Pos

Dosen UNUSIDA Raih Hibah PKM Kemdiktisaintek 2025 (Foto: Humas UNUSIDA)

Dosen UNUSIDA Raih Hibah PKM Kemdiktisaintek 2025: Tingkatkan Ekonomi IRT Peralatan Dapur Desa Kebakalan dengan Productivity SMART Goal

SIDOARJO — Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Tahun 2025. Hibah ini menjadi bukti nyata konsistensi UNUSIDA dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat.

Program pengabdian ini dipimpin oleh dosen Teknik Industri UNUSIDA, Taqwanur, S.T., M.MT., dengan tema ‘Peningkatan Ekonomi Kelompok Industri Rumah Tangga (IRT) Peralatan Dapur Desa Kebakalan dengan Menerapkan Konsep Productivity SMART Goal’. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku IRT agar lebih produktif, terarah, dan berdaya saing.

Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Juli hingga September 2025 diawali dengan sosialisasi dan pelatihan problem solving technique serta metode SMART Goal. Pelatihan ini disampaikan oleh dosen prodi Manajemen, Nafia Ilhama Qurratu’aini, S.E., M.M., guna membantu UMKM menyelesaikan masalah secara efektif dan merancang tujuan usaha yang jelas serta terukur. Para pelaku IRT diajak menyusun target usaha agar aktivitas produksi berjalan efektif dan terorganisir.

Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan website Putradelta.com sebagai sarana promosi digital, memperluas jangkauan pasar, media branding, serta meningkatkan penjualan produk. Pelaku IRT juga dibekali buku tutorial pengoperasian website dan pelatihan membuat postingan berita, menentukan kategori, mengunggah foto produk, serta menghubungkan website dengan WhatsApp. Pelatihan ini dipandu oleh dosen Informatika UNUSIDA, Ahmad Khoir Al-Haq, S.Kom., M.Kom. Website ini diharapkan menjadi strategi pemasaran modern yang efektif agar produk lokal dapat dikenal lebih luas.

Ketua tim, Taqwanur, menegaskan, ia dan tim berkomitmen untuk membantu branding UMKM lokal untuk naik kelas. Program ini nantinya tidak hanya memberi manfaat bagi mitra, tetapi juga memperkuat peran UNUSIDA dalam mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai nilai-nilai keilmuan dan kearifan lokal.

“Program ini bukan sekadar pelatihan singkat, tetapi upaya menumbuhkan kesadaran pelaku IRT agar mampu menetapkan target jelas, menjaga keselamatan kerja, dan beradaptasi dengan teknologi. Dengan begitu, usaha mereka dapat lebih produktif dan berdaya saing,”

Selain itu, dilakukan pelatihan pemasaran online dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan penjualan produk. Tim juga memberikan sosialisasi keselamatan kerja dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), mengingat aktivitas produksi peralatan dapur melibatkan peralatan tajam dan mesin yang berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan.

Pelatihan ini dilaksanakan oleh tim mahasiswa: Muhammad Arya Irsya Dani (Manajemen), Aisyah Widayani (Teknik Industri), dan Achmad Khulaifi Azzain (Informatika), agar para pelaku IRT semakin peduli dan memahami pentingnya keselamatan kerja. Hibah PKM ini juga memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dari kampus dalam menyelesaikan masalah nyata di masyarakat.

Sebagai bentuk kontribusi nyata, UNUSIDA memberikan dukungan alat dan mesin produksi, seperti material handling equipment lifting custom, dies, serta set tool box. Kehadiran alat ini diharapkan mempercepat proses produksi, meningkatkan kapasitas, dan menambah produktivitas usaha. Selain itu, pengadaan APD berupa sepatu safety, sarung tangan besi, dan masker juga diberikan untuk meningkatkan kesadaran pelaku IRT akan pentingnya bekerja dengan aman.

Untuk mengukur dampak pelatihan, tim melaksanakan pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman pelaku IRT tentang perencanaan usaha menggunakan metode SMART Goal, kesadaran keselamatan kerja, serta kesiapan memanfaatkan teknologi produksi dan strategi digital marketing. Hal ini membuktikan bahwa program ini berhasil memberikan dampak nyata, baik dalam aspek pengetahuan maupun keterampilan pengelolaan usaha yang lebih produktif dan kompetitif.

