UNUSIDA Cetak Alumni Inspiratif, Imam Santoso Wahyu Nugroho Kini Sukses Jadi Pengawas Lapangan BPVP Banyuwangi
Sidoarjo – Setiap alumni memiliki kisah inspiratif yang bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Begitu pula dengan perjalanan Imam Santoso Wahyu Nugroho, S.Kom., alumni Program Studi Teknik Informatika Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) yang lulus pada tahun 2021 dan kini berkarier sebagai Pengawas Lapangan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi. Perjalanan Imam adalah gambaran nyata bagaimana kerja keras, ketekunan, serta pengalaman berorganisasi dan akademik selama kuliah dapat menjadi bekal penting untuk meniti karier di dunia profesional.
Sejak awal kuliah, Imam sudah memiliki ketertarikan besar pada dunia teknologi informasi. Ia menuturkan bahwa pilihannya masuk Prodi Teknik Informatika UNUSIDA didorong oleh keyakinan bahwa teknologi adalah bidang yang selalu berkembang dan akan terus dibutuhkan. Ketertarikan itu mendorongnya untuk terus belajar, mendalami materi perkuliahan, sekaligus mencari pengalaman di luar kelas. Kini, setelah beberapa tahun lulus, Imam dipercaya untuk bekerja sebagai pengawas lapangan di BPVP Banyuwangi, sebuah lembaga pelatihan di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia yang fokus pada peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja. Dalam posisinya, Imam bertanggung jawab memastikan kelancaran berbagai program pelatihan, mengawasi teknis pelaksanaan di lapangan, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak agar kegiatan berjalan sesuai standar. “Bekerja di BPVP Banyuwangi memberikan saya banyak pengalaman baru. Tugas saya bukan hanya sekadar mengawasi, tetapi juga belajar memahami karakter orang, bagaimana mengelola tim, serta memastikan target pelatihan tercapai. Itu semua membutuhkan kesabaran dan kedisiplinan,” ujarnya.
Dibalik pencapaian tersebut, Imam tidak lupa mengenang masa-masa kuliahnya di UNUSIDA. Ia mengaku salah satu pengalaman paling berkesan adalah saat harus rela mengerjakan tugas hingga larut malam, bahkan sampai dini hari. “Kalau ditanya yang paling berkesan, tentu saya ingat betul momen-momen begadang demi tugas. Kadang saya dan teman-teman harus menyelesaikan project pemrograman atau laporan praktikum sampai tengah malam. Walaupun lelah, justru dari situlah saya belajar arti tanggung jawab dan kerja sama,” kenangnya sambil tersenyum. Pengalaman itu ternyata menjadi bekal berharga dalam dunia kerja. Tekanan deadline, tuntutan ketelitian, dan kemampuan mengatur waktu yang dilatih selama masa kuliah benar-benar terpakai ketika ia menghadapi tantangan di pekerjaannya sekarang. “Rupanya begadang mengerjakan tugas waktu kuliah itu semacam simulasi kecil untuk kehidupan kerja sekarang,” tambahnya.
Menurut Imam, UNUSIDA tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang mendukung alumninya di dunia kerja. Ia merasakan betul bagaimana para dosen di Prodi Teknik Informatika selalu memberikan dorongan untuk berpikir kritis, disiplin, serta terbuka terhadap perkembangan teknologi. Selain itu, kegiatan organisasi dan forum diskusi di kampus juga membentuk kepribadiannya. Dari situ, ia belajar bagaimana bekerja dalam tim, bagaimana menyampaikan ide dengan baik, dan bagaimana menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Semua itu sangat relevan dengan pekerjaan yang ia jalani sekarang, di mana komunikasi dan kolaborasi menjadi hal utama. Imam juga menilai bahwa dukungan dosen yang selalu terbuka untuk diskusi adalah salah satu kekuatan UNUSIDA. Para pengajar tidak hanya membimbing mahasiswa dalam perkuliahan, tetapi juga mendorong mereka untuk berani mencoba hal-hal baru dan mengembangkan potensi diri.
Sebagai alumni, Imam tidak lupa memberikan pesan motivasi kepada adik-adiknya di UNUSIDA. Ia menekankan bahwa masa kuliah adalah waktu yang sangat berharga untuk membangun bekal masa depan. Menurutnya, mahasiswa sebaiknya tidak hanya kuliah untuk mengejar nilai, melainkan juga memanfaatkan kesempatan untuk belajar soft skill seperti manajemen waktu, kerja sama tim, dan komunikasi. “Percayalah, semua itu akan sangat berguna ketika kalian sudah terjun ke dunia kerja,” ujarnya penuh semangat. Imam juga berpesan agar mahasiswa tidak takut menghadapi kesulitan. Tugas yang menumpuk, jadwal padat, dan tantangan akademik bukanlah hambatan, melainkan latihan untuk membentuk mental yang kuat. “Kalau kita sudah terbiasa menghadapi tekanan di masa kuliah, kita akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” tegasnya.
Kehadiran Imam di dunia kerja, khususnya di instansi pemerintah seperti BPVP Banyuwangi, menjadi bukti nyata bahwa UNUSIDA telah berhasil mencetak lulusan yang kompeten dan mampu bersaing. Peran alumni seperti Imam juga menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya bahwa dengan usaha, disiplin, dan ketekunan, peluang untuk sukses selalu terbuka lebar. Bagi UNUSIDA, kisah Imam bukan hanya sekadar cerita pribadi, tetapi juga cerminan keberhasilan program pendidikan yang diterapkan. Dengan mengombinasikan teori, praktik, serta pembinaan karakter, kampus berhasil menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di berbagai bidang pekerjaan.
Kisah perjalanan Imam Santoso Wahyu Nugroho, S.Kom., dari seorang mahasiswa yang rela begadang demi tugas hingga menjadi Pengawas Lapangan BPVP Banyuwangi, adalah inspirasi bagi seluruh mahasiswa UNUSIDA. Semangat, dedikasi, dan kerja kerasnya menunjukkan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia. Apa yang ia alami selama kuliah di UNUSIDA menjadi fondasi kokoh dalam membangun karier profesionalnya. Dan kini, ia berdiri sebagai contoh nyata bahwa dengan tekad dan konsistensi, setiap mahasiswa bisa menggapai cita-cita.







