, serta meyakini bahwa setiap orang yang ditemuinya bisa menjadi guru.

Pengalaman paling berharga selama kuliah adalah mendapat kesempatan menjadi penerima KIP Kuliah dan mengikuti program Kampus Mengajar. Program tersebut bahkan menjadi batu loncatan baginya untuk berkarier sebagai guru di SDN Cemengbakalan 1, tempat ia saat ini mengabdikan diri setelah sebelumnya ikut program kampus mengajar di sekolah tersebut.

Materi perkuliahan, seperti teori pembelajaran, pengenalan karakter siswa, hingga metode Teams Games Tournament (TGT), berhasil ia terapkan dalam praktik mengajar di kelas. “Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Di SD tempat saya mengajar, rata-rata siswa bergaya belajar kinestetik, sehingga metode TGT sangat cocok diterapkan,” jelasnya.

Dewi berharap, UNUSIDA terus menjadi kampus yang mencetak lulusan berkualitas dan bermanfaat untuk masyarakat, khususnya warga Nahdlatul Ulama. Ia juga berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang PPG maupun S2 agar bisa terus mengembangkan kapasitasnya sebagai pendidik.

“Untuk teman-teman yang masih kuliah, tetap semangat. Apapun kondisi kita, apa yang telah kita mulai harus kita tuntaskan. Kuliah tidak akan terasa berat jika kita punya niat dan tekad yang kuat,” pungkasnya.

Flyer Ucapan Frieke Eka Maulidia, Mahasiswi UNUSIDA Sabet Silver Medal di Ajang Porprov IX Jatim 2025 (Foto: Humas UNUSIDA)

Kisah Frieke, Mahasiswi PGSD UNUSIDA Berhasil Sabet Silver Medal Aeromodeling di Porprov IX Jatim 2025

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA). Frieke Eka Maulidia, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), berhasil menyabet Juara 2 (Silver Medal) dalam cabang olahraga Aeromodeling di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025.

Ajang olahraga bergengsi yang dipusatkan di Kabupaten Malang ini mempertemukan atlet-atlet terbaik dari berbagai daerah di Jawa Timur ini berlangsung dengan persaingan ketat. Frieke menunjukkan kemampuan dan ketekunan luar biasa dalam menghadapi setiap tahapan kompetisi, terutama dalam menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai kontingen kabupaten/kota.

Penentuan juara berlangsung sangat kompetitif, dengan selisih nilai yang tipis antara peserta. Namun, Frieke berhasil mempertahankan konsistensi dan akurasi manuver dalam setiap sesi perlombaan, sehingga mampu mengamankan posisi kedua dan membawa pulang medali perak.

Menuju Porprov tahun ini, Frieke dan tim aeromodeling dari Kabupaten Sidoarjo menjalani persiapan intensif. Latihan dilakukan tiga kali seminggu, yaitu setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu. Dengan melalui proses yang panjang dalam menyiapkan perlengkapan lomba seperti pesawat free flight dan pesawat bermotor.

“Proses pembuatan pesawatnya saja bisa memakan waktu hingga satu tahun. Hal tersebut yang menjadi tantangan tersendiri dalam mengikuti Porprov kali ini,” jelasnya kepada Humas UNUSIDA, Kamis (10/7/2025).

Frieke mengakui tantangan terberat dalam kompetisi adalah menjaga fokus di tengah persaingan ketat antar-atlet dari berbagai kota. Namun, kerja kerasnya terbayar dengan perolehan medali perak.

“Saya sangat bersyukur dan bangga. Ini bukan hanya hasil usaha saya sendiri, tetapi juga dukungan dari pelatih dan tim yang luar biasa,” ungkapnya.

Frieke mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada dunia aeromodelling sudah dimulai sejak tahun 2017, saat dirinya masih duduk di bangku SMP. Ia mengenal cabang olahraga ini dari pelatih PASKIBRA yang mengajaknya berlatih di Randegan, Tanggulangin, Sidoarjo.

Menurutnya, prestasi ini menjadi bukti nyata dari kerja keras, disiplin, dan doa. Ia mendedikasikan kemenangan ini untuk keluarga, pelatih, dan seluruh tim yang telah mendukungnya.

Meskipun pernah merasa ragu dan hampir menyerah, ia berhasil melawan rasa ragu dengan menekankan pentingnya kepercayaan diri dan konsistensi dalam berlatih. Ke depan, ia menargetkan untuk ikut serta dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) aeromodeling.

“Latihan rutin tetap berjalan setiap minggu dan bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah. Ketika ada event besar seperti Porprov, latihan dilakukan lebih intensif, termasuk hari Jumat sore setelah kuliah,” tuturnya.

Frieke juga berharap agar olahraga aeromodeling bisa lebih dikenal dan diminati oleh generasi muda hingga berkembang dan dikenal luas di tengah masyarakat. Dengan pembinaan yang serius dan kolaborasi yang kuat, ia yakin Sidoarjo bisa mencetak atlet-atlet aeromodeling yang berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional.

“Semoga ada lebih banyak dukungan dari sekolah, pemerintah daerah, dan komunitas untuk menyediakan fasilitas latihan dan event perlombaan,” pungkasnya. (MY)