Kepala Divisi Sosial Budaya dan Islam Nusantara Unusida, Muhammad Idham Kholiq, S.Sos., M.AP. (Foto: UNUSIDA TV)

Akademisi UNUSIDA Jelaskan Polemik Trans7 dan Pesantren: Itu Salah Kaprah Interpretasi Budaya

Kepala Divisi Sosial Budaya dan Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), Muhammad Idham Kholiq, S.Sos., M.AP., memberikan penjelasan panjang lebar terkait polemik pemberitaan stasiun televisi Trans7 dengan masyarakat pesantren, khususnya keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo yang belakangan memicu perdebatan publik.

Menurut Idham, persoalan utama bukan sekadar soal liputan jurnalistik, melainkan interpretasi terhadap praktik budaya pesantren yang dinilai keliru. “Trans7 telah melakukan liputan jurnalistik, tetapi interpretasinya terhadap budaya pesantren tidak memahami makna yang diyakini komunitas pesantren itu sendiri,” kata Idham, dikutip dari video pernyataan melalui channel You Tube UNUSIDA TV, Jum’at (31/10/2025).

Idham mencontohkan sejumlah tradisi pesantren, seperti berjalan merendah di hadapan kyai, mencium tangan, atau tata krama lain yang diberi label sebagai bentuk feodalisme oleh pihak luar. Padahal, kata dia, tindakan itu merupakan adab dan bagian dari tata krama pencari ilmu (mutallim) yang memiliki makna internal bagi santri.

“Bagi santri, merendah di hadapan guru adalah adab menuntut ilmu, bukan relasi kelas aristokrat yang dimaksud feodalisme,” ujarnya.

Dalam analisisnya, Idham mengutip pendekatan Max Weber tentang Verstehen, prosedur pemahaman mendalam terhadap makna tindakan pelaku, sebagai metode yang semestinya dipakai oleh jurnalis dan peneliti ketika merekam budaya yang bukan berasal dari komunitasnya.

“Kalau ingin menulis atau meliput budaya pesantren, lakukanlah pendalaman sehingga makna yang disampaikan akurat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,” pesannya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sidoarjo itu juga menyoroti reaksi keras dari kalangan santri terhadap liputan yang dianggap menyinggung. Ia memahami reaksi sebagai respons wajar dari insider yang merasa nilai-nilainya diperlakukan keliru, namun ia mengimbau agar respons tersebut disalurkan secara konstruktif.

“Kita harus menerima kenyataan ada perbedaan perspektif. Lebih baik membuka dialog untuk menjelaskan makna tradisi kita daripada sekadar marah,” jelasnya.

Idham menekankan pentingnya membuka ruang komunikasi dan dialog antarpihak, baik antara pesantren dan media maupun masyarakat luas. Sebagai jalan meredam polemik. Dengan dialog yang beradab, menurutnya, publik akan lebih paham bahwa tradisi seperti mencium tangan kyai atau berjalan rendah bukanlah penindasan, melainkan bentuk penghormatan dan pola adab keilmuan.

Lebih lanjut, ia mengajak komunitas pesantren untuk aktif menjelaskan makna budaya mereka kepada masyarakat umum dan media. Ia mengimbau kepada insan media untuk menerapkan etika dan metode kajian budaya yang mendalam saat meliput komunitas tradisional. Sementara kepada kaum santri, ia mengajak bersikap inklusif dan berani berdialog supaya nilai-nilai pesantren dipahami secara tepat oleh publik yang lebih luas.

“Jangan sungkan menerangkan mengapa kita beradat demikian; bila orang tahu maknanya, insya Allah persepsi miring akan lurus,” pungkasnya. (MY)

FE UNUSIDA Lakukan International Company Visit ke Beryl’s Chocolate Factory: Gali Ilmu Produksi dan Manajemen Industri Global 1

FE UNUSIDA Lakukan International Company Visit ke Beryl’s Chocolate Factory: Gali Ilmu Produksi dan Manajemen Industri Global

Kuala Lumpur, 30 Oktober 2025 — Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (FE UNUSIDA) terus memperkuat komitmennya dalam memberikan pengalaman belajar global bagi mahasiswa. Melalui kegiatan International Company Visit ke Beryl’s Chocolate Factory, Malaysia, pada Kamis, 30 Oktober 2025, mahasiswa diajak memahami secara langsung proses produksi dan manajemen industri pada salah satu perusahaan cokelat ternama di Asia Tenggara.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program internasional FE UNUSIDA yang bertujuan memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang manajemen industri, pemasaran global, dan rantai pasok. Dalam kunjungan tersebut, rombongan dosen dan mahasiswa FE UNUSIDA diterima dengan hangat oleh pihak manajemen Beryl’s Chocolate Factory. Para peserta diajak berkeliling pabrik untuk menyaksikan langsung proses produksi, mulai dari pemilihan biji kakao, tahap pengolahan, pengemasan, hingga produk siap distribusi ke berbagai negara.

Melalui penjelasan dari pihak perusahaan, mahasiswa mendapatkan wawasan mendalam mengenai standar mutu internasional, efisiensi produksi, serta strategi Beryl’s dalam mempertahankan kualitas dan reputasi mereknya selama puluhan tahun di pasar global. Kegiatan ini menjadi ajang belajar yang aplikatif, menghubungkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktik nyata di dunia industri.

Menurut Devika Cherly P., S.Mn., M.M., selaku dosen pendamping kegiatan, kunjungan ini merupakan wujud nyata dari penerapan experiential learning yang menjadi ciri khas pembelajaran di Fakultas Ekonomi UNUSIDA.

“Melalui International Company Visit ini, mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana teori manajemen dan pemasaran diterapkan dalam konteks industri global. Mereka belajar tentang bagaimana perusahaan seperti Beryl’s mampu menjaga kualitas, efisiensi, serta inovasi dalam setiap tahapan produksi,” ujar Devika.

Beliau juga menambahkan bahwa kunjungan ini tidak hanya sekadar pembelajaran teknis, tetapi juga membentuk karakter dan wawasan global mahasiswa.

“Kami ingin mahasiswa memahami pentingnya profesionalitas, komitmen terhadap kualitas, dan adaptasi terhadap pasar global. Beryl’s menjadi contoh inspiratif bagaimana sebuah brand lokal bisa berkembang menjadi pemain internasional tanpa meninggalkan identitas dan nilai-nilai tradisionalnya. Ini sejalan dengan visi FE UNUSIDA dalam mencetak lulusan yang kreatif, tangguh, dan berdaya saing global,” tambahnya.

Salah satu mahasiswa peserta, Rizza Nahdiatul Ilmi, mengaku sangat antusias dan termotivasi setelah mengikuti kunjungan tersebut.

“Kunjungan ke Beryl’s Chocolate Factory benar-benar membuka wawasan kami. Melihat langsung bagaimana setiap proses produksi dilakukan dengan presisi tinggi membuat kami memahami bahwa keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya soal produk yang enak, tetapi juga manajemen yang profesional,” ungkap Rizza.

Rizza menambahkan bahwa pengalaman ini memberikan pelajaran berharga yang tidak bisa diperoleh hanya dari perkuliahan di kelas.

