UNUSIDA Menjadi Ruang Kreativitas dan Pembentukan Karakter, Kisah Inspiratif Agung Arie Iswanto Alumni Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen
Sidoarjo, 2025 — Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) kembali menorehkan kisah inspiratif dari para alumninya. Salah satunya datang dari Agung Arie Iswanto, S.M., lulusan Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen, yang kini mengabdikan diri sebagai Perangkat Desa Sentul Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Bagi Agung, perjalanan menempuh pendidikan di kampus hijau UNUSIDA bukan sekadar proses akademik, melainkan perjalanan pembentukan karakter dan ruang luas untuk mengasah kreativitas serta jiwa kepemimpinan. “UNUSIDA menjadi ruang kreativitas bagi mahasiswa. Saya bersyukur menjadi bagian dari kampus hijau ini. Di sini saya tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapat pengalaman berharga tentang manajemen, kepemimpinan, dan pengabdian masyarakat,” ungkap Agung saat ditemui di kantornya.
Sebagai mahasiswa yang aktif, Agung mengaku bahwa proses pembelajaran di Fakultas Ekonomi UNUSIDA memberinya bekal nyata untuk terjun di dunia kerja. Ia menilai, dosen-dosen di UNUSIDA memiliki kualitas akademik sekaligus pengalaman praktis yang sangat membantu mahasiswa memahami penerapan teori dalam konteks nyata. “Saya bisa menikmati materi tentang manajemen dan ekonomi dengan dosen yang berkualitas dan berpengalaman. Ruang diskusi selalu terbuka lebar, sehingga kami bisa berdialog, bertukar pikiran, dan belajar langsung dari pengalaman para dosen,” ujarnya.
Selain pembelajaran di kelas, Agung juga menilai bahwa pengalaman kunjungan industri ke berbagai perusahaan dan instansi menjadi momen berharga yang membuka mindset mahasiswa terhadap realitas dunia kerja. “Kunjungan ke berbagai perusahaan membuka wawasan kami tentang bagaimana teori manajemen diterapkan secara nyata. Itu menjadi bekal penting bagi kami untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang begitu cepat dan kompetitif,” tambahnya.
Namun, pengalaman paling berkesan bagi Agung selama kuliah di UNUSIDA justru datang dari aktivitas organisasi kemahasiswaan. Ia aktif mulai dari Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) hingga dipercaya menjadi bagian dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas. Dari organisasi inilah, ia belajar banyak hal tentang kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen kegiatan.
“Berorganisasi di UNUSIDA mengasah soft skill kami. Kami belajar berdiskusi, bernegosiasi, menyampaikan pendapat dengan cara yang elegan, dan menjadi jembatan komunikasi antara mahasiswa dan dosen. Kami juga belajar mengkonsep kegiatan seperti seminar Economic Outlook, yang mengasah kemampuan konseptual dan kolaboratif kami,” kenang Agung.
Ia juga menambahkan, keterlibatan dalam organisasi membuatnya semakin percaya diri dalam berbicara di depan umum dan mampu berpikir kritis terhadap berbagai persoalan sosial. “Melalui organisasi, saya belajar public speaking, membangun mental yang tangguh, dan memperluas jaringan. Bahkan, melalui program magang dan PKL, kami berkesempatan merasakan atmosfir kerja nyata yang menjadi bekal saat terjun ke dunia profesional,” jelasnya.
Kini, pengalaman itu terbukti sangat relevan dengan pekerjaannya sebagai Perangkat Desa Sentul Kecamatan Tanggulangin. Ia menuturkan bahwa banyak mata kuliah dan pengalaman organisasi di kampus yang aplikatif dan selaras dengan tanggung jawabnya di pemerintahan desa.
“Semua teori yang saya pelajari, baik di ruang akademik maupun ruang aktivis, sangat kongkrit dengan pekerjaan saya saat ini. Misalnya, mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) membantu saya memahami bagaimana mengelola tim dan berinteraksi dengan masyarakat. Begitu juga dengan mata kuliah Psikologi Publik, yang sangat relevan ketika kami harus berhadapan langsung dengan berbagai karakter masyarakat,” tuturnya.
Menurut Agung, prinsip manajerial organisasi, koordinasi tugas pokok dan fungsi, hingga pelibatan masyarakat dalam pembangunan desa adalah hal yang sejalan dengan ilmu manajemen yang ia pelajari di UNUSIDA. “Manajemen itu bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang mengelola sumber daya manusia dan potensi secara efektif. Di pemerintahan desa, kami juga menerapkan prinsip itu untuk mencapai kemajuan bersama,” lanjutnya.
Sebagai alumni, Agung berharap mahasiswa UNUSIDA saat ini dapat memanfaatkan semua kesempatan yang diberikan kampus untuk mengembangkan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Ia juga berpesan agar mahasiswa tidak ragu mengambil peran di organisasi karena pengalaman itu menjadi pembeda yang signifikan di dunia kerja.
“Gunakan waktu kuliah sebaik mungkin untuk berproses. Jangan takut aktif di organisasi, karena di situlah kita belajar memimpin, bekerja sama, dan menghadapi tantangan. Semua itu akan terasa manfaatnya nanti ketika kita bekerja. Saya adalah contoh kecil dari hasil proses itu,” pesannya penuh semangat.
Bagi Agung, UNUSIDA bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan rumah kedua yang menumbuhkan nilai-nilai keislaman, kemandirian, dan profesionalisme. “Saya bangga menjadi bagian dari Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo. Kampus ini bukan hanya mendidik secara akademik, tetapi juga membentuk karakter dan moralitas mahasiswa agar siap menjadi insan yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.
Melalui kisah Agung Arie Iswanto, UNUSIDA membuktikan komitmennya dalam mencetak lulusan yang profesional, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Sinergi antara pembelajaran akademik, pengalaman praktis, dan pembinaan karakter di kampus hijau ini menjadi kunci keberhasilan para alumninya untuk berkontribusi nyata di berbagai bidang, termasuk di pemerintahan dan pelayanan publik.










