6 Mahasiswa UNUSIDA Resmi Lolos Magang Mandiri Wijaba 2025, Siap Menapaki Dunia Kerja Profesional
SIDOARJO – Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA). Sebanyak enam mahasiswa dari Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) resmi dinyatakan lolos seleksi Magang Mandiri Wijaba 2025. Sebuah program bergengsi yang mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dunia kerja melalui pelatihan dan pengalaman langsung di lapangan.
Magang Mandiri Wijaba dikenal memiliki proses seleksi ketat, khususnya untuk divisi Edukasi Lingkungan (EL) yang dilalui para peserta UNUSIDA. Tahapan seleksi terdiri dari administrasi, tes teknologi dan basic knowledge + FGD, wawancara, dan micro teaching.
Keenam mahasiswa UNUSIDA yang lolos Magang Mandiri Wijaba 2025, diantaranya 3 mahasiswi dari Program Studi (Prodi) Akuntansi 2023, yaitu Ulul Azmi Badriyah, Lilis Rachmawati, dan Nifhfu Lailaturohma. Sedangankan, 3 mahasiswa lainnya dari Prodi Informatika 2023, yaitu Ahmad Zubaidi, Muhammad Fahrul Alfanani, dan Muhammad Tegar Kurniawan.
Salah satu peserta yang lolos, Lilis Rachmawati menceritakan pengalamannya mengikuti seleksi. Ia mengaku pertama kali mengetahui program ini dari sosialisasi fakultas. Setelah lolos tahap administrasi, ia mulai mempelajari lebih lanjut tentang Wijaba dan mempersiapkan diri menghadapi tahapan berikutnya.
“Untuk FGD, saya mencari beberapa referensi topik yang mungkin keluar. Saat wawancara, saya jawab dengan jujur dan apa adanya. Saya juga mempersiapkan mental agar bisa tampil percaya diri,” ungkap mahasiswi Akuntansi angkatan 2023 tersebut, Jum’at (8/8/2025).
Lilis mengungkapkan bahwa tahap micro teaching menjadi tantangan tersendiri baginya. Sebab, ia berasal dari jurusan Akuntansi yang tidak memiliki mata kuliah pedagogik. Oleh karena itu, Lilis meminta bantuan temannya dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) untuk belajar teknik mengajar.
“Persiapannya singkat sekali, apalagi saat diumumkan saya langsung diminta membuat video micro teaching. Untungnya, saya bisa belajar cepat dari teman saya sehingga tetap bisa memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Menurutnya, faktor yang membuatnya lolos adalah sikap terbuka terhadap hal-hal baru dan kemauan untuk belajar. “Saya suka mencoba pengalaman baru dan membangun koneksi. Saya juga pernah punya pengalaman mengajar, mungkin itu menjadi nilai plus,” katanya.
Lilis berharap, melalui program magang ini, ia dapat mengembangkan kemampuan public speaking dan soft skill lainnya. Ia bertekad untuk menunjukkan bahwa mahasiswa UNUSIDA tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga siap berkompetisi di tingkat nasional dan mengasah keterampilan profesional.
“Karena di divisi Edukasi Lingkungan, kita akan mengajar sekaligus mendapatkan pelatihan sebulan sekali. Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bekal di dunia kerja,” jelasnya.
Mahasiswa UNUSIDA tersebut menyebutkan bahwa persiapan menjadi kunci keberhasilan. Pada tahap awal, ia fokus menyusun CV yang rapi, tertata, dan menarik. Saat sesi basic knowledge, FGD, dan wawancara, ia berusaha tenang, pasrah, dan meyakinkan diri untuk menjawab pertanyaan semaksimal mungkin.
“Untuk micro teaching, saya belajar public speaking di malam hari sebelum tes, menyesuaikan penjelasan dengan tema yang sudah ditentukan,” ungkapnya.
Senada, mahasiswi Akuntansi lainnya, Ulul Azmi Badriyah mengungkapkan, persaingan sangat ketat karena semua peserta memiliki kualitas yang baik. Namun, salah satu faktor penentu kelolosannya adalah keaktifan menjawab pertanyaan pada sesi FGD dan wawancara, sementara sebagian peserta lain terlihat ragu atau bingung.
Menariknya, meskipun berasal dari bidang akuntansi dan teknologi, ia melihat relevansi besar magang ini terhadap pengembangan diri. Ulul berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan soft skill seperti public speaking, keberanian, dan mental yang kuat selama mengikuti magang nantinya. Hal tersebut dapat membuka peluang di berbagai bidang di luar jurusan asal.
“Di dunia akuntansi atau bidang apa pun, kita tidak hanya butuh kemampuan teknis, tetapi juga public speaking dan mental yang kuat untuk menjelaskan hasil pekerjaan kepada orang lain,” terangnya.
Ia menambahkan, keterampilan berbicara di depan umum sangat penting, terutama saat harus mempresentasikan data atau materi. “Banyak orang pintar menghitung, tapi kesulitan menjelaskan isinya. Magang ini melatih saya untuk menjelaskan sesuatu dengan jelas, menambah pengalaman, dan memperkuat mental,” tambahnya.
Terkait jadwal, ia mengaku siap menyesuaikan antara magang dan kuliah. Ia berharap akan ada konversi mata kuliah, yang membuatkan prosesnya selama magang akan lebih ringan. Namun jika tidak, ia siap kuliah malam setelah magang.
“Jam 8 sampai 12 atau 1 siang magang, lalu jam 5 atau 6 sore kuliah. Semua demi pengalaman terbaik,” pungkasnya. (MY)