“Selama ini kami mempelajari teori manajemen produksi dan pemasaran, tapi di sini kami bisa melihat bagaimana teori itu diterapkan secara nyata. Saya belajar bahwa konsistensi, inovasi, dan kualitas adalah kunci utama dalam mempertahankan bisnis jangka panjang. Pengalaman ini sangat memotivasi saya untuk terus berinovasi dan berpikir global,” tambahnya dengan semangat.

Kegiatan International Company Visit ini diharapkan membawa dampak positif bagi pengembangan akademik dan kompetensi mahasiswa FE UNUSIDA. Melalui pengalaman langsung di industri internasional, mahasiswa dapat mengaitkan pengetahuan teoritis dengan praktik dunia kerja sebenarnya. Mereka juga memahami bagaimana pentingnya kolaborasi antar divisi, pengendalian mutu, serta strategi pemasaran yang efektif untuk mempertahankan posisi perusahaan di pasar global.

Menurut Devika Cherly, kegiatan seperti ini akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

“Kami berharap mahasiswa mampu merefleksikan pengalaman ini dalam studi mereka. Setelah melihat bagaimana sistem industri besar berjalan, mereka akan lebih siap untuk berpikir kritis, strategis, dan inovatif. FE UNUSIDA berkomitmen untuk terus menghadirkan pengalaman belajar yang kontekstual seperti ini,” ujarnya.

Selain menjadi sarana pembelajaran, kegiatan ini juga memperkuat langkah FE UNUSIDA dalam membangun jaringan kerja sama internasional. Kunjungan ke Beryl’s Chocolate Factory membuka peluang kolaborasi di bidang magang internasional, riset terapan, dan studi industri yang relevan dengan kurikulum fakultas. Dengan terjalinnya hubungan baik ini, diharapkan mahasiswa UNUSIDA ke depan dapat memperoleh akses lebih luas ke industri global.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan kunjungan ke Beryl’s Chocolate Boutique, di mana peserta berkesempatan melihat strategi display, desain kemasan, hingga tata kelola layanan pelanggan yang menjadi keunggulan kompetitif Beryl’s. Mahasiswa juga berdialog dengan staf pemasaran untuk memahami bagaimana strategi promosi dilakukan agar mampu menarik pasar domestik dan internasional.

Menutup kegiatan, Devika Cherly P., S.Mn., M.M. menyampaikan harapannya agar program International Company Visit ini menjadi kegiatan rutin bagi Fakultas Ekonomi UNUSIDA.

“Kami berencana menjadikan program ini sebagai agenda tahunan agar setiap angkatan mahasiswa memiliki kesempatan mendapatkan pengalaman belajar internasional. Dunia industri berubah cepat, dan kami ingin lulusan FE UNUSIDA siap beradaptasi dengan perubahan itu, tanpa kehilangan nilai etika dan integritas,” pungkasnya.

Dengan terlaksananya kunjungan ini, Fakultas Ekonomi UNUSIDA menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berkomitmen menghadirkan pembelajaran berbasis praktik dan globalisasi. Program International Company Visit ke Beryl’s Chocolate Factory menjadi momentum penting dalam mencetak mahasiswa yang berwawasan internasional, memiliki jiwa wirausaha, serta siap berkontribusi bagi pengembangan ekonomi nasional dan global.

FE UNUSIDA Teken MoA dengan KOPAMA BERHAD Malaysia: Perkuat Sinergi Internasional dan Pemberdayaan UMKM Lintas Negara 2

FE UNUSIDA Teken MoA dengan KOPAMA BERHAD Malaysia: Perkuat Sinergi Internasional dan Pemberdayaan UMKM Lintas Negara

Kuala Lumpur, 29 Oktober 2025 — Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (FE UNUSIDA) menorehkan langkah strategis dalam memperkuat jejaring global melalui penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Koperasi KOPAMA BERHAD Malaysia (NGO). Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Oktober 2025, ini menandai komitmen kedua pihak untuk berkolaborasi dalam bidang pengembangan UMKM, pendidikan ekonomi, dan pengabdian masyarakat internasional.

Penandatanganan MoA ini menjadi tindak lanjut dari hubungan baik antara UNUSIDA dan KOPAMA BERHAD yang telah terjalin melalui berbagai kegiatan kolaboratif. Fokus kerja sama kali ini diarahkan pada pengenalan dan penguatan sistem pengelolaan UMKM yang tergabung dalam koperasi, pertukaran pengetahuan antar lembaga, serta pengembangan kapasitas mahasiswa melalui program International Community Service dan riset kolaboratif.

Dalam kegiatan tersebut, rombongan FE UNUSIDA disambut hangat oleh jajaran pengurus KOPAMA BERHAD Malaysia di kantor pusatnya. Acara dimulai dengan sesi sharing session tentang praktik pengelolaan koperasi di Malaysia, diikuti dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Devika Cherly P., S.Mn., M.M. selaku perwakilan FE UNUSIDA dan Datuk Abd Rahim Haji Hashim, Ketua KOPAMA BERHAD Malaysia.

Menurut Devika Cherly P., S.Mn., M.M., kerja sama ini merupakan langkah penting bagi Fakultas Ekonomi UNUSIDA dalam mengembangkan model pembelajaran dan pengabdian masyarakat berbasis internasional.

“Melalui penandatanganan MoA ini, kami ingin memperluas ruang belajar mahasiswa dan dosen, agar tidak hanya memahami teori ekonomi di kelas, tetapi juga dapat melihat langsung praktik pengelolaan UMKM dan koperasi di tingkat global,” ujar Devika.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini membuka peluang besar untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar dua lembaga yang memiliki visi serupa dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“KOPAMA BERHAD memiliki sistem manajemen koperasi yang profesional dan berbasis komunitas, yang bisa menjadi inspirasi bagi koperasi di Indonesia. Kami ingin membawa semangat ini untuk memperkuat ekosistem UMKM di bawah binaan FE UNUSIDA,” imbuhnya.

Sementara itu, Datuk Abd Rahim Haji Hashim, Ketua KOPAMA BERHAD Malaysia, menyambut antusias kerja sama ini dan berharap agar kolaborasi tersebut dapat berjalan berkelanjutan.

“Kami merasa terhormat dapat menjalin kemitraan resmi dengan Fakultas Ekonomi UNUSIDA. MoA ini bukan hanya sekadar dokumen kerja sama, melainkan bentuk nyata dari komitmen dua negara serumpun untuk memperkuat ekonomi berbasis komunitas,” ungkap Datuk Abd Rahim.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa KOPAMA BERHAD selama ini berperan aktif dalam pemberdayaan UMKM di Malaysia, baik melalui pendampingan usaha, pelatihan kewirausahaan, maupun pengembangan jaringan pemasaran.
“Kami percaya, kerja sama lintas negara seperti ini akan menciptakan sinergi positif dalam mengembangkan koperasi modern yang berdaya saing global. Kami terbuka untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan mahasiswa serta dosen UNUSIDA, agar bisa bersama-sama membangun ekonomi masyarakat yang inklusif,” tambahnya.

Kegiatan ini juga mencakup kunjungan lapangan ke beberapa unit UMKM binaan KOPAMA BERHAD, seperti sektor kuliner lokal, kerajinan tangan, dan produk inovatif berbasis komunitas. Melalui kunjungan ini, delegasi FE UNUSIDA dapat mengamati langsung sistem tata kelola koperasi, manajemen keuangan, serta strategi pemasaran yang diterapkan oleh anggota koperasi.

Dari kegiatan tersebut, diharapkan muncul output konkret berupa peningkatan kerja sama dalam bentuk riset terapan, pertukaran mahasiswa dan dosen, serta pelaksanaan program joint community service yang menitikberatkan pada pengembangan UMKM lintas negara. Bagi FE UNUSIDA, kerja sama ini menjadi jembatan penting dalam memperluas wawasan internasional mahasiswa dan memperkuat kompetensi global di bidang ekonomi dan manajemen.

Devika Cherly menegaskan bahwa hasil dari penandatanganan ini tidak hanya berhenti pada simbol kerja sama, tetapi juga akan ditindaklanjuti dengan program nyata.

“Kami akan menyusun agenda lanjutan berupa workshop dan training program bersama KOPAMA BERHAD yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Harapannya, mahasiswa kami dapat belajar langsung mengenai praktik koperasi yang berorientasi pada pemberdayaan dan keberlanjutan. Ini juga sejalan dengan visi UNUSIDA untuk mencetak lulusan yang berdaya saing global dan berjiwa sosial,” jelasnya.

Selain memperluas jejaring akademik, MoA ini juga diharapkan dapat memberi dampak sosial-ekonomi yang signifikan. Dengan menghubungkan dunia pendidikan dan sektor koperasi, kedua pihak berupaya menciptakan model kolaborasi yang mampu memperkuat ekonomi masyarakat di era digital. Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman internasional yang aplikatif, sementara koperasi memperoleh akses terhadap inovasi dan gagasan baru dari lingkungan akademik.

Sebagai simbolisasi kerja sama, acara ditutup dengan penyerahan cenderamata antara FE UNUSIDA dan KOPAMA BERHAD serta sesi foto bersama. Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan komunikasi intensif dalam menyiapkan program lanjutan pada tahun 2026, termasuk pengiriman mahasiswa magang dan riset bersama dalam bidang kewirausahaan dan manajemen koperasi.

Melalui penandatanganan MoA antara FE UNUSIDA dan KOPAMA BERHAD Malaysia, Fakultas Ekonomi UNUSIDA menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran akademisi dalam pembangunan ekonomi global berbasis nilai kemanusiaan dan kerja sama lintas negara. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan internasionalisasi UNUSIDA, sekaligus bukti nyata bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang kolaborasi yang melahirkan perubahan bagi masyarakat dunia.

FE UNUSIDA Gelar International Community Service di Malaysia: Perkuat Kolaborasi dan Pengenalan UMKM di KOPAMA BERHAD 3

FE UNUSIDA Gelar International Community Service di Malaysia: Perkuat Kolaborasi dan Pengenalan UMKM di KOPAMA BERHAD

Kuala Lumpur, 29 Oktober 2025 — Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (FE UNUSIDA) terus memperluas kiprah dan jejaring internasionalnya melalui kegiatan International Community Service yang dilaksanakan di Koperasi KOPAMA BERHAD Malaysia (NGO). Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat bertaraf internasional dengan fokus utama pada pengenalan dan penguatan peran UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dalam mendukung ekonomi komunitas.

Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 29 Oktober 2025 ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa FE UNUSIDA. Mereka berkesempatan untuk berdialog langsung dengan pengurus dan anggota KOPAMA BERHAD Malaysia mengenai pengelolaan koperasi, strategi pemasaran produk UMKM, serta sistem pemberdayaan anggota koperasi berbasis komunitas. Melalui kunjungan dan diskusi ini, para peserta dapat belajar langsung tentang praktik ekonomi kerakyatan yang telah sukses diterapkan di Malaysia.

Menurut Devika Cherly P., S.Mn., M.M., selaku dosen pendamping kegiatan, program ini merupakan wujud nyata komitmen FE UNUSIDA dalam mencetak lulusan yang memiliki wawasan global dan kepedulian sosial.

“Kegiatan International Community Service ini bukan hanya sekadar pertukaran pengalaman, tetapi juga bentuk nyata pengabdian lintas negara. Mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana UMKM dapat tumbuh melalui sinergi antara koperasi, pemerintah, dan masyarakat. Ini menjadi pelajaran berharga yang bisa diadaptasi untuk pengembangan koperasi di Indonesia,” ungkap Devika Cherly.

Ia menambahkan bahwa FE UNUSIDA berkomitmen mengintegrasikan kegiatan akademik dengan program pengabdian masyarakat internasional. “Melalui pengalaman ini, mahasiswa belajar tentang pentingnya inovasi, kolaborasi, dan adaptasi dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Kami ingin lulusan kami tidak hanya siap bekerja di sektor industri, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masyarakatnya,” jelasnya.

Sementara itu, Datuk Abd Rahim Haji Hashim, selaku Ketua KOPAMA BERHAD Malaysia, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas terjalinnya kerja sama dengan FE UNUSIDA.

“Kami merasa terhormat dapat menerima kunjungan dari rekan-rekan UNUSIDA. Kolaborasi ini menunjukkan semangat persaudaraan dan komitmen kedua pihak dalam memperkuat peran UMKM di tingkat regional. Kami di KOPAMA percaya bahwa kerja sama lintas negara seperti ini sangat penting untuk memperluas wawasan, meningkatkan daya saing, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar Datuk Abd Rahim.

Beliau juga menekankan bahwa KOPAMA BERHAD selalu terbuka untuk kolaborasi di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan agar mahasiswa dari Indonesia dan Malaysia bisa saling bertukar gagasan, inovasi, serta praktik terbaik dalam pengembangan usaha kecil dan koperasi,” tambahnya.

Kegiatan International Community Service ini diharapkan membawa dampak signifikan bagi pengembangan kapasitas mahasiswa dan lembaga. Bagi mahasiswa FE UNUSIDA, kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran nyata tentang bagaimana koperasi dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat yang tangguh dan profesional. Mereka juga memperoleh pemahaman tentang pentingnya digitalisasi dan inovasi produk dalam memperluas pasar UMKM di era globalisasi.

Bagi KOPAMA BERHAD, kerja sama ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan sistem tata kelola koperasi di Malaysia serta menjalin hubungan strategis dengan lembaga pendidikan di Indonesia. Sinergi ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama berkelanjutan dalam bidang pelatihan, riset, dan pengembangan kewirausahaan komunitas.

Devika Cherly menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi awal dari misi internasional FE UNUSIDA untuk memperkuat jejaring akademik dan sosial antarnegara ASEAN.

“Kami melihat potensi besar untuk menjadikan kegiatan ini berkelanjutan. Ke depan, kami ingin membangun joint program antara UNUSIDA dan KOPAMA dalam bentuk pelatihan, riset bersama, dan proyek pengembangan UMKM lintas negara. Hal ini sejalan dengan visi FE UNUSIDA untuk menjadi fakultas yang unggul, berdaya saing, dan berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat internasional,” paparnya.

Selain sesi diskusi dan pemaparan, kegiatan ini juga diisi dengan kunjungan lapangan ke beberapa unit usaha UMKM binaan KOPAMA BERHAD. Para peserta mengamati langsung berbagai sektor, mulai dari industri makanan, kerajinan tangan, hingga produk inovatif berbasis bahan lokal. Melalui pengalaman ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi praktik baik dalam pengelolaan usaha kecil yang efisien dan berorientasi pasar.

Sebagai penutup kegiatan, dilakukan penyerahan cenderamata dan sertifikat kerja sama antara FE UNUSIDA dan KOPAMA BERHAD Malaysia sebagai simbol komitmen memperkuat kolaborasi dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Kedua pihak sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan menindaklanjuti hasil kegiatan dengan program lanjutan di masa mendatang.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, Fakultas Ekonomi UNUSIDA menegaskan perannya sebagai fakultas yang tidak hanya berfokus pada teori akademik, tetapi juga aktif dalam praktik nyata pemberdayaan masyarakat global. Program International Community Service ini menjadi wujud nyata dari semangat “Belajar, Berkolaborasi, dan Mengabdi untuk Dunia”, sekaligus membuka jalan bagi generasi muda UNUSIDA untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Mahasiswa UNUSIDA Dibekali Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi bersama DPR RI dan LLDikti Wilayah VII Jawa Timur (Foto: Humas UNUSIDA)

UNUSIDA Komitmen Wujudkan Kampus Aman untuk Semua Kalangan

SIDOARJO — Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menegaskan komitmennya menjadi kampus yang aman, inklusif, dan berkeadaban bagi seluruh sivitas akademika. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UNUSIDA, Prof. Dr. H. Fatkul Anam, M.Si, dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT) yang berlangsung di Kampus 2 UNUSIDA, Rabu (29/10/2025).

Dalam sambutannya, Prof. Dr. H. Fatkul Anam, M.Si., menekankan bahwa UNUSIDA yang kini telah masuk dalam klaster Utama di usia ke-11, terus berkomitmen menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan integritas dalam setiap aspek kehidupan kampus.

“Kekerasan dalam bentuk apa pun, baik fisik, psikis, seksual, maupun digital—tidak boleh memiliki ruang di lingkungan UNUSIDA. Kita harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan membangun generasi muda yang berakhlakul karimah serta berintegritas,” ujarnya.

Prof. Anam juga menyampaikan apresiasi kepada LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur yang telah menjadi inisiator sekaligus inspirator dalam upaya menciptakan kampus yang aman dan berkeadilan. Ia berharap melalui kegiatan ini UNUSIDA semakin kokoh dalam mewujudkan visi sebagai kampus mahasantri modern yang menjunjung tinggi nilai-nilai tasamuh (toleransi), fathonah (kebijaksanaan), dan rahmatan lil ‘alamin.

“UNUSIDA adalah rumah ilmu bagi setiap generasi muda. Melalui kegiatan sosialisasi ini, mahasiswa diharapkan memahami mekanisme pelaporan kasus kekerasan secara benar dan berperspektif kemanusiaan. Mari bersama-sama menjaga kampus ini agar menjadi zona aman bagi semua kalangan,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi X DPR RI, Ibu Lita Machfud Arifin, menegaskan pentingnya komitmen lembaga pendidikan untuk menciptakan ruang belajar yang aman bagi seluruh civitas akademika.

“Kami sangat mendorong agar kampus menjadi tempat yang aman bagi dosen dan mahasiswa dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Saya percaya UNUSIDA adalah salah satu kampus unggul di Sidoarjo yang mampu menjadi teladan dalam hal ini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama antara LLDIKTI dan DPR RI dalam memperkuat transformasi kampus di Indonesia, tidak hanya dalam bidang akademik dan riset, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan berintegritas.

“Perguruan tinggi tidak cukup hanya unggul dalam publikasi atau riset global, tetapi juga harus memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kampus yang aman dan bebas dari kekerasan adalah fondasi penting bagi terciptanya generasi unggul. Kami mengapresiasi UNUSIDA yang terus menunjukkan kemajuan signifikan dan komitmen kuat dalam hal ini,” ungkapnya.

Beliau juga menekankan pentingnya fakta integritas yang ditandatangani oleh mahasiswa baru sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai inklusivitas dan keberagaman di lingkungan kampus.

“UNUSIDA adalah kampus Nahdlatul Ulama yang terbuka untuk semua. Walaupun berakar pada nilai Aswaja, kampus ini tetap menjadi ruang inklusif bagi siapa pun tanpa memandang latar belakang agama atau budaya,” tambahnya.

Kegiatan ini diikuti oleh ratusan mahasiswa UNUSIDA yang dengan antusias mendengarkan pemaparan mengenai mekanisme pelaporan dan pendampingan bagi korban kekerasan di lingkungan perguruan tinggi. Materi juga menyoroti pentingnya peran Satgas PPKPT dalam menindaklanjuti laporan kekerasan dengan cara yang adil, berkeadilan, dan berperspektif korban. (MY)

Sosialisasi PPKPT oleh Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur (Foto: Humas UNUSIDA)

Mahasiswa UNUSIDA Dibekali Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi

SIDOARJO — Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M., membekali Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) untuk terus memperkuat riset unggulan dan memastikan terciptanya lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.

Dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT) di Kampus UNUSIDA, Rabu (29/10/2025), Prof. Dyah menyampaikan bahwa potensi besar UNUSIDA harus dioptimalkan untuk mendukung Asta Cita pemerintah, melalui riset dan inovasi yang berkelanjutan serta berpihak pada kemaslahatan masyarakat.

“UNUSIDA memiliki kekuatan khas, yakni nilai-nilai Nahdlatul Ulama yang melekat kuat di dalam diri mahasiswa dan civitas akademikanya. Nilai ini harus menjadi energi utama untuk melahirkan riset-riset unggulan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ujarnya.

Ia menambahkan, riset yang dilakukan perguruan tinggi tidak hanya bertujuan meningkatkan peringkat dan publikasi, tetapi juga harus memiliki dampak nyata bagi masyarakat.

“Transformasi kampus tidak berhenti pada angka dan ranking global, tetapi bagaimana kampus memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat. Lulusan yang sukses bukan hanya yang bekerja, tetapi juga yang mampu menciptakan pekerjaan dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya,” tegasnya.

Prof. Dyah juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara LLDIKTI Wilayah VII, DPR RI, dan perguruan tinggi dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang aman dan berkeadilan di Jawa Timur. Ia mengapresiasi Komisi X DPR RI yang turut peduli terhadap isu kekerasan di kampus dan mendukung langkah konkret dalam pencegahan serta penanganannya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa saat ini tidak ada perguruan tinggi di Jawa Timur yang ditutup, justru semakin banyak kampus yang berhasil meraih status unggul.

“Dalam tiga tahun terakhir, tidak ada universitas yang ditutup di Jawa Timur. Justru jumlah kampus unggul terus bertambah. Ini menunjukkan kualitas pendidikan tinggi di Jawa Timur semakin meningkat,” ungkapnya.

Sebagai bentuk komitmen bersama, Prof. Dyah juga mendorong UNUSIDA untuk menerapkan fakta integritas bagi seluruh mahasiswa baru, sebagai pernyataan komitmen menjaga kampus yang berkeadilan, berkeberagaman, dan bebas kekerasan.

“UNUSIDA adalah kampus Nahdlatul Ulama yang terbuka bagi siapa pun, dari agama dan latar belakang apa pun. Inilah wujud nyata kampus yang menjunjung tinggi nilai kebinekaan dan kemanusiaan,” tuturnya.

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi UNUSIDA untuk memperkuat sinergi dengan LLDIKTI dan DPR RI dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat, aman, dan berorientasi pada kemajuan riset dan karakter mahasiswa.

Kolaborasi Internasional FE UNUSIDA dan MSU Malaysia Dorong Sinergi Riset dan Pengembangan Dosen

Sidoarjo, 28 Oktober 2025 — Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (FE UNUSIDA) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas jejaring akademik internasional melalui kegiatan Guest Lecturer bersama Management & Science University (MSU) Malaysia. Kegiatan bergengsi yang dilaksanakan pada Selasa, 28 Oktober 2025 ini dihadiri oleh dosen-dosen MSU Malaysia dan civitas akademika FE UNUSIDA. Mengusung tema “Research Collaboration and Lecturer Development,” acara ini berfokus pada penguatan kapasitas riset, peningkatan kualitas dosen, serta pengembangan kolaborasi akademik lintas negara sebagai upaya menuju pendidikan tinggi yang berdaya saing global.

Acara tersebut berlangsung di ruang pertemuan Fakultas Ekonomi UNUSIDA dalam suasana akademik yang hangat dan inspiratif. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari jajaran pimpinan fakultas yang menekankan pentingnya sinergi antarperguruan tinggi dalam menghadapi tantangan global di bidang ekonomi dan manajemen. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari MSU Malaysia turut menyampaikan apresiasi terhadap semangat kolaboratif UNUSIDA yang dinilai progresif dalam memperkuat kerja sama internasional.

Selanjutnya, sesi utama diisi dengan paparan dari dosen MSU yang membahas berbagai peluang riset bersama, potensi publikasi internasional, hingga strategi pengembangan kapasitas dosen melalui proyek kolaboratif. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta, di mana para dosen UNUSIDA dapat berbagi pengalaman, bertukar pandangan, dan mengajukan ide-ide riset yang potensial untuk dikembangkan secara bersama-sama. Topik-topik yang dibahas mencakup tren riset ekonomi digital, manajemen berkelanjutan, serta tantangan integrasi teknologi dalam dunia akademik.

Menurut Devika Cherly P., S.Mn., M.M., dosen FE UNUSIDA sekaligus perwakilan International Cooperation Division, kegiatan ini merupakan langkah konkret UNUSIDA dalam menguatkan posisi institusi di tingkat global. “Guest Lecturer bersama MSU Malaysia ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu dan pengalaman, tetapi juga membuka peluang kerja sama riset lintas negara yang lebih luas antara dosen UNUSIDA dan akademisi dari universitas mitra. Melalui kolaborasi seperti ini, kami berharap akan lahir berbagai penelitian yang aplikatif, inovatif, dan berdampak langsung pada masyarakat,” tutur Devika.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi dosen-dosen muda UNUSIDA untuk memperluas jejaring akademik dan meningkatkan kepercayaan diri dalam publikasi ilmiah internasional. “Kami ingin para dosen muda berani berkolaborasi, menulis di jurnal internasional, serta aktif dalam forum akademik global. Kolaborasi dengan MSU Malaysia adalah langkah awal yang sangat strategis untuk mencapai tujuan tersebut,” tambahnya.

Achmad Zaki, S.E., M.M., selaku Secretary of Management Department FE UNUSIDA, juga memberikan pandangan bahwa kegiatan ini menjadi simbol komitmen fakultas terhadap peningkatan kualitas akademik dan profesional dosen. “Kami berkomitmen menciptakan lingkungan akademik yang mendorong kolaborasi lintas negara. Melalui kegiatan seperti ini, dosen-dosen kami memperoleh wawasan baru, baik dari segi metodologi penelitian, pendekatan pembelajaran, maupun strategi publikasi ilmiah,” jelasnya.

Zaki menegaskan bahwa kolaborasi internasional bukan hanya tentang pertukaran ide, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan hubungan jangka panjang antara institusi. “Kami berharap kerja sama dengan MSU Malaysia dapat terus berkembang dalam bentuk joint research, visiting lecturer, hingga program dual degree. Kolaborasi ini juga akan membantu UNUSIDA memperkaya kurikulum agar lebih adaptif terhadap kebutuhan global,” tambahnya dengan penuh optimisme.

Sementara itu, Cynthia Eka Violita, S.M., M.S.M., dosen FE UNUSIDA, menilai bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk memperkuat sinergi dan inovasi akademik. “Dalam forum seperti ini, kami tidak hanya mendengarkan teori, tetapi juga bertukar perspektif dan metode penelitian langsung dengan akademisi dari luar negeri. Hal ini memperluas cara pandang kami terhadap isu-isu ekonomi global,” ungkap Cynthia.

Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan kerja sama seperti ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh civitas akademika UNUSIDA. “Kami ingin agar hasil dari kegiatan ini tidak berhenti di ruang diskusi saja. Ke depan, hasilnya harus diwujudkan dalam bentuk penelitian bersama, publikasi internasional, dan peningkatan kualitas pengajaran di kelas. Dengan demikian, kegiatan ini memiliki dampak nyata bagi kemajuan universitas,” tambahnya.

Dampak dari kegiatan Guest Lecturer ini diharapkan dapat memperluas wawasan para dosen FE UNUSIDA dalam melaksanakan penelitian berstandar internasional serta memperkuat jejaring akademik antara Indonesia dan Malaysia. Melalui kerja sama dengan MSU Malaysia, fakultas berkomitmen untuk terus mengembangkan agenda kolaboratif jangka panjang seperti joint research projects, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta pengembangan program dual degree di masa depan. Kolaborasi ini sejalan dengan visi UNUSIDA untuk menjadi universitas berdaya saing global yang tetap berakar pada nilai-nilai keislaman, kemandirian, dan kemanusiaan.

Lebih dari sekadar kegiatan akademik, Guest Lecturer ini juga mencerminkan semangat internasionalisasi UNUSIDA yang berfokus pada peningkatan mutu pendidikan dan riset. Melalui interaksi lintas negara, dosen UNUSIDA memperoleh kesempatan untuk memperkaya wawasan tentang praktik riset terkini, memperluas jejaring publikasi, serta mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan dengan perkembangan zaman.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa kolaborasi internasional bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan kebutuhan strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar Devika dalam pernyataan penutupnya. Ia menambahkan, semangat kolaborasi harus terus dijaga agar dosen-dosen muda mampu berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

Kegiatan Guest Lecturer bersama MSU Malaysia menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan internasionalisasi Fakultas Ekonomi UNUSIDA. Melalui interaksi akademik lintas negara ini, UNUSIDA semakin mempertegas perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang progresif, terbuka terhadap inovasi, dan adaptif terhadap perubahan global.

Di tengah era globalisasi dan revolusi digital yang terus berkembang, kolaborasi seperti ini menjadi bukti bahwa UNUSIDA berkomitmen untuk mencetak dosen dan mahasiswa yang unggul, berwawasan internasional, serta memiliki kepedulian terhadap pembangunan berkelanjutan. Melalui sinergi yang kuat antara UNUSIDA dan MSU Malaysia, diharapkan akan lahir penelitian-penelitian kolaboratif yang mampu menjawab tantangan ekonomi modern sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan d

Mahasiswa FE UNUSIDA Ikuti Student Exchange ke Malaysia: Bahas Cryptocurrency dan SDGs di MSU 5

Mahasiswa FE UNUSIDA Ikuti Student Exchange ke Malaysia: Bahas Cryptocurrency dan SDGs di MSU

Sidoarjo, 28 Oktober 2025 — Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (FE UNUSIDA) kembali mencetak langkah penting dalam upaya internasionalisasi kampus dengan mengirimkan tujuh mahasiswanya dalam program Student Exchange ke Management & Science University (MSU) Malaysia. Kegiatan yang berlangsung pada 28 Oktober 2025 ini mengusung topik “Cryptocurrency and Sustainable Development Goals (SDGs)”, menghadirkan ruang diskusi akademik lintas negara mengenai perkembangan ekonomi digital dan kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan.

Program student exchange ini merupakan hasil kerja sama antara FE UNUSIDA dan MSU Malaysia dalam rangka memperluas wawasan global mahasiswa, memperdalam pemahaman terhadap isu-isu ekonomi modern, serta memperkuat jejaring akademik antarperguruan tinggi di Asia Tenggara. Kegiatan diisi dengan sesi kuliah interaktif, diskusi panel, dan case study yang membahas implikasi teknologi blockchain dan mata uang kripto terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), seperti pengurangan kemiskinan, pemerataan akses keuangan, dan inovasi industri berkelanjutan.

Sebanyak tujuh mahasiswa FE UNUSIDA terpilih untuk mengikuti program ini, yakni Satria Noval Windianto, Lisa Imamatul Khikmah, Rindi Antika, Vinanti Luthariana, Rizza Nahdiatul Ilmi, Dinda Fatichatul Ilma, dan Deva Arya Wiguna. Selama kegiatan, mereka berkesempatan berinteraksi langsung dengan mahasiswa MSU serta para dosen yang menjadi pakar di bidang financial technology dan sustainable economics. Pertukaran ide lintas budaya ini tidak hanya memperkaya pemahaman akademik, tetapi juga melatih kemampuan komunikasi dan kolaborasi internasional mahasiswa UNUSIDA.

Satria Noval Windianto, salah satu peserta program, mengungkapkan rasa bangganya bisa mewakili UNUSIDA dalam kegiatan akademik internasional tersebut. “Kami belajar banyak tentang bagaimana cryptocurrency dapat berperan dalam mendorong inklusi keuangan di negara berkembang. Diskusi dengan mahasiswa MSU membuka wawasan baru tentang potensi teknologi ini untuk mendukung tujuan SDGs, khususnya dalam konteks ekonomi digital yang berkeadilan,” ujarnya dengan antusias.

Senada dengan itu, Lisa Imamatul Khikmah menambahkan bahwa kegiatan student exchange ini memberikan pengalaman belajar yang sangat berbeda dari suasana perkuliahan di dalam negeri. “Selain mendapatkan materi yang sangat aktual, kami juga belajar bagaimana etika dan regulasi mengenai cryptocurrency diterapkan di Malaysia. Pengalaman ini sangat berharga bagi kami sebagai calon ekonom muda yang ingin memahami dinamika global,” tutur Lisa.

Rindi Antika, mahasiswa lainnya, menilai bahwa tema kegiatan sangat relevan dengan tantangan ekonomi masa kini. “Topik cryptocurrency sering dianggap jauh dari prinsip keberlanjutan, tetapi melalui kegiatan ini kami menyadari bahwa teknologi finansial justru bisa menjadi alat untuk mencapai SDGs jika dikelola dengan bijak dan transparan,” jelasnya.

Sementara itu, Vinanti Luthariana dan Rizza Nahdiatul Ilmi menyoroti aspek kolaborasi lintas budaya sebagai hal yang paling berkesan. “Bisa berdiskusi dan bertukar pandangan dengan mahasiswa internasional membuat kami belajar lebih terbuka terhadap berbagai perspektif ekonomi global. Selain itu, kami juga belajar tentang perbedaan sistem pendidikan dan pendekatan penelitian di luar negeri,” ungkap Vinanti.

Dinda Fatichatul Ilma menambahkan bahwa kegiatan ini memperkuat semangat mahasiswa UNUSIDA untuk terus berinovasi dan berpikir kritis. “Kami menjadi lebih percaya diri untuk berpartisipasi dalam forum akademik internasional. Diskusi seputar cryptocurrency dan SDGs membuat kami memahami bahwa ekonomi masa depan memerlukan kolaborasi lintas sektor dan negara,” katanya.

Deva Arya Wiguna, peserta terakhir, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan berpikir strategis. “Pertukaran pelajar bukan hanya tentang belajar di luar negeri, tetapi juga tentang membangun jejaring global dan berkontribusi pada solusi ekonomi berkelanjutan. Kami berharap hasil pembelajaran ini bisa kami terapkan di kampus maupun di masyarakat,” ujar Deva.

Melalui kegiatan Student Exchange ini, Fakultas Ekonomi UNUSIDA berharap dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya memahami teori ekonomi, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks global yang berkelanjutan. Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain peningkatan wawasan internasional mahasiswa, kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi finansial, serta terciptanya jejaring akademik yang berkelanjutan antara UNUSIDA dan MSU Malaysia.

Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UNUSIDA menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari strategi internasionalisasi kampus yang berfokus pada peningkatan kapasitas mahasiswa dan dosen. “Kami berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama akademik dengan universitas luar negeri. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar global yang akan memperkaya perspektif mereka dalam menghadapi dunia kerja dan penelitian,” ujarnya.

Kerja sama ini juga diharapkan membuka peluang kolaborasi lanjutan antara UNUSIDA dan MSU Malaysia, seperti riset bersama, joint class, dan program dual degree. Selain itu, hasil pembelajaran dari kegiatan ini akan diseminasi melalui seminar kampus, agar mahasiswa lain turut mendapatkan manfaat dari pengalaman peserta student exchange.

Dalam penutupan kegiatan, para mahasiswa UNUSIDA menyampaikan apresiasi kepada pihak fakultas dan MSU Malaysia atas kesempatan yang diberikan. Mereka berkomitmen untuk menjadi duta kampus yang mampu membawa semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan dalam setiap langkah akademik maupun sosial.

Program Student Exchange antara Fakultas Ekonomi UNUSIDA dan Management & Science University Malaysia ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi bukan sekadar ruang belajar, melainkan juga jembatan untuk membangun masa depan ekonomi global yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Melalui sinergi ini, UNUSIDA semakin menegaskan perannya sebagai kampus yang siap bersaing di tingkat internasional, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. (AS)

Refleksi Hari Sumpah Pemuda 2025 (Foto: Istimewa)

Refleksi Sumpah Pemuda 2025: Orkestrasi Ego Organisasi Mahasiswa Jalan Menuju Sinergi dan Mutu

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober bukan sekadar momen historis, tetapi refleksi abadi tentang resolusi, semangat, dan persatuan. Di tengah derasnya arus globalisasi dan visi besar Indonesia Emas 2045, semangat persatuan itu harus dihidupkan kembali, terutama di lingkungan kampus, tempat lahirnya calon pemimpin bangsa yang Unggul dan Bermutu.

Momentum sumpah pemuda selalu menjadi ruang reflektif bagi kaum muda Indonesia untuk meneguhkan kembali semangat persatuan dan kemajuan sebagaimana tercermin dalam Sumpah Pemuda 1928. Namun, di era modern, bentuk perjuangan itu tak lagi berupa angkat senjata, melainkan ikhtiar intelektual dan kolaboratif dalam membangun bangsa melalui pendidikan. Bagi mahasiswa, semangat Sumpah Pemuda harus diwujudkan dalam kontribusi nyata terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) kini berada pada fase penting dalam upaya meraih Akreditasi Institusi Unggul. Capaian awal sudah terlihat, misalnya Program Studi PGSD yang telah meraih Akreditasi Unggul (A) dari LAMDIK sejak 2022. Capaian ini bukan sekadar tanggung jawab struktural pimpinan kampus, tetapi juga bergantung pada mutu mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) yang menjadi motor penggerak kegiatan non-akademik.

Ego Sektoral: Penghalang Mutu Non-Akademik

Khususnya, Ormawa di UNUSIDA baik BEM, DPM, HIMA, UKM, maupun organisasi eksternal seperti PMII dan IPNU-IPPNU, sejatinya merupakan garda depan pengembangan mutu non-akademik. Namun, ego sektoral sering kali menjadi batu sandungan. Alih-alih berkolaborasi, banyak Ormawa justru sibuk berebut panggung dan menggelar acara serupa tanpa arah yang terukur. Padahal, prestasi nasional dan internasional merupakan indikator langsung bagi pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Akreditasi Unggul.

Di banyak kampus, termasuk UNUSIDA, sering muncul fenomena kompetisi internal antar-organisasi, di mana masing-masing berlomba menunjukkan eksistensi pribadi tanpa memperhatikan sinergi dan dampak kolektif terhadap mutu kampus. Akibatnya, energi yang seharusnya diarahkan untuk membangun kemajuan bersama justru terpecah oleh perbedaan orientasi dan kepentingan struktural.

Oleh karena itu, tantangan berikutnya adalah memastikan peningkatan Mutu Mahasiswa secara institusional, yakni melalui penguatan peran Organisasi Mahasiswa (Ormawa) baik intra maupun ekstra kampus.

Orkestrasi Ego: Jalan Menuju Sinergi dan Mutu

Dari sinilah gagasan Orkestrasi Ego menjadi penting. Seperti orkestra musik yang membutuhkan keselarasan instrumen agar menghasilkan harmoni, Ormawa pun perlu menyatukan visi dan program agar menghasilkan dampak nyata bagi kampus.

Orkestrasi ego bukan berarti meniadakan perbedaan, melainkan mengelola perbedaan menjadi kekuatan kolektif. Dengan satu visi bersama, mewujudkan mahasiswa UNUSIDA yang Unggul dan Bermutu. Setiap Ormawa dapat memainkan peran spesifiknya dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi.

  • Dalam Pendidikan, Ormawa intra seperti BEM, HIMA, dan UKM dapat berperan memperkuat soft skill, kepemimpinan, dan literasi digital mahasiswa melalui pelatihan, seminar, serta lomba-lomba inovatif.

  • Dalam Penelitian, kolaborasi lintas prodi dan Ormawa bisa menjadi ruang aktualisasi ide-ide kreatif mahasiswa. Contohnya, sinergi lintas disiplin menghasilkan karya seperti Ecodrone, inovasi yang membawa mahasiswa Unusida meraih Gold Award di International Innovation & Invention Summit 2024 di Polandia. Hal serupa perlu direplikasi oleh Ormawa intra kampus agar kolaborasi lintas bidang menjadi budaya baru.

  • Dalam Pengabdian Masyarakat, Ormawa ekstra kampus seperti PMII dan IPNU-IPPNU telah berperan aktif melalui kegiatan sosial, pendidikan keagamaan, dan penguatan karakter berbasis nilai Aswaja An-Nahdliyah. PMII dengan fokus pada nalar kritis dan advokasi sosial, serta IPNU-IPPNU dengan kekuatan kaderisasi dan nilai Aswaja An-Nahdliyah, harus diorkestrasi menjadi kekuatan soft skill mahasiswa UNUSIDA: kritis, berkarakter, dan beretika.

Ketiga ranah ini, bila diorkestrasi dengan baik, akan memperkuat posisi mahasiswa sebagai pelaku Tri Dharma sejati, tidak hanya akademis, tetapi juga sosial dan moral.

Satu Visi, Tujuh Aksi, Tunggal Dedikasi

Penyelarasan seluruh program Ormawa dirasa sangat penting agar bergerak dalam harmoni menuju satu tujuan: meningkatkan mutu dan capaian prestasi mahasiswa. Refleksi Sumpah Pemuda 2025 di Unusida menegaskan pentingnya satu kesepahaman bersama:

“Satu Visi: Unggul dan Bermutu 2026; Tujuh Aksi Terkoneksi; Tunggal Dedikasi demi Akreditasi Unggul.”

Untuk mewujudkan Visi Unggul dan Bermutu, Ormawa UNUSIDA perlu menjalankan Tujuh Aksi strategis, yaitu:

  1. Peningkatan Prestasi Nasional & Internasional

  2. Peningkatan Kualitas Kepemimpinan & Manajerial

  3. Penguatan Riset Mahasiswa

  4. Pengembangan Pengabdian Masyarakat

  5. Penciptaan Start-up dan Kewirausahaan

  6. Penguatan Jejaring Alumni & Industri

  7. Penguatan Karakter Ke-NU-an

Setiap aksi harus diukur dengan data luaran konkret dan kontribusinya terhadap mutu mahasiswa. Jika seluruh Ormawa bergerak dalam tujuh poros aksi tersebut, maka setiap kegiatan akan memiliki nilai terukur terhadap IKU dan secara langsung mendukung mutu institusi.

Dalam hal ini, upaya kampus melalui pelaksanaan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) yang menekankan pada manajemen dan pengukuran kinerja pengurus Ormawa harus menjadi fondasi nyata dalam penerapan program. Orkestrasi ego memastikan pelatihan tidak berhenti di ruang seminar, tetapi diterapkan di lingkungan kampus dan masyarakat.

Pemimpin sebagai Dirigen Perubahan

Pemimpin Ormawa dituntut menjadi dirigen, bukan rival. Mereka harus menundukkan ego pribadi dan struktural untuk membangun harmoni kolektif. Inilah makna Tunggal Dedikasi: komitmen moral untuk menomorsatukan mutu kader dan prestasi lembaga di atas popularitas pribadi.

Pemimpin Ormawa bukan sekadar pengatur agenda, tetapi dirigen perubahan yang mampu menyatukan potensi individu menjadi kekuatan kolektif. Mereka harus memiliki kecerdasan emosional, visi strategis, dan integritas moral agar dapat menengahi konflik antar organisasi serta menjaga fokus pada misi akademik dan sosial kampus.

Pemimpin yang mampu mengorkestrasi ego adalah mereka yang memiliki kecerdasan emosional, integritas, dan kenegarawanan. Mereka bukan hanya pemimpin organisasi, tetapi penggerak peradaban kampus.

Setiap kegiatan mahasiswa seharusnya menjadi perwujudan nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi:

  • Pendidikan yang melahirkan insan cendekia berkarakter,

  • Penelitian yang berorientasi pada solusi sosial dan inovasi teknologi,

  • Pengabdian masyarakat yang memperkuat nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Dengan semangat itu, kegiatan mahasiswa tidak lagi sebatas acara seremonial, tetapi bagian dari ekosistem mutu kampus yang berkelanjutan.

Jika seluruh Ormawa, baik Intra maupun Ekstra Kampus mampu menerapkan model Satu Visi, Tujuh Aksi, Tunggal Dedikasi, maka Unusida akan menjadi model kampus NU unggulan dalam mencetak Pemuda Unggul Bermutu yang siap bersaing di level nasional dan global.

Refleksi Spirit Sumpah Pemuda

Pada momentum Sumpah Pemuda 2025, mari seluruh Ormawa UNUSIDA berseru dalam satu irama:

“Jadilah Dirigen atas dirimu sendiri. Rangkul perbedaan, reduksi ego, dan ciptakan simfoni program yang harmonis demi mutu tertinggi mahasiswa Unusida.”

Spirit Sumpah Pemuda 1928 mengajarkan bahwa persatuan bukanlah keseragaman, melainkan komitmen untuk berjalan dalam arah yang sama. Dalam konteks Ormawa, hal itu berarti mengubah pola pikir “siapa yang paling unggul” menjadi “bagaimana kita bisa unggul bersama”.

UNUSIDA memiliki semua modal menuju hal itu. Mulai SDM potensial, prestasi nasional dan internasional, serta nilai-nilai ke-NU-an yang menjadi fondasi moral. Yang dibutuhkan kini hanyalah orkestrasi ego agar setiap potensi berjalan seirama menuju kampus Unggul dan Bermutu. Sekaligus mewujudkan cita-cita besar: Mahasiswa Unggul Bermutu, Pemimpin Bangsa Masa Depan.

Penulis; Achmad Wahyudi (MY)

FE UNUSIDA Lepas Mahasiswa KKN Internasional ke Malaysia (Foto: Humas UNUSIDA)

FE UNUSIDA Lepas Mahasiswa KKN Internasional ke Malaysia: Wujud Nyata Kolaborasi dan Pembelajaran Global

SIDOARJO — Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) secara resmi melepas tujuh mahasiswa terbaik untuk mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke Malaysia pada Senin (27/10/2025). Program ini menjadi langkah strategis universitas dalam memperluas jejaring global sekaligus memperkuat implementasi kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM).

Adapun mahasiswa yang terpilih dalam program tersebut adalah Satria Noval Windianto, Lisa Imamatul Khikmah, Rindi Antika, Vinanti Luthariana, Rizza Nahdiatul Ilmi, Dinda Fatichatul Ilma, dan Deva Arya Wiguna. Mereka akan melaksanakan KKN di Malaysia dengan fokus kegiatan pada pengabdian masyarakat, pemberdayaan ekonomi lokal, serta kolaborasi pendidikan lintas budaya.

Selama beberapa minggu di Malaysia, para mahasiswa akan menjalankan sejumlah program strategis, seperti pelatihan kewirausahaan, pengembangan usaha mikro, pelatihan digital marketing bagi UMKM, serta observasi terhadap sistem ekonomi masyarakat setempat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengasah kemampuan akademik sekaligus memperluas wawasan global.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa didampingi oleh tiga dosen pembimbing, yakni Devika Cherly P., S.Mn., M.M. dari International Cooperation Division, Achmad Zaki, S.E., M.M. selaku Secretary of Management, dan Cynthia Eka Violita, S.M., M.S.M. sebagai Lecturer. Ketiganya akan membimbing mahasiswa sejak tahap adaptasi hingga penyusunan laporan akhir kegiatan.

Dekan Fakultas Ekonomi UNUSIDA, Dr. Hj. Muhafidhah Novie, S.E., M.M., menyampaikan rasa bangga sekaligus harapan besar kepada mahasiswa yang terpilih.

Program KKN Internasional FE UNUSIDA ke Malaysia ini menjadi bagian dari roadmap internasionalisasi universitas yang telah dicanangkan oleh pimpinan UNUSIDA. Melalui kerja sama dengan berbagai mitra luar negeri, UNUSIDA berkomitmen menghadirkan pendidikan yang relevan dengan perkembangan global, tanpa meninggalkan nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah.

“Program KKN Internasional ini merupakan langkah nyata FE UNUSIDA dalam mencetak lulusan yang adaptif, berdaya saing global, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Kami berharap para mahasiswa tidak hanya membawa nama baik universitas, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai Islam, etika, dan profesionalisme di kancah internasional,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya kolaborasi antar negara dalam membangun masyarakat yang berdaya secara ekonomi dan sosial.

“Kami ingin mahasiswa FE UNUSIDA belajar dari konteks nyata, memahami dinamika ekonomi lintas budaya, dan membawa pulang inspirasi serta praktik baik yang bisa diterapkan di masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Ia berpesan kepada mahasiswa agar senantiasa menjaga semangat, integritas, dan tanggung jawab selama menjalankan misi di luar negeri. Melalui semangat kolaborasi dan pembelajaran global, Fakultas Ekonomi UNUSIDA bertekad untuk terus mendorong mahasiswanya menjadi generasi muda yang siap berkontribusi bagi masyarakat internasional, membawa semangat perubahan dari Sidoarjo untuk dunia.

“Jadilah pribadi yang membawa manfaat bagi masyarakat tempat kalian mengabdi. Kalian adalah representasi UNUSIDA dan Indonesia di kancah global. Tunjukkan dedikasi, inovasi, dan semangat pengabdian yang tinggi,” tuturnya.

Sementara itu, dosen pendamping Devika Cherly P., S.Mn., M.M. menjelaskan bahwa KKN Internasional tidak hanya berorientasi pada pengabdian, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesiapan global mahasiswa.

“Mahasiswa akan belajar langsung tentang praktik ekonomi mikro dan manajemen usaha di negara lain. Mereka berinteraksi dengan komunitas lokal, memahami budaya kerja, serta cara berpikir masyarakat yang berbeda. Ini akan menjadi bekal berharga bagi masa depan mereka,” jelasnya.

Senada dengan hal tersebut, Achmad Zaki, S.E., M.M. menekankan pentingnya menjaga profesionalitas dan etika akademik selama kegiatan berlangsung.

“Kami berharap mahasiswa menjaga nama baik UNUSIDA, menunjukkan semangat belajar yang tinggi, serta aktif berkontribusi di setiap kegiatan. Ini adalah kesempatan emas untuk menimba ilmu dan berbagi pengetahuan secara internasional,” harapnya.