Mahasiswi Unusida, Elza Fiilmilla Sutejo (baju pink) saat PLP dan KKN Internasional di Todeng, Sung-Ai Padi, Narathiwat, Thailand. (Foto: Humas Unusida)

Elza Fiilmilla Sutejo, Mahasiswa PBI Unusida Kenalkan Budaya 5S Saat PLP di Thailand

Elza Fiilmilla Sutejo, seorang mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2021, mengenalkan budaya Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun (5S) Internasional di Ban Ai Batu School, Todeng, Sung-Ai Padi, Narathiwat, Thailand.

Elza menjelaskan, masyarakat di Kecamatan Todeng belum mengenal atau menerapkan sepenuhnya budaya 5S, baik di sekolah maupun di instansi tertentu. Oleh karena itu, ia memiliki inisiatif untuk mengenalkan budaya 5S di sekolah tempatnya menjalankan program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Negeri Gajah Putih tersebut.

“Alhamdulillah adaptasi pertama kali lancar dengan lingkungan sekolah, kemudian langsung diajak rapat pertama kali dan diberikan kesempatan menyampaikan gagasan. Saya pun mengenalkan budaya 5S yang sudah diterapkan di sekolah maupun instansi di Indonesia untuk juga dapat diterapkan di sekolah ini, dan mendapat sambutan sangat baik dari guru-guru di sana,” jelasnya, Kamis (14/03/2024).

Secara bahasa dan budaya, Elza mengaku tidak kesulitan dalam beradaptasi, sebab bahasa yang digunakan sehari-hari merupakan Bahasa Melayu Pattani yang mempunyai kemiripan dengan Bahasa Indonesia karena masih satu rumpun dengan Indonesia serta masyarakat sekitar yang juga mayoritas beragama Islam. Oleh karena itu, ia tidak mengalami kesulitan saat berkomunikasi atau menyampaikan pendapatnya.

Elza mencontohkan kebiasaannya dalam menerapkan budaya 5S, seperti senyum ketika berpapasan, permisi dan menunduk ketika bertemu dengan yang lebih tua, menyapa ketika di jalan, menyambut siswa-siswi ketika datang, hingga sopan santun ketika mengajar di kelas.

Menurutnya budaya 5S di sekolah dapat menguatkan karakter dan menjadikan semua warga sekolah untuk memiliki kepribadian yang baik. Selain itu, juga mengajarkan siswa untuk bersikap saling menghormati satu sama lain.

Melihat budaya 5S yang dijelaskan oleh Elza tersebut, kepala sekolah sangat menyambut baik dan menerapkannya di lingkungan sekolah dengan membuat poster besar di depan sekolah dan menyampaikan ke siswa-siswi saat apel pagi maupun di dalam kelas.

“Menurut kepala sekolah, itu budaya yang bagus dan sesuai dengan slogan sekolah yaitu bersapa dengan salam budayakan hidup secara islami,” ungkapnya.

Elza menceritakan kondisi lingkungan sekolah yang hampir sama dengan Indonesia. Seperti Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, yang mana pembelajaran di dalamnya berisi pendidikan motorik yang dikemas dengan model belajar sambil bermain

Oleh karena itu, Elza sebagai pengajar Bahasa Inggris sangat mengutamakan kebutuhan siswa tanpa mengesampingkan Bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari, dan Bahasa Thai sebagai bahasa nasional bagi masyarakat di Thailand.

Elza mengaku sangat senang dengan siswa-siswi di Thailand yang sangat semangat dan disiplin dalam belajar. Sebagai seorang guru asing, ia mendapatkan sambutan hangat hingga merasa sangat dekat dengan siswa-siswi. Kedekatan tersebut yang menjadi semangat dan memudahkannya dalam proses belajar mengajar.

“Siswa-siswi di Thailand sangat suka dengan orang Indo, karena melihat di Sosial Media atau TV. Tak jarang ia mengenalkan budaya Indonesia, seperti mengenalkan Bahasa Jawa lewat lagu yang sudah dikenal melalui Media Sosial,” katanya.

Diketahui, Elza mengikuti program PLP dan KKN Internasional selama 1 bulan, dari 10 Januari sampai 5 Februari 2024. Ia satu kelompok dengan 2 mahasiswi dari STIS Nurul Qarnain Jember yang di tempatkan di sekolah tersebut.

(my)