Apresiasi datang dari mitra program, salah satunya Bapak Lukman, pemilik IRT peralatan dapur di Desa Kebakalan. Ia menyampaikan, program yang diinisiasi oleh dosen dan mahasiswa UNUSIDA ini sangat dibutuhkan oleh pegiat UMKM. Ia berharap, program serupa juga dapat dirasakan oleh UMKM lainnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Pelatihan ini membuka wawasan kami tentang cara menyusun target usaha. Bantuan alat produksi dan website sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi, memperluas pasar, dan mengembangkan usaha. Terima kasih kepada tim UNUSIDA dan Kemdiktisaintek atas dukungan ini,” pungkasnya. (MY)

LPPM UNUSIDA Coaching Clinic Penyusunan Roadmap Riset Program Studi dan Fakultas (Foto: Humas UNUSIDA)

LPPM UNUSIDA Gelar Coaching Clinic Penyusunan Roadmap Riset Program Studi dan Fakultas

SIDOARJO Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menggelar kegiatan Coaching Clinic Penyusunan Roadmap Riset Program Studi dan Fakultas. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dari berbagai program studi dan fakultas di lingkungan UNUSIDA. Kegiatan ini dilaksanakan di Hall Lantai 5 Kampus 2 UNUSIDA, Lingkar Timur, Sidoarjo, Kamis (12/9/2025).

Dalam kegiatan tersebut, setiap dosen diberikan kesempatan untuk menyusun roadmap penelitian yang lebih efisien dan efektif. Penyusunan ini sekaligus menjadi langkah strategis dalam merumuskan pedoman riset di tingkat program studi maupun fakultas, sehingga arah penelitian menjadi lebih terukur, fokus, dan relevan dengan kebutuhan bangsa.

Wakil Rektor 1 UNUSIDA, Dr. Hadi Ismanto, S.H.I., M.Pd.I, menegaskan bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian merupakan prioritas universitas. Sebab, menjadi penunjang akreditasi di setiap lingkup Program Studi dan Fakultas masing-masing.

“Melalui kegiatan ini, UNUSIDA berkomitmen untuk terus melahirkan penelitian yang bermutu tinggi, yang tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan daya saing bangsa,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa setiap program studi dan fakultas di UNUSIDA memiliki roadmap penelitian yang berbeda sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Menurutnya, penyusunan roadmap penelitian tidak hanya sekadar memetakan arah riset, tetapi juga harus memperhatikan luaran penelitian yang relevan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal daerah. Dengan demikian, hasil riset yang dihasilkan mampu memberikan kontribusi nyata, baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi peningkatan daya saing bangsa.

Ia juga menekankan pentingnya kerapian dalam pengarsipan data penelitian. “Setiap hasil penelitian harus terdokumentasi dengan baik. Arsip penelitian yang rapi akan memudahkan proses evaluasi, pemetaan capaian, dan pengembangan riset di masa mendatang,” pesannya.

Dengan adanya coaching clinic ini, Ketua LPPM UNUSIDA, Elsa Rosyidah, S.TP., M.I.L berharap seluruh dosen dapat memperkuat tradisi riset yang inovatif, berdaya guna, serta mendukung visi universitas sebagai kampus unggul dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Saya terharu dengan antusiasme bapak-ibu dosen yang menunjukkan progress dalam menyusun sebuah roadmap penelitian seperti ini. Saya harap, setiap program studi dan fakultas memiliki panduan yang sistematis sebagai acuan agar lebih terarah dalam merancang penelitian,” ungkapnya. (MY)

Flyer Dosen UNUSIDA Raih Pendanaan Program Pengabdian Masyarakat BiMA 2025 (Foto: Humas UNUSIDA)

Dosen UNUSIDA Raih Pendanaan Program Pengabdian Masyarakat BiMA 2025: Dorong Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis AI di Pesantren

Sidoarjo – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh sivitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA). Kali ini, dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNUSIDA, Ryan Purnomo, S.Pd., M.Pd. selaku ketua tim bersama Mohammad Setyo Wardono, S.Pd., M.Pd. sebagai anggota, berhasil meraih Pendanaan Program Pengabdian Masyarakat Batch II Tahun Anggaran 2025 dari Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek (BiMA), Kemdikbudristek RI.

Dalam program ini, keduanya mengusung judul pengabdian bertema inovasi pendidikan berteknologi, dengan judul ‘Pemanfaatan Aplikasi ELSA Interaktif untuk Pembelajaran Speaking secara Aktif di Pondok Pesantren Baitul Qur’an Krembung – Sidoarjo’.

Menurut Ryan Purnomo, program ini merupakan bentuk respon terhadap tantangan digitalisasi pembelajaran di lingkungan pesantren, khususnya dalam penguasaan Bahasa Inggris secara lisan (speaking skill).

“Masih banyak pesantren yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), padahal teknologi ini bisa menjadi solusi efektif untuk pengajaran yang lebih interaktif dan kontekstual,” ujarnya.

Melalui aplikasi English Language Speech Assistant (ELSA) yang berbasis AI, santri Pondok Pesantren Baitul Qur’an diberikan akses untuk belajar speaking secara mandiri, terarah, dan menyenangkan. Ryan menjelaskan bahwa aplikasi ini memungkinkan santri untuk melatih pengucapan Bahasa Inggris secara akurat dengan fitur repetisi (repetition), feedback otomatis, dan permainan edukatif.

“Dengan pendekatan ini, santri bisa berlatih berbicara, menerima koreksi langsung, dan belajar lewat game yang menarik, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih hidup,” tambahnya.

Strategi Pelaksanaan Program: Dari Sosialisasi Hingga Integrasi

Secara teknis, pengabdian ini diawali dengan pengenalan aplikasi kepada para santri dan guru, dilanjutkan dengan pelatihan integratif antara teori dan praktik berbicara menggunakan ELSA. Prosesnya mencakup tiga tahap utama, mulai dari pengenalan dan demonstrasi aplikasi, latihan praktik speaking dengan pendampingan, serta evaluasi dan penguatan pemahaman melalui kuis dan game berbasis aplikasi.

Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah keterbatasan perangkat digital di lingkungan pondok. Akan tetapi ia tidak kehabisan ide, yaitu dengan membuat server terpusat yang dapat dimanfaatkan oleh semua santri dan guru.

“Fasilitas di pesantren memang belum maksimal. Tapi kami menyiasatinya dengan memanfaatkan satu server terpusat yang dapat digunakan secara bergantian oleh beberapa santri,” jelas Ryan.

Kendati demikian, respon pihak pondok sangat positif dan antusias. Pengurus dan guru sangat mendukung kegiatan ini karena dirasa membawa angin segar dalam metode pengajaran. Bahkan, menurut Ryan, hal ini bisa menjadi pemicu perubahan paradigma dari pesantren tradisional menuju pesantren modern berbasis IT.

“Kami berharap pengabdian ini dapat menjadi langkah awal menjadikan Pesantren Baitul Qur’an sebagai salah satu pilot project pesantren berbasis teknologi dan AI di Sidoarjo,” tuturnya.

Dukungan, Kolaborasi, dan Harapan ke Depan

Kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak kepada santri, tetapi juga memotivasi para pengajar dalam mengembangkan model pengajaran bahasa yang lebih kontekstual dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Melalui kolaborasi kampus dan pesantren, kami ingin menunjukkan bahwa inovasi digital juga bisa menyentuh dunia pesantren, tidak hanya terbatas di ruang-ruang kelas formal,” jelas Ryan.

Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Ryan dan tim berharap kerja sama ini dapat terus dikembangkan baik melalui program pengabdian lanjutan, pelatihan guru, maupun pengembangan kurikulum pesantren berbasis teknologi.

“UNUSIDA dan Pesantren Baitul Qur’an bisa saling menguatkan, baik dalam program akademis maupun non-akademis. Harapannya, sinergi ini bisa menjadi inspirasi bagi kampus dan pesantren lain di seluruh Indonesia untuk berinovasi dalam pengajaran berbasis AI,” pungkasnya. (MY